"yeonjun ya"
.
.
.Soobin kini memasuki sekolah barunya dengan langkah yang penuh percaya diri. Pandangan beberapa siswa sekarang menatapnya dengan tatapan memuja sambil bisik-bisik kecil mengagumi ketampanan seorang Choi soobin sekarang.
Bagaimana tidak. Soobin sekarang mengubah penampilannya seratus delapan puluh derajat dari penampilan sebelumnya. Tidak ada lagi kesan nakal di sana. Yang ada hanyalah soobin yang berpenampilan cupu namun terlihat tampan dan juga manis dengan kecamatan bulatnya yang bertengger di hidungnya.
Soobin sih masa bodo dengan itu. Dia sudah terbiasa dengan tatapan-tatapan seperti itu saat pertama kali masuk sekolah. Namun tatapan itu tidak pernah bertahan lama setelah mendengar rumor bahwa dia adalah siswa yang berandalan. Tapi di sini sepertinya tidak akan ada yang sadar karna perbedaan kota, dan lagi ayahnya sudah membayar mahal untuk menutupi kasusnya.
"Apa kau Choi soobin?" Seseorang yang nampak sudah berumur kepala lima mendatangi soobin.
Soobin yang merasa bahwa benar itu namanya mengaguk mengiyakan.
"Ahhh ternyata benar. Ayahmu sudah mengatakan kemarin, kalau begitu ikuti saya, saya sendiri yang akan mengantarkanmu ke kelas"
Soobin langsung mengikuti pria itu dengan tenang. Mereka juga mengobrol sedikit di perjalanan. Dan ternyata orang yang mengantarkannya ini adalah kepala sekolah dari sekolah ini, dia juga dulu sempat menjadi guru dari ayahnya. Ayahnya memang pintar bahkan bisa di bilang beliau jenius tak heran kalau dia bisa menjadi anak kesayangan guru-guru saat sekolah dulu.
Berbanding terbalik dengan dia. Dia adalah seorang berandalan. Walaupun begitu dia juga tak kalah jenius dengan ayahnya, hanya saja dia malas tunjukkan. Namun di sini sepertinya dia harus, karna perjanjian bodoh itu.
.
.
."gue denger-denger ada siswa baru, pindahan dari kota sebelah" Mark membuka suaranya dengan jari-jari yang masih menari di atas ponsel miliknya.
"Ohhh gue juga denger tuh, katanya dia kelas MIPA 1" kali ini Lucas yang berucap membenarkan perkataan Mark.
"Seleting?" Tanya jaemin.
"Yoi, doi seleting Ama kita. Lumayan cakep sih, gue gak sengaja lihat tadi di pintu gerbang" jawab Lucas.
"Eh, berarti sekelas Ama Lo dong hyun" Taehyun yang sedang asik membaca komik mengaguk seadanya mengiyakan perkataan jaemin.
"Gimana?" Tanya jaemin.
"Gimana apanya?" Taehyun yang tidak mengerti kembali menanyakan maksud jaemin.
"CK, maksud gue gimana tuh murid baru"
"Mana gue tahu, gue kan ikutan bolos sama kalian sekarang" jawab Taehyun seadanya.
Memang benar, sekarang kelima siswa ini sedang bolos bersama di atap sekolah. Tempat yang sudah mereka anggap jadi markas untuk kelima siswa bandel tersebut.
"Kadang gue tuh suka heran Ama Lo Hyun. Lo kan pinter, ngapain coba Lo bergaul Ama kita?" Yeonjun yang sedari tadi mendengarkan kini membuat suaranya. Pria bersurai gulali itu hanya penasaran saja. Memang benar, di antara mereka semua hanya Taehyun lah anak MIPA sedangkan yang lainnya anak IPS, itupun dari IPS terbelakang lagi.
"Kadang orang pintar kaya gue tuh butuh orang bodoh kaya kalian, biar dunia bisa seimbang" balas Taehyun savage dengan santainya.
"Anjim" Mark mengumpat kasar
"Kamper Lo Hyun" di susul oleh jaemin
"Bangsat" yang ini Lucas
"Hala ampas" yeonjun mengumpat sambil melempari botol air mineral miliknya yang sudah kosong ke arah Taehyun. Namun berhasil di hindari oleh Taehyun dengan mudahnya sambil terkekeh kecil melihat reaksi dari teman-teman beda jurusannya itu.
Yah... Mungkin kalian bisa melihat mengapa Taehyun lebih memilih bergaul dengan mereka ketimbang teman sekelas yang ambis.
.
.
."Bin ke kantin yuk" beomgyu yang kini sudah menjadi teman sebangku soobin mengajaknya untuk ke kantin bersama, karna sekarang sudah waktunya jam istirahat.
Dan di sinilah mereka berdua sekarang, duduk dengan santai saling berhadap-hadapan sambil menikmati makanan masing-masing dengan tenang. Sebenarnya tidak, hanya soobinlah yang tenang sedangkan beomgyu anak itu selalu berbicara walaupun hanya di respon dengan anggukan tidak minat oleh soobin.
Ayolah, dia ingin makan tetapi anak yang bernama beomgyu ini selalu mempunyai topik untuk selalu berbicara. Ha... Benar-benar cerewet sekali.
Soobin yang jengah, mengedarkan pandangannya dan Tampa sengaja pandangannya bertemu dengan seorang pria manis bersurai gulali yang kini menatapnya dengan senyuman licik lalu pandangan itu terputus saat siswa tersebut sepertinya di panggil oleh temannya. Tunggu?, Mengapa anak itu tersenyum seperti itu kepadanya?, Apa-apaan itu?!.
Soobin saat ini masih terus memandangi pria bersuara gulali yang nampak mencolok itu sampai siswa tersebut benar-benar terlepas dari penglihatannya.
"Lo merhatiin apa?" Beomgyu yang sadar bahwa lawan bicaranya hanya terfokus pada objek di belakangnya mencoba berbalik sejenak lalu kembali menghadap ke depan saat merasa tidak ada ayang aneh.
"enggak kok" soobin menjawab sambil menggeleng kecil "Eh, tapi Gyu, Lo tahu gak anak yang rambutnya kaya gulali?" Lanjut soobin yang kini mulai penasaran.
"Oh, maksud Lo sih yeonjun"
"Lo kenal?"
"Nggak, gue cuma tahu Doang. Dia terkenal baget di sini"
Soobin menyatukan alisnya tanda tidak mengerti "Tapi kok dia kaya santai banget warnain rambut kaya gitu?, bukanya nih sekolah ngelarang muridnya warnain rambut? Mana warnanya mencolok baget lagi"
"Gue juga gak tahu. Mungkin karna dia cucu kepala sekolah, terus anak dari donasi komite terbesar di sini, jadi gak ada yang berani negur. Dia juga terkenal kara suka ngebully siswa lain. Karna itu gue saranin Lo jangan coba-coba cari masalah Ama dia" jelas beomgyu sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Soobin yang mendengar penjelasan beomgyu hanya manggut-manggut saja tanda mengerti. Lagian dia juga tidak mau mencari masalah di sini, sebisa mungkin dia berusaha menghindar demi kebaikan mamanya yang sedang berjuang untuk hidup.
"Yeonjun ya" gumam soobin pelan lalu kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Hmmm menarik juga.
TBC
_______________________________________________________________________________________Hai hai semua...
Huhuhu akhirnya dapat ide juga buat book ini. Uhuy, terhura saya🥺🥺🥺.Oh iya, jangan lupa jaga kesehatan kalian semua.., votenya juga supaya saya makin semangat ngetiknya. Huhuhu.
Oke lah, sampai jumpa di part selanjutnya. Babay...
![](https://img.wattpad.com/cover/253673915-288-k998053.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL (soojun/binjun)
Teen FictionSoobin yang membakar dua kelas sekaligus dengan sangat terpaksa harus di keluarkan dari sekolah. Ayah namjoon pusing, sehingga soobin di paksa bersekolah di kota sebelah dan mengancam dengan mengunakan nama ibunya agar soobin bisa bersekolah dengan...