Kamu Cantik Sayang Pansos. Part 3

801 120 24
                                    

"Erlinda." Panggil Gerald begitu lirih.


Tak lama setelah Gerald memanggil, Eryna menoleh dan menunjuk ke arah belakang Gerald jangan lupakan senyumannya yang begitu menawan. Membuat Gerald sedikit salah paham berpikir bahwa Eryna akan menghampirinya.

"Oh, astaga aku sangat bersyukur kau ada di sini."

Erynapun semakin mendekati posisi Gerald dan Teo saat ini. Keduanya saling pandang seolah sedang saling bertanya perihal sosok menyerupai Erlinda di depan mereka.

Saat Eryna sudah semakin mendekat ke arah keduanya. Gerald berinisiatif hendak menyapa wanita yang ia yakini sebagai Erlindanya itu. Namun ia urungkan saat melihat Eryna terus berjalan melewati keduanya dan menghampiri seorang wanita muda yang diyakini sebagai salah seorang staf agensi yang menaungi Eryna.

"Terima kasih sudah menemukannya, Jen. Ku pikir aku akan kehilangan benda berharga ini," ucap Eryna mengambil anting-antingnya yang sempat hilang sebelah karena ketiduran di mobil tadi.

"Sama-sama, sudah cepat kau duduk bersama dengan Dassyl di kursi kalian. Acaranya sudah mau mulai!" Peringat Jennie diangguki Eryna. Terbukti wanita itu langsung berjalan anggun menuju Dassyl,setelah memakai antingnya tentunya. Dan lagi-lagi hanya melewati dua manusia yang menatapnya intens. Seolah-olah mereka hanyalah tamu undangan biasa yang tidak ia kenal.



Puk ... puk ... puk....





Teo menepuk pundak Gerald. "Sudahlah dia bukan Erlinda, dia itu Eryna model yang kemarin ada di televisi. Sekarang ayo duduk acaranya akan segera mulai."

Dengan lunglai Geraldpun berjalan menuju kursi yang tertera atas namanya dan nama Teo. Dan entah itu sebuah kebetulan atau memang takdir,kursi tempat mereka duduk ternyata berdekatan dengan kursi Dassyl dan Eryna. Bahkan Gerald dan Teo sampai bisa mendengar obrolan mereka.

"Apa yang sepesial dari anting itu? Sampai kau rela berdiri hanya karena menunggu Jennie untuk mencarikan anting itu," ucap Dassyl sambil mengusap-usap anting dengan batu ruby berwarna merah yang bertengger apik di telingga Eryna.

Eryna yang tadinya fokus menatap ke sana ke mari menoleh sepontan. Senyum manispun terbit di wajahnya sebelum menjawab pertanyaan Dassyl. Ia mengusap tangan Dassyl yang mengusap anting-antingnya penuh kelembutan.

"Karena kau. Karena kau yang memberikannya, Dassyl. Bahkan jikapun kau hanya memberiku sebuah cincin dari pembuka kaleng aku akan sangat menghargai hal itu." Jawab Eryna meyakinkan.

Dassyl terkekeh mendengarnya. Diambil alihnya tangan Eryna lalu mengecupnya manja.

"Jangankan pembuka kaleng, bekas bungkus makanan yang ku beli kemarin saja bisa dijual mahal. Karena aku adalah Dassyl." Sombong Dassyl bergurau merusak momen yang mampu membuat Gerald panas dingin.

Cih menjijikan. Batin Gerald berapi-api.

"Ada yang panas tapi bukan api! Ada yang potek tapi bukan pensil." Bisik Teo membuat Gerald meradang. Ia hendak memukul Teo jika saja tidak mendengar kalimat lanjutan dari mulut Teo.

"Apa aku tidak menyindirmu. Itu ada selebriti yang sedang bertengkar dengan seorang model. Karena selebriti itu katanya sengaja mendorong sang model sampai hak sepatu model tersebut patah." Jelas Teo menunjuk keramaian yang kebetulan berada satu meter dari bangku mereka.

Geraldpun menoleh ke arah yang dimaksud Teo. Dan benar saja hampir semua hadirin menatap ke arah perkelahian antara dua betina itu. Tak jarang juga ada beberapa hadirin yang mengabadikan momen tersebut.

"Ck pansos sekali," ujar Dassyl dengan nada tak suka saat tahu Saerilah yang sedang bertengkar.

Eryan menukul pelan paha Dassyl supaya orang yang dipukul diam dan tidak berkomentar apa-apa.

 Vendetta || SUDAH TAMAT (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang