[🎄] Lonely Christmas

731 112 20
                                    

Story by:

spearrlix & dreammatcha
















! TW !

MENTIONS OF S**CIDE (implied).
EXTREME OOC.
Leave if you think this could trigger you.

NOTICE:
I (spearrlix) don't rly know how these medications work, had to search up on google. So im sorry if this doesn't rly make sense. Thx.






















Bila ditanya soal belahan jiwa, Seungmin pasti tidak sanggup memikirkan jawabannya.Bukan apa-apa, dia hanya tidak yakin hal seperti itu nyata.Jutaan kali dia diejek oleh teman-temannya karena tidak punya pacar, tetapi Seungmin akan langsung melupakannya. Apa esensi punya kekasih? Kebahagiaan bisa dicari tanpa harus melibatkan perasaan bodoh yang dinamakan cinta. Jika kalian bahagia dengan diri sendiri, maka itu sudah cukup. Prinsip itu yang di pegang teguh oleh Seungmin selama bertahun-tahun lamanya.

Lelaki bersurai gelap itu segera memasukkanbuku-bukunya. Sudah larut dan perpustakaan akan ditutup sepuluh menit lagi. Segera ia keluar, bersamaan dengan pancaran sinar bulan yang makin terang. Pukul sepuluh, artinya Seungmin menyibukkan diri selama kurang lebih lima jam. Pantas saja perutnya keroncongan, dia melewatkan makan malam. Melihat ada minimarket, Seungmin langsung putuskan untuk pergi kesana. Makanan ringan adalah satu-satunya pilihan saat ini.

Beberapa karyawan menyapa saat dia masuk, hanya dibalas senyum kecil. Seungmin langsung menuju ke rak berisi mie instan, mengambil satu yang jadi favoritnya dan sebotol susu pisang untuk minumnya. Setelah pembayaran dan proses memasak selesai, Seungmin putuskan untuk duduk dan menikmati malam di sana. Satu cup mie instan hangat di malam yang dingin sudah cukup membuatnya merasa bahagia.

Beberapa saat setelah dia duduk, seorang lelaki menghampirinya. Dipandang sekilas, lelaki itu tampak sangat memukau. Kilau sang Dewi Malam membuat rambut pirangnya seolah berkilau. Napas Seungmin tersengal, orang asing ini benar-benar indah.

"Hey, bolehkah aku duduk di sini?" katanya, menunjuk kursi kosong di seberang Seungmin. Terpukul kembali dari angannya, Seungmin mengangguk.

"Kenapa tidak?"

Mereka bertukar senyum, walau milik Seungmin hanya sebuah lengkung tipis yang samar.Tidak ada yang bicara selama beberapa menit, Seungmin tidak keberatan hening melanda, tetapi sepertinya tidak dengan tuan oh-sangat-tampan ini (nama aneh yang tiba-tiba saja muncul di pikiran Seungmin ketika melihat lelaki ini, jangan berkomentar, dia memang suka begitu).

"Kalau boleh tahu, siapa namamu?"

Seungmin menaikkan satu alisnya. Apa-apaan? Tidak baik memberitahu identitasmu pada orang asing, begitulah yang selalu diajarkan oleh orang tuanya. Walaupun tuan oh-sangat-tampan ini terlihat tidak mencurigakan, tak menjamin dirinya adalah orang yang baik, kan?

"Apa urusanmu?" balasnya ketus.

"Chill, buddy. Aku hanya ingin berkenalan, siapa tahu kita bias berteman."

Seungmin merotasikan bola matanya mendengar itu. Banyak lelaki dan perempuan mengatakan itu, ujung-ujungnya mereka tertarik pada Seungmin, menyatakan cinta dengan cara yang disgustingly romantic dan pada akhirnya merusak semuanya. Astaga, sudah berapa kali? Seungmin kehilangan hitungan pada angka dua puluh dua.

"Terserah saja."

"Oh, ayolah." Dia berkata. "Aku bingung harus memanggilmu apa."

Tak ada balasan tapi itu tidak membuatnya menyerah. "Bagaimana kalau...Puppy?"

[6] December to Remember✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang