05 : This Feeling

135 31 2
                                    
















Sesampainya di kantin semua pandangan pengunjung kantin tertuju pada salah satu meja yang kini ditempati oleh sekumpulan siswa sekolah tersebut dan satu orang gadis cantik yang membuat semua mata dan bisikan tertuju padanya. Karena merasa tidak enak, gadis cantik itu hanya tersenyum kecil kepada setiap mata yang bersitatap dengannya.

Meja tersebut juga tampak padat karena yang sebelumnya hanya diisi beberapa siswa dan siswi menjadi bertambah karena salah seorang memanggil temannya yang lain untuk ikut bergabung.

Seperti saat ini, Hyunjin, Jeno, Jaemin, Felix, Soobin, Renjun, Haechan, Hwal, Sunwoo, Eric dan beberapa pemuda lain menatap Jennie dengan mata berbinar dan tampak antusias membuat Jennie semakin canggung.

"Jangan menatap Jennie unnie seperti itu. Kalian membuatnya menjadi risih" ujar Lia pada temannya itu karena ia sendiri juga risih jika ditatap sedemikian rupa. Jennie yang mendengar hanya tersenyum kaku sembari menatap Lia dengan tatapan rasa terima kasih yang besar. Lia yang paham arti tatapan itu hanya mengangguk pelan. 

"Jennie noona mau makan apa?" tawar Jaemin yang saat itu duduk di sebelah kiri Jennie. 

"Ehmm apa ya... Menu hari ini memangnya apa?" tanya Jennie menghadap Jaemin yang tentu saja sudah mampu membuat pipi pemuda itu merah. Melihat hal itu sontak saja membuat Han memalingkan wajahnya dan mendengus kesal. Perubahan yang terjadi terhadap Han sejak tadi tak luput dari pengawasan seorang gadis yang merasa aneh akan pemuda itu. 

"Kata bibi kantin menu hari ini ada nasi yang dicampur nori, japchae, Gyeran mari, dan samgyetang. Ada juga susu tambahan nanti siang" ujar Jeno dengan raut wajah menyebalkan miliknya. 

"Wah Jeno rupanya memiliki relasi yang sangat luas ya" ucap Jennie memuji. 

Jeno yang terkejut karena Jennie menyebut namanya sekarang sudah heboh berteriak sembari memukuli Haechan yang ada di sebelahnya. Namun kehebohannya berhenti saat Han dengan tiba - tiba menyentil dahinya dan mengatakan hal yang membuat Jeno kembali ke alam sadarnya. 

"Sadarlah bodoh. Noona hanya melihat dari name tag di jas almamater milikmu" ujar Han sembari menunjukkan arah pandangan Jeno ke name tag miliknya. Jeno tentu saja terkejut karena ia memang jarang mengenakan jas almamater miliknya dengan alasan gerah. 

"Oh iya apa kita hanya akan berdiam diri saja dan tidak memesan apapun?" tanya Nancy karena merasa jengah sedari tadi sekumpulan lelaki di sana hanya menatap Jennie sejak awal. 

"Nah itu benar ayo kita pesan makanan. Biar aku saja yang memesan, kalian mau apa?" tanya Jennie dan hendak bangkit dari duduknya namun ia urungkan karena mendengar penolakan dari pemuda di sana secara bersamaan. Karena ini masih jam istirahat pertama, maka makanan yang tersedia di kantin haruslah mereka bayar. Tidak gratis seperti makan siang.

"Jangan noona! Biar aku saja" ujar mereka bersamaan. 

Saat Jennie ingin menimpali perkataan mereka dengan protes karena membuat gadis itu terkejut, ia sudah dikejutkan Jennie dengan teriakan dari seseorang yang sangat ia kenali. 

"Ya!!! Jendeuki!! Kau ini baru ditinggal belum ada setengah hari sudah menggoda anak SMA di sini ya" ujar seseorang dengan suaranya yang cempreng sambil mengusak rambut Jennie kasar.  

"Ya!! Ten Lee, jangan membuatku kesal ya" ujar Jennie kepada temannya sembari mencoba menghentikan tangan lelaki itu -Ten- dari kegiatannya yang membuat rambutnya menjadi acak - acakan. Namun sepertinya Ten tidak sendiri, di belakangnya berjalan seorang lelaki tampan yang benar - benar sangat tampan yang menambah suasana ramai kantin karena kehadirannya. 

INSECURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang