Sakit. Part 7

411 78 11
                                    

"Jajan Di Pinggir Jalan Eryna  Banjir Pujian Dari Netizen."

"Berani Melawan Preman Seorang Diri Video Eryna menuai banyak komentar. "

"Dianggap Pahlawan Para PKL Berterima Kasih Berkat Sang Model Cantik Itu Para Preman Telah Diamankan Polisi."

Di sebuah kamar dengan nuansa yang mewah. Terdapat dua sejoli yang masih saja berperang dingin meski sudah dua hari sejak tragedi tempo lalu. Saking dinginnya meskipun ac diruangan tersebut sedang dimatikan, suasananya akan tetap terasa sangat dingin dan mencekam.

Eryna nampak diam dengan pandangan lurus menatap layar kaca yang sedang menampilkan berita terkait dirinya. Sejak kemarin, lebih tepatnya setelah beberapa orang menyebarkan fotonya yang sedang membeli gulali di pinggir jalan, namanya semakin melejit hingga menembus awan. Terlebih setelah videonya adu mulut dengan para preman. Nama Eryna telah menjadi perbincangan banyak orang. Mengingat hal itu Eryna semakin menekuk wajahnya.

Sial. Ucapnya membatin.

Jika saja saat itu tidak ada para preman itu, ia pasti tidak akan ketahuan oleh Dassyl. Ia merutuki dirinya yang kurang waspada terhadap sekitar. Karena kejadian kemarin, Dassyl jadi memarahinya dan memperketat keamanan disekitarnya. Aish, padahal masih banyak makanan yang ingin ia coba diluar sana.

"Jangan menyentuhku!" Teriak Eryna dengan nada marah saat Dassyl hendak menyentuh keningnya untuk memeriksa apakah Eryna demam atau tidak.

Dassyl menghela napas lelah. Kenapa jadi terbalik seperti ini? Bukan kah seharunya yang marah saat ini adalah dirinya karena Eryna berani pergi keluar tanpa ijinnya dan membuat keributan yang menarik atensi publik. Sampai-sampai nama Eryna menjadi trending topik di mana-mana.

"Bukankah ini tidak adil? Seharunya saat ini aku yang marah padamu. Tapi kenapa jadi kau yang marah padaku? Apa salahku, hm?" Cerca Dassyl panjang lebar supaya Eryna mau berhenti merajuk dan memakan makanannya.

Eryna mengalihkan pandangannya ke arah lain. Malas sekali rasanya harus berhadapan dengan Dassyl. Sudah salah tidak peka pula. Bisa-bisanya Dassyl tidak mengetahui apa kesalahan yang dibuatnya. Padahal kemarin dengan jelas dan lantang Dassyl memarahinya di depan umum saat menjemputnya.

Dassyl meraih tangan Eryna lalu mengecup dan mengusap-usapnya lembut. Supaya Eryna mau memaafkannya dari apapun kesalahan yang entah sadar atau tidak disadarinya. Matanya yang tajam menatap manik wanita di depannya yang berkaca-kaca. Membuat Dassyl semakin yakin jika ia memiliki kesalahan pada Eryna.

"Katakan, katakan jika aku memang memiliki kesalahan." Pinta Dassyl lembut.

"Kau memarahiku." Cicit Eryna dengan suara lirih seperti hembusan angin.

"Lebih kencang, Eryna. Aku tidak bisa mendengar ucapanmu"

Eryna mengulum bibirnya ragu, namun tetap menuruti perintah Dassyl untuk mengulang kata-katanya.

"Kau memarahiku," ucapnya dengan menaikan sedikit nada suaranya.

Dassyl mengerenyit berpura-pura tidak mendengarnya dengan tujuan agar Eryna membuka mulutnya dengan lebar. Sehingga ia bisa dengan mudah memasukan sesendok nasi beserta lauk yang sedari tadi digenggamnya kuat.

"Apa?"

"KAU MEMARAHIKUhhumempph--"

Dan hap. Dengan tepat sasaran Dassyl menyuapkan sendok itu ke dalam mulut. Awalnya Eryna hendak memuntahkan makanan dari mulutnya. Namun,Dassyl sudah mengancamnya akan melakukan sesuatu pada ikan kesayangan Eryna. Jadi mau tak mau Eryna harus mengunyah lalu menelan makanan itu.

 Vendetta || SUDAH TAMAT (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang