"gue tahu kok"
.
.
.Beomgyu berdigit ngeri melihat ke arah soobin. Anak itu benar-benar terlihat sangat menyeramkan. Sungguh. bagaimana tidak, Dia sejak pagi tadi tidak berhenti tersenyum. Sebenarnya tidak apa-apa juga sih. Tapi kan tetap saja, itu sangat aneh.
"Bin"
"Apa beomgyu sayang?"
Kan, sudah beomgyu bilang bawa soobin hari ini benar-benar sangat aneh "Lo gila ya anjim?"
"Hahaha lucu banget Lo" soobin tertawa lalu menarik satu pipinya dengan sangat keras.
"Anjim, sakit setan" beomgyu menepis tangan soobin dengan kasar lalu mengusap pipinya dengan lembut.
"Lo sih, Lucu banget"
"Lo bener-bener sakit kayanya" ucap Beomgyu sambil menatap soobin horror. Anjim, bulu kuduknya merinding sekarang.
"CK, dahlah gue mau ke kantin sekarang" soobin mengabaikan perkataan beomgyu serta tatapannya itu. Berdiri dari bangkunya dan berjalan meninggalkan kelas masih dengan senyum yang tak kunjung sirna dari kedua sudut bibirnya.
"Eh, bin. Tunggu woi"
.
.
."Bin, stop! Lo kaya orang gila sumpah" sudahlah beomgyu tidak tahan lagi. Dia kini menegur soobin yang masih saja tersenyum walau lagi makan itu.
"Apa sih Gyu. Gak senang Lo lihat gue bahagia kaya gini?. Jarang-jarang kan gue senyum lebar"
"Seneng sih seneng. Tapi jangan senyum terus ngapa. Lihat noh, orang-orang pada natap Lo aneh anjim" seseorang tolong jelaskan kepada oknum yang bernama Choi soobin, bahwa sekarang dia menjadi objek tatapan aneh beberapa siswa yang ada di kantin sekarang.
Soobin melirik sekilas mengedarkan pandangannya. Lalu mengangkat bahunya cuek setelah itu lanjut makan lagi. Masa bodoh, dia senang sekali, sungguh. Dia sedang euphoria seperti salah satu lagu member BTS.
Beomgyu menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya prihatin "btw, Lo senang karena kenapa sih?. Sampai senyum terus dari tadi, gak sakit tuh pipi?" Walaupun begitu, jujur saja dari tadi beomgyu penasaran dengan kabar gembira yang membuat teman sebangkunya ini tersenyum Tampa henti.
"Gue berhasil jinakin rubah liar" jawab soobin penuh arti.
"Lo jadi melihara rubah?"
"Hm. Walaupun agak nakal sih, tapi gue berhasil kok jinakin. Malah sekarang perilakunya manis dan penurut. gue suka" senyuman semakin di perlebar saat mengigat wajah yeonjun. Rubah yang di maksud.
"Cuma itu doang?" Soobin mengaguk mantap dan beomgyu kembali menghela nafasnya tidak habis pikir. Sesenang itukah berhasil jinakin rubah liar?. sehingga soobin gak bisa berhenti tersenyum seperti sekarang ini.
"Terserah Lo deh. Tapi tumben banget nih sekolah kaya adem ayem aja. Si yeonjun gak masuk sekolah ya?"
"Ngapain Lo nyari dia?" Ada nada tidak suka di sela-sela pertanyaan soobin.
"Biasanya kan dia nyari gara-gara Ama Lo. Eh, sekarang malah gak nampak batang hidungnya" jelas beomgyu dengan santai tidak menyadari ada nada tidak suka dari soobin tadi.
"Oh, gak masuk sekolah dia"
"Lo tahu dari mana?"
"Cuma nebak" ucap Soobin sambil mengangkat bahunya. Tentu saja itu bohong. Kalian semua kan sudah tahu alasan utama mengapa yeonjun tidak masuk sekolah hari ini.
"Baguslah, setidaknya Lo gak di ganggu Ama dia lagi untuk hari ini"
"Hm" balas soobin seadanya. Gak tahu aja nih beomgyu bahwa soobin yang ganggu yeonjun mulai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL (soojun/binjun)
Teen FictionSoobin yang membakar dua kelas sekaligus dengan sangat terpaksa harus di keluarkan dari sekolah. Ayah namjoon pusing, sehingga soobin di paksa bersekolah di kota sebelah dan mengancam dengan mengunakan nama ibunya agar soobin bisa bersekolah dengan...