Happy reading
Kamu sudah pergi diatas sana dengan keadaan bahagia berbeda denganku yang bagaikan disambar petir, rasanya sangat sakit.
-Samudra MaheswaraTangan gadis itu terulur, mengusap pipi Samudra dengan lembut. Bagaimana caranya Hazel bisa pergi dari pria di depannya ini, Bagaimana caranya ia tak jatuh cinta dengan sosok pria ini. Sosok pria yang menjadi obat sekaligus luka di hidupnya, katakan dirinya bodoh karna masih ingin memberikan Samudra kesempatan kedua untuk masuk ke kehidupannya walaupun statusnya dengan Samudra sudah berubah menjadi sahabat. Lelaki ini sedari malam tak tidur, ia begadang hanya untuk melihat wajah Hazel seolah-olah tak ada hari esok untuk melihat Hazel lagi.
"Maafin aku karna selama ini gak bisa lindungin kamu, maafin aku karna gak bisa jadi rumah berteduh buat kamu. Maafin aku karna gak bisa meluk dan tenangin kamu akhir-akhir ini, maafin aku Zel. Maafin aku, aku minta maaf sama kamu" lirihnya
"Gak papa, aku juga minta maaf karna gak bisa jadi bahu kamu akhir-akhir ini. Maaf karna buat kamu dalam kondisi kayak gini. Saat aku pulang nanti, kamu jangan kayak gini ya Sa? Janji sama aku.."
"Aku janji, aku janji gak bakalan kayak gini kalau kamu udah balik Zel, kamu harus sembuh dan pulang bareng sama aku. Aku mau kita pergi kulineran malam, kamu suka kan? Mau ngidam mie ayam mbak Susanti? Aku juga ngidam makan mie ayam itu." Ujar Samudra dengan tersenyum dengan mata sembabnya.
Hazel mengangguk disertai senyum tipis yang susah payah gadis itu tunjukkan. Tubuhnya serasa sakit semua, Kepala, dada, kakinya semuanya sakit. Sekujur tubuhnya serasa mati rasa dan tak kuat melakukan sesuatu.
Gadis itu menutup matanya perlahan dan mendengar suara ibunya yang berteriak memanggil dirinya dengan saudara kembarnya, Bianca.
"Hazel, Bianca. Masuk sini bunda masakin makanan kesukaan kalian, berhenti main airnya nanti kalian sakit. Udah cukup main hujan-hujannya!"
Suara lembut sang bunda yang mempunyai ciri khas sendiri dapat membuat Hazel lebih cepat mengenali sang bunda. Ia tersenyum saat mendengar suara yang sangat nyata di gendang telinganya.
"Kakak!!! Bianca pengen makan lolipop itu, Bianca pengen kakak beliin" suruh sang adik kepada kakaknya dengan melipat kedua lengannya di dadanya.
"Zel!!! si botak udah main, panggil Bianca kesini gih nanti si botak keburu dewasa loh" teriak Ervan kecil yang sudah duduk di depan tv di temani dengan sang bunda yang duduk di sampingnya.
"Ayah pulang.... Anak-anak kebanggan ayah dimana?" teriak pria paruh baya yang di sambut dengan ke tiga anaknya yang berlari kencang memeluk kaki sang ayah.
"Zel udah makan belum?! Habisin makanannya, jangan nyisain" teriak abangnya
"Kak main boneka ayok, aku ada boneka baru cantik banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAZELA || REVISI!!
General FictionHazela Abraham, perempuan tangguh yang sudah menjalani pahitnya kehidupan di umurnya yang masih sangat muda. Kehidupan percintaan, keluarga dan sahabat saling beradu di kehidupannya. Selalu dijadikan oleh sang kekasih membuat Hazela merasa jika di d...