Mampuskan Nyeselkan Ninggalin Dia. Part 4

789 113 7
                                    

Jika sejak awal aku tahu akan menyesal. Maka aku lebih memilih sakit diawal ketimbang harus merasakan penyesalan karena kehilangan.
~°~Gerald si mantan pakboi~°~

_________________________________________

Hari ini adalah hari yang begitu membosankan untuk Eryna. Setelah kejadian dua hari yang lalu agensi yang menaungi Eryna memutuskan untuk meliburkannya selama beberapa hari sampai sang model kembali sembuh. Sebenarnya Eryna sendiri sudah merasa baikan setelah istirahat selama sehari saja. Namun, Dassyl dengan mulut kompornya berhasil mempengaruhi direktur agensi tempatnya bekerja untuk meliburkannya selama sepekan. Oleh sebab itu saat ini tidak ada yang bisa ia lakukan selain menonton televisi dan memainkan ponselnya. Sebenarnya Eryna bisa saja pergi berlibur ke tempat yang ingin ia kunjungi.

Tetapi, mengingat karirnya yang sedang naik daun. Eryna urungkan niatan itu, sebab ia malas jika harus meladeni pengemarnya disaat ia sedang berlibur. Apalagi jujur hidung mancungnya masih terasa sedikit sakit.

Andai saja tidak ada paparazi yang sangat-sangat mengganggu ketenangan hidupnya selama lima tahun terakhir, semenjak namanya muncul sebagai seorang model. Mungkin ia akan bodoamat dan memilih jalan-jalan ke mall atau sekedar nongkrong di cafe layaknya orang-orang pada umumnya.

Eryna membanting remot televisi kesal. "Membosankan ... Kenapa ini sangat membosankan!" Jeritnya tak tahan dengan kegabutan yang melandanya.

Jennie memutar bola matanya jengah. Selalu saja seperti ini setiap akhir pekan ataupun saat hari libur. Pikir Jennie menghiraukan Eryna yang sudah mengoceh tidak jelas mengenai kebosanannya. Ya,telinga Jennie sudah kebal dengan segala ocehan maupun gerutuan Eryna yang setiap akhir pekan selalu memenuhi mansion mewah itu.

Jennie melirik Eryna yang tiba-tiba diam di tempatnya. Seketika Jennie menahan tawanya saat matanya menangkap Eryna yang sedang guling-guling seperti anak kecil yang baru belajar tangkurap.

Tingkahnya benar-benar seperti anak kecil. Pantas saja Dassyl selalu tersenyum setiap bersama Eryna. Batin Jennie.


Jennie meletaka majalah yang tadi ia baca. Setelah dipikir-pikir kasihan Jennie tiba-tiba merasa kasihan pada Eryna. Orangnya baik dan lucu tetapi masih saja ada yang membencinya.

"Bagaimana jika kita makan es krim di luar? Mungkin itu akan menghilangkan sedikit rasa bosanmu," ajak Jennie menghentikan aktivitas absurd Eryna.

Eryna mengetuk-ngetuk dagunya berpikir. Makan es krim di luar? Sepertinya akan menyenangkan,tapi. Bagaimana jika ada paparazi yang menguntitku? Eryna memutuskan menggeleng sebagai jawaban setelah berpikir selama lebih dari sebelas menit.

"Kau tidak mau? Tadi kau bilang bosan," ucap Jennie tak mengerti jalan pikiran Eryna yang rumit menurutnya.

Eryna hanya mengedikan bahunya acuh. Kemudian ia beranjak dari posisinya dan berjalan pergi ke kamarnya di lantai tiga. Meninggalkan Jennie sendirian di ruang televisi.

Jennie hanya menatap punggung Eryna yang menaiki tangga. Lalu ia mendesah frustasi saat menyadari jika kemungkinan Eryna malas pergi keluar,karena takut ada paparazi atau fans fanatik yang mengikutinya. Jennie tahu hanya dengan melihatnya,betapa tertekannya Eryna akhir-akhir ini. Terutama setelah wajahnya dengan sengaja ditendang oleh Saeri.

Oh ya ngomong-ngomong soal wanita licik itu. Saat ini Dia sedang mendekam di penjara karena video dan beberapa tangkapan layar percakapannya dengan petinggi-petinggi negara bertema ONS tersebar ke publik beberapa saat setelah kejadian di acara peragaan busana itu. Dan kabarnya wanita itu terancam bangkrut sebab harus mengganti rugi berupa uang denda karena melanggar peraturan agensi dan membayar uang kompensasi kepada pihak-pihak yang ia rugikan.

"Malangnya nasibmu, Eryna," gumam Jennie sebelum akhirnya memutuskan untuk menyusul Eryna.

Sementara itu di kediaman Gerald, Teo sedang berdebat dengan Gerald perihal apakah Eryna dan Erlinda adalah orang yang sama.

"Aku yakin dia adalah Erlinda!" Tekan Gerald meyakinkan.

"Bukan Gerald. Mungkin hanya wajahnya saja yang mirip dengan Erlinda. Aku sudah mencari latar belakang dan biodata resmi menggenai Eryna. Dan hasilnya nihil Gerald. Wanita itu memang Eryna putri dari keluarga Cassandra. Dia putri satu-satunya dan tidak memiliki kembaran satupun." Jelas Teo panjang lebar supaya sahabatnya itu mengerti jika Eryna dan Erlinda adalah dua raga yang tidak akan pernah bersatu. Keduanya bahkan saling bertolak belakang kecuali wajah mereka. Erlinda si polos dan lugu yang sangat penurut, sedangkan Eryna adalah si anggun yang sedikit keras kepala dengan berjuta pesona.

"Tapi--"

Belum sempat Gerald mengucapkan kalimat-kalimat yang sarat akan keyakinan bahwa Eryna adalah Erlinda. Namun, dengan lancang Teo justru membungkam mulutnya dengan memasukan selembar roti tawar berlapis selai nanas. Dan tanpa rasa bersalah Teo pergi begitu saja tanpa mengucapkan apapun.

"Sudah cukup dengan ocehanmu mengenai kemiripan mereka! Lebih baik baca saja dokumen yang kau minta itu!" Geram Teo dengan sengaja meninggikan nada suaranya.

Sepertinya dia benar-benar kesal dengan tingkah Gerald. Terlebih lagi setelah pertemuan singkatnya dengan Eryna,Gerald terus menerus meminta Teo supaya lembur untuk mencari informasi mengenai hubungan Erlinda dan Eryna.

Mengusap wajahnya kasar Gerald memilih tetap diam di tempatnya sambil membaca beberapa dokumen dan foto-foto, terkait wanita yang pernah ia lihat di televisi dan peragaan busana yang kacau beberapa hari lalu. Setelah membaca semua perihal Eryna,mulai dari biodata yang dirilis secara resmi oleh agensi sampai beberapa fakta dan gosip yang ada di dokumen itu. Tidak ada satupun yang fakta yang menyerempet identitas Erlinda barang sedikitpun. Bahkan data mengenai keluarga Erynapun lengkap dan bersih. Namun meski sudah mengetahui hal itu,Gerald tetap merasa bahwa Eryna adalah istrinya yang hilang.

Atau haruskah kita menyebutnya, dihilangkan dengan sengaja?

Sssttt ... membaca kalimat di atas jangan keras-keras ya. Nanti jika Gerald mendengarnya dia bisa sakit hati berujung marah dan berakhir membunuh kita😌. Oleh karena itu jangan keras-keras ya.

Gerald memukul-mukul dadanya yang tiba-tiba sesak. Dengan air mata tergenang di lipatan sudut matanya. Seakan-akan dirinya baru saja lari maraton karena di kejar hantu sambil mengupas bawang. Kan jandinya terasa sesak dan perih disaat yang sama.

"Itu kamu kan?" Gerald berucap sambil mengusap salah satu foto Eryna yang sedang berpose memegang bunga.

Dibawanya foto tersebut ke dalam dekapan hangat miliknya. Menarik napasnya dalam Gerald kemudian memejamkan matanya perlahan,seiringan dengan setetes bulir bening yang keluar membasahi pipinya.

"Tunggu aku ya ... aku pasti akan membawamu pulang! Menjelaskan tentang semua alasan yang melatarbelakangi sikap kasarku padamu. Kemudian ku harap kau akan memaafkanku dan kita memulai semuanya dari awal lagi seperti dulu." Isak Gerald tersedu-sedu.

Ia kembali mengusap foto itu. Lalu setelahnya dia berteriak penuh penyesalan disetiap nadanya. Seperti tiada hari esok untuk mengungkapkan betapa menyesalnya dia telah menyakiti wanita yang ia cintai itu.

"Tunggu aku, Erlinda!"

Tbc....






Hiya gimana part kali ini?

Bagus nggak sih?

Atau jangan-jangan kurang feel?

Dan menurut kalian dari part diatas menurut kalian apa pembelajaran yang bisa dipetik dari tokoh Gerald?

Tulis disini ya

📩

Btw maaf ya kalau part kali ini agak pendek dari biasanya.

See u next time😊

Revisi : Selasa,29 Juni 2021

 Vendetta || SUDAH TAMAT (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang