Acara Penghargaan. Part 1

1.1K 136 18
                                    

28 November 2020, Indonesia.

Seorang wanita berambut pirang sedikit bergelombang tengah duduk di depan meja riasnya dengan elegan. Secara perlahan ia menyapukan maskara ke bulu mata lentiknya. Bibirnya yang sudah merah ranum ia lapisi dengan lipstick berwarna senada dengan gaun mewahnya. Seringaian puas terbit saat melihat wajah cantiknya yang rupawan bak putri-putri kerajaan di negeri dongeng.

Wajahnya memang sempurna tapi tidak sesempurna kehidupannya. Di balik sisi sempurnanya yang banyak dilihat banyak orang. Ia memiliki jutaan masalalu yang tak diketahui siapapun kecuali keeluarganya. Masalalu yang mampu membuatnya trauma hingga hampir bunuh diri saking buruknya.

Nama wanita itu adalah Eryna, si model rupawan yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Setiap hal yang menyangkut namanya pasti akan menjadi trending topik berbagai kalangan. Mulai dari fashion hingga barang-barang yang tak sengaja tertangkap kamera tengah ia pakai selalu ludes dalam hitungan jam. Saking banyaknya orang yang menjadikannya role model di kehidupan mereka.

Tok tok tok.

"Masuklah!" Sahut wanita bernama lengkap Eryna Rahael Cassandra kembali memoles bibirnya dengan lipstick agar terlihat lebih sexy.

Seorang pelayan wanita, bernama Ani masuk ke dalam ruangan itu, beberapa detik setelah Eryna mengijinkannya masuk ke dalam ruangan.

Pelayan kepercayaan Eryna itu tersenyum lalu menunduk hormat."Nona! Tuan Dassyl sudah menunggu, di bawah," ucap pelayan tadi.

Eryna mengangguk sambil tersenyum mengerti. "Aku akan turun sebentar lagi," jawab Eryna dengan mengibaskan tangannya mengode agar Ani keluar.

Sepeninggalan Ani,Eryna menghirup oksigen dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan-lahan. Setelah dirasanya ia sudah cukup rileks dan cukup cantik tentunya. Eryna kemudian baru beranjak pergi menuju ruang tamu, tempat Dassyl menunggunya.

Tap tap tap.

Kaki jenjang Eryna yang menggenakan sepatu hak tinggi berjalan santai menuju ke arah Dassyl. Rambut pirangnya yang panjang ia biarkan tergerai, memberi kesan seakan terbang terbawa angin sepoi-sepoi setiap kali ia melangkah. Lehernya yang putih kini bertenger kalung berlian murni. Gaun merah maroon yang menyapu lantai menambah kesan glamour, dari model papan atas yang sedang naik daun itu.

Sepanjang jalan,para maid dan penjaga mansion megah nan mewah itu menunduk untuk sekedar memberi hormat dan sapaan hangat kepada Eryna. Meskipun yang mereka sapa hanya menampilkan mimik datar seakan tak peduli, para maid dan penjaga di sana tetap menyapanya.

Mereka menyapa bukan sekedar semata-mata untuk menjaga image baik di depan Eryna, selaku atasan mereka. Tetapi,mereka melakukan itu,karena mereka tahu jika Eryna sebenarnya berhati lembut. Namun entah,karena apa, Eryna selalu berpura-pura tak peduli meskipun sebenarnya jauh di lubuk hatinya ia memiliki sisi pedulinya terhadap sesama manusia.

"Ku harap kau tidak terlalu lama menungguku, Mr. Dassyl.

Dassyl yang merasa terpanggil meletakkan kopi yang tengah ia minum,lalu menoleh ke sumber suara. Dassyl tersenyum melihat penampilan Eryna yang terlihat begitu cantik, dan--err sexy dengan balutan make up tipis dan gaun merah maroon yang membuat setiap laki-laki pasti akan bertekuk lutut di hadapan Eryna. Karena kagum dengan kecantikan wanita berumur dua puluh delapan tahun itu.

"Kau sudah siap? Apa ada yang tertinggal? Kau sudah makan? Apa kau ingin ke kamar kecil terlebih dahulu?" Alih-alih menjawab pertanyaan basa-basi Eryna, Dassyl justru menimpali Eryna dengan pertanyaan beruntun.

 Vendetta || SUDAH TAMAT (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang