Story WhatsApp

Bahagia Itu Sederhana

Bahagia Itu Sederhana
Masalah dalam hidup pasti akan ditemui.
Hal kecil yang bisa berdampak besar. Masalah kecil yang selalu dibesar-besarkan.

Pusing, setres, down, capek, hingga tak merasa bahagia.

Sebagai contoh, pelajar yang diberikan tugas terus-menerus pasti akan merasakan setres. Karena materi yang disampaikan lebih sedikit daripada tugas yang duberikan. Ini yang membuat pelajar harus mencari materi di internet dan menyimak vidio pembelajaran di youtube agar bisa menyelesaikan tugas. Kita merasa tidak tenang ketika diberi tugas yang begitu banyak, bayangkan saja semua mata pelajaran memberikan tugas dalam hari yang sama dan tiap hari tugas selalu mengalir ibarat air. Seharusnya kita tak usah menyikapi dengan pusing dan merasa setres berat. Tugas itu bisa diselesaikan dan itu pasti. Dikerjain aja dikit-dikit, pelan-pelan, dicicil atau pas baru dikasih tugas langsung diselesain lalu dikumpulkan. Tugas itu ibarat cucian numpuk, udah dicuci eh besoknya dateng lagi, lebih banyak pula. Itulah hidup, harus dijalanin. Yakin aja semuanya pasti akan selesai.

Ketika tak punya uang, hidup terasa hampa dan tak ada apa-apanya. Bahkan menunda kebahagiaan yang harusnya terasa. Kamu malah menunggu banyak uang baru bahagia, itu adalah cara yang salah. Bahagia itu ketika kamu bersyukur untuk hal sekecil apapun, pencapaian sekecil apapun, penghasilan yang walaupun sedikit. Lakukan sesuatu dengan senyuman. Dilakuinnya sambil senyum, hehe. Bukan dihadapin dengan senyuman. Relatistis dong kalo dihadapin pake senyuman, yakin bakal selesai? Ya enggaklah.

Capek, mau nyerah, udahlah mau nikah aja, mau mati aja.

Kalau nikah, emang dikira masalah hidup bakalan berkurang? Tentu saja tidak masalah itu akan terus bertambah. Terus kalo dah mati, belum tentu masuk syurga wallahu a'lam.