part 1| Soobin

7.7K 698 147
                                    

"aku membencimu"
.
.
.

"Sudah ku bilang beberapa kali!. Berhentilah mencari masalah!, Sekarang apa lagi ini!?, Kau sampai membakar dua kelas sekaligus. Sebenarnya apa yang ada di otak kecilmu itu!?. Kau bahkan sampai di keluarkan lagi dari sekolah, ha... Benar-benar" ujar ayah soobin marah saat memasuki mobil. Sedangkan soobin sendiri nampak masa bodoh dengan hal itu. dan lebih memilih memainkan ponselnya dengan santai, Tampa peduli dengan ayahnya yang sepertinya sebentar lagi akan meledak.

"Soobin! Dengarkan Ayah!!" Kesabaran ayah soobin kini sudah habis, dengan kasar beliau merampas ponsel milik anaknya dari tangan soobin agar anak nakal ini bisa lebih memperhatikannya.

"Kembalikan ponselku"

"Kau mengapa keras kepala sekali!. Kan sudah ayah bilang jangan mencari masalah!, Sekarang apa lagi ini!?. Kau ingin ayah cepat mati ha!!" Bukannya mengembalikan ponsel milik soobin, ayah soobin malah semakin meninggikan suaranya dengan emosi yang nampak jelas di raut wajahnya.

"Kenapa kau terlihat marah sekali?. Kau kan kaya, tinggal ganti rugi saja. dan lagi, ini kan bukan yang pertama kali aku di keluarkan dari sekolah. Jadi kembalikan ponselku sekarang" bukannya takut, soobin malah menjawab perkataan ayahnya dengan santai.

"Anak ini!, Sebenarnya apa maumu?" Ayah soobin sungguh tidak habis pikir dengan pemikiran anaknya ini.

Iya memang ini bukan kali pertamanya anaknya ini di keluarkan dari sekolah. Sebelumnya soobin di keluarkan dari sekolah karna berkelahi hingga lawannya koma, lalu melempari guru dengan bangku sehingga kepalanya bocor dan sekarang anak ini malah membakar dua kelas sekaligus!. Ha... Ayah soobin kini sakit kepala dibuatnya.

"Sudah kubilang kan, aku tidak mau sekolah"

"Dan ayah sudah bilang kan, bahwa kau harus sekolah!. Ha... Sekarang karna sekolah di kota ini tidak mau menerimamu lagi, mau tidak mau kau harus bersekolah di kota lain. Ayah sudah mengurusnya tadi. kau hanya tinggal pergi saja" ya... Kurasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Kita kini sudah tahu dari mana asal keras kepala yang di miliki oleh soobin sekarang.

Soobin yang mendengar perkataan ayahnya itu kini tertawa miris "kau bercanda pak tua!? Aku menolak!".

"Tidak ada yang menyuruhmu untuk memilih anak nakal" balas ayah soobin lalu menghidupkan mesin mobil yang di tumpangi oleh keduanya. Meninggalkan perkarangan sekolah ini yang kini sudah menjadi mantan sekolah soobin.

.
.
.

"Mau kemana kau malam-malam begini?" Ayah soobin bertanya kepada soobin yang sedang menyeret koper di tangannya.

Setahu ayah soobin. Anak ini baru akan berangkat besok pagi bukannya tengah malam seperti sekarang.

"Aku akan kabur. Sudah ku bilang kan kalau aku tidak ingin sekolah" lagi dan lagi ternyata masalahnya hanya karena keinginannya untuk tidak sekolah.

"Jangan bodoh. Kembali ke kamarmu sekarang juga" ujar ayah soobin dengan malas. Jujur dia sama sekali tidak ada minat untuk berteriak malam-malam seperti ini.

Bukannya menurut soobin malah melanjutkan jalannya lagi, mengabaikan perkataan ayahnya yang kini memijit pangkal hidungnya dengan pelan. Anak ini benar-benar menguji kesabaran ayahnya.

"Sekali lagi kau melangkah, maka ibumu akan dalam bahaya" soobin kini menghentikan langkahnya. Berbalik dan menatap ayahnya dengan tatapan tajam.

"Ha, kau mengancam ku pak tua?"

"Aku tidak sedang mengancam. Aku serius"

"CK, omong kosong" ucap soobin saat menyadari ada rasa ragu di balik mata milik ayahnya itu. lalu bersiap kembali akan melangkah menuju pintu keluar rumahnya.

THE DEVIL (soojun/binjun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang