Happy reading
Jangan mau di bodohi oleh perasaan yang dapat membuat otak dan logika kamu tak berjalan
-Nathaniel wijayaDengan tergesa-gesa sosok gadis itu berlari secepat mungkin menyusuri kota jakarta pagi ini, dengan keringat yang membasahi wajahnya tidak membuat gadis itu berhenti untuk istirahat sejenak. Masih pagi tapi moodnya sudah hancur sejadi-jadinya, lagi dan lagi ia mempercayai omongan Samudra yang mengatakan akan menjemputnya dan berangkat bersama ke sekolah. Tapi itu semua hanya sebuah janji yang tidak ditepati, entah janji keberapa yang Samudra katakan kepada dirinya.
Lagi dan lagi rasa ingin melepaskan sosok Samudra terlintas dalam benaknya, ia seperti orang bodoh yang mempertahankan Samudra untuk tetap menjadi pacarnya. Mungkin jika dirinya bisa mengikhlaskan Samudra dalam artian memutuskan sosok pria itu, pasti bebannya semakin berkurang. Ia capek meladeni sosok pria itu. 'cinta itu buta' kata itu benar adanya. Saat ini Hazel sedang buta karena cintanya ke Samudra.
Semua hal bisa dilakukan dengan sebuah cinta walau cinta itu yang membuat hati seseorang itu sakit tapi ketika cinta itu masih ada, kita bisa apa? Hanya bisa menunggu kapan cinta itu pudar.
Flashback
"Kamu udah dimana? Aku udah nungguin kamu dari tadi, udah hampir telat juga. Jadikan jemput aku?" lirihnya dengan lembut walaupun di dalam benaknya sudah banyak umpatan yang dia berikan ke Samudra, tapi kata-kata umpatan itu hanya ada di dalam benaknya saja tidak ia lontarkan. Ia masih ingin lelaki itu menjadi miliknya sekaligus penyemangat untuk dirinya jadi sangat tak mungkin untuk perempuan ini mengeluarkan kata-kata yang berada dalam benaknya.
Hembusan napas dari sebrang sana membuat Hazel sudah paham apa yang ingin sosok lelaki itu ingin katakan, bahkan hembusan napas itu sudah sangat familiar buat Hazel. Pada akhirnya janji itu hanya omong kosong. Seharusnya dari awal Hazel tidak usah memperdulikan ajakan Samudra untuk bersamanya.
"Aku paham Sa." Ujar Hazel singkat saat mendengar hembusan napas Samudra.
"Maaf Zel, aku gak bisa jemput kamu. Aku udah sampai disekolah"
"Kamu ninggalin aku dan pergi sendiri? Yaudah gak papa" balasnya dengan nada lembut sekali lagi, Hazel dapat mengerti jika Samudra tak bisa menjemputnya mungkin saja bensin Samudra tidak cukup untuk menjemputnya, atau Samudra memiliki alasan lain sampai meninggalkannya.
"Aku pergi sama Bianca dia nelfon aku tadi pagi, aku gak enak nolak permintaan dia, apalagi om Abraham nyaut tadi di telfon."Raut wajah Hazel setelah mendengar tuturan Samudra perlahan berubah. 'Tadi pagi' wow, dia yang dijanji tadi malam oleh Samudra tapi Bianca yang menelfon pacarnya tadi pagi bisa menghancurkan rencana Hazel dan Samudra untuk pergi bareng.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAZELA || REVISI!!
General FictionHazela Abraham, perempuan tangguh yang sudah menjalani pahitnya kehidupan di umurnya yang masih sangat muda. Kehidupan percintaan, keluarga dan sahabat saling beradu di kehidupannya. Selalu dijadikan oleh sang kekasih membuat Hazela merasa jika di d...