09 : Here We Go

117 20 3
                                    




















"Kau sudah mendapatkan jawabannya Han Jisung-ssi?" tanya Jennie dengan jarak wajah mereka hanya terpaut beberapa senti dengan senyum indah gadis itu yang terpatri di wajahnya. Nafas hangat itu bahkan masih terasa hangat menerpa wajah Han. Mengumpulkan nyawanya yang sudah terbelah kemana - mana, pemuda itu mengerjapkan matanya untuk menyadari apa yang baru saja terjadi. 

Memandang lekat mata kucing milik Jennie. Menelisik ke dalamnya dan mencari celah kebohongan dari mata itu. Tapi nihil. Yang ia dapatkan hanya rasa hangat dan penuh ketulusan. Membangkitkan jiwa percaya diri pada Han dan entah mendapat keberanian dari mana, pemuda itu mengulurkan tangannya. Meraih tengkuk Jennie dan mencondongkan tubuhnya ke arah tubuh gadis itu. Menempelkan sekali lagi benda kenyal dan hangat milik keduanya. Memejamkan mata mereka, menikmati setiap momen yang mereka lalui dengan khidmat. 

Jika Jennie hanya sekedar memberikan kecupan dan menempelkan bibirnya pada bibir plum milik Han. Maka laki - laki tetaplah seorang laki - laki. Tak peduli berapa usianya, masalah cinta memang tidak memandang umur. Memberikan usapan lembut pada pipi berisi nan mulus milik Jennie. Sedetik kemudian siswa SMA itu dengan berani memberikan kecupan manis dan di detik berikutnya kecupan itu berubah menjadi sebuah lumatan di bibir bawah Jennie yang tentu saja membuat gadis itu terperanjat kaget. Hendak menjauh tapi Han justru kembali menekan tengkuk Jennie agar tidak menciptakan jarak di antara mereka. 

Usai memberikan lumatan, pemuda itu kembali memberikan kecupan - kecupan kecil pada bibir Jennie. Entah siapa yang dewasa di sini, tapi Jennie merasa jika sekarang dirinya lah yang berusia 19 tahun sedangkan Han adalah lelaki dewasa berusia 23 tahun. Pemuda itu memberikan kecupan terakhirnya dengan sangat lama. 

Melepaskan tangannya yang berada pada leher Jennie dan menggantinya dengan menggenggam tangan perempuan itu dengan hangat. Memberikan usapan di punggung tangan Jennie untuk menyalurkan rasa nyaman pada gadis itu. Menatap mata kucing memabukkan itu dengan lekat dan tersenyum setelahnya. 

"Mianhe jika membuat noona terkejut. Tapi aku harap dengan itu aku bisa mengatakan apa yang aku rasakan pada noona" ucap Han memberikan jeda sebentar. Menundukkan pandangannya dan menghela nafas berat. Menaikkan kembali arah pandangnya dan menatap mata indah yang tajam itu dengan intens.

"Aku juga menyukai noona. Entah rasa suka itu sudah berkembang menjadi rasa sayang atau belum, aku akan berusaha. Menyayangi noona dengan segenap hati dan menjaga perasaan noona dari yang namanya sakit hati. Meskipun aku tidak mampu berjanji. Maaf jika- " ucapan Han kembali terpotong karena Jennie langsung menyelanya. 

"Jangan meminta maaf untuk hal yang bukan merupakan kesalahanmu. Terimakasih sudah membalas perasaanku hingga membuatku tidak merasakan pahitnya cinta bertepuk sebelah tangan meskipun rasa itu belum tumbuh padamu. Terimakasih sudah mau berusaha untuk menyayangiku dengan segenap hati dan perasaanmu. Aku paham dan aku tidak masalah jika harus menutupi hubungan ini karena trauma masa lalumu. Tapi bolehkah aku mengatakan pada dunia bahwa saat ini aku sudah dimiliki seseorang?" tanya Jennie dengan senyum di gadis itu. 

Entahlah. Setelah mereka berdua mengucapkan isi hati mereka, keduanya nampak begitu lega tanpa beban mengganjal. Meskipun mereka tidak tau jika kedepannya banyak batu yang siap menjagal perjalanan mereka. Banyak ombak yang siap menerjang kapal mereka. Banyak angin yang siap mendorong mundur mereka dan memporak porandakan hubungan mereka. Tapi mereka akan membangun hubungan yang lebih kuat dibandingkan rasa sayang itu sendiri. Hubungan yang berlandaskan rasa percaya pada satu sama lain dan menjaga perasaan dan hati masing - masing. Semoga saja mereka akan terus bersama menghadapi segala cobaan yang ada. 

"Tentu saja. Aku tidak apa - apa. Aku justru- " 

"Han-nie, aku benci saat kau mengucapkan maaf terus menerus. Kau ingat itu" sela Jennie karena tau apa yang akan dikatakan pemuda itu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INSECURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang