"kalo gitu. gue buat Lo mau hari ini"
.
.
.
Sudah seminggu sejak insiden perkenalan di kamar mandi itu. Dan sudah selama itu soobin harus terus bersabar menghadapi tingkah yeonjun yang selalu berhasil membuatnya mengelus dada tidak habis pikir.Seperti yang di katakan Beomgyu. Yeonjun benar-benar menjadikannya target bullyan. Mulai dari sengaja buat dia jatuh sampai merendam seragam olahraganya di air bekas pel. Soobin benar-benar harus bersabar dengan rubah nakal itu.
Saat ini soobin yang memasuki perkarangan sekolah sudah bisa melihat yeonjun yang menatapnya lumayan jauh. Walaupun begitu soobin masih bisa melihat dengan jelas smirk yang tercetak dengan jelas di wajah milik yeonjun. Yang menurut soobin sama sekali tidak cocok dengan wajah manis itu.
"CK, awas aja Lo, gue jadiin Uke gue baru tahu rasa. Abis lo di tangan gue" gumam soobin pelan saat melihat yeonjun yang kini berjalan mendekat kearahnya dengan smirk yang masih tercetak jelas di wajah manis itu.
Soobin yang baru saja menyadari apa yang dia ucap dengan cepat menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan pemikiran absudnya. Ohhh come on, yeonjun itu anak setan. susah di atur dan itu melelahkan. Padahal mah dia sendiri kan anak Dajjal, jadi cocok lah.
Eh, maaf pak Namjoon. Author gak bermaksud.
"Nih buku Lo" soobin menyerahkan begitu saja buku milik yeonjun yang tugas sekolahnya sudah dia kerjakan semalam.
Ya... Selama seminggu ini yeonjun selalu nungguin dia di pintu gerbang sekolah setiap paginya buat ngambil tugas rumahnya yang di kerjain oleh soobin dengan paksaan. Iya, selain mengerjai soobin habis-habisan. yeonjun dengan seenak jidatnya menyuruh soobin untuk mengerjakan pekerjaan rumah miliknya. Walaupun mereka beda jurusan tapi tetap saja, kalian tidak boleh meragukan otak jenius milik soobin yang dia dapatkan turun menurun.
Yeonjun memeriksa sekilas bukunya. Merasa bahwa tugasnya di kerjakan dengan baik oleh soobin dia kini sedikit berjinjit di hadapan soobin "makasih sayang" ucap yeonjun seperti berbisik setelah itu menepuk pundak soobin sok keren lalu pergi begitu saja meninggalkan soobin yang kini mengepalkan kedua tangannya dengan kuat sambil mematuk. Sial, mengapa dia begitu senang saat yeonjun memanggilnya dengan sebutan sayang seperti itu.
"Oi soobin!" Beomgyu tiba-tiba saja datang sambil merangkul Soobin yang masih mematuk.
"Oi, kok diam sih? Lagi mikirin apa?"
"Gimana caranya buat jinakin rubah liar?" Soobin balik bertanya kepada beomgyu yang kini melihatnya dengan muka cengo.
"Ha? Lo melihara rubah?" Beomgyu bingung. Sungguh, teman sebangkunya ini kenapa sih?.
Soobin menggeleng pelan "enggak sekarang. Tapi Secepatnya" Perlahan-lahan smirk di wajahnya tercetak dengan jelas Hingga membuat beomgyu yang merangkulnya secara pelan-pelan menurunkan kembali tangannya sambil berdigit ngeri. Sumpah wajah soobin sekarang sangat menyeramkan di mata beomgyu. Entah apa yang sedang di pikirkan soobin di otak jeniusnya itu, tapi sungguh Beomgyu berharap itu bukan rencana yang melibatkan nyawa seseorang.
Ya... Semoga saja.
.
.
.Decitan sepatu yang saling beradu, sorak Sorai dari bangku penonton yang meneriaki nama soobin dengan semangat menjadi pemandangan untuk jam olahraga pada kali ini.
Hari ini jam olahraga di kelas soobin yang materinya adalah basket. Dengan lincah soobin mendribble bola yang berada di tangannya itu dengan wajah yang penuh dengan keringat namun jatuhnya malah terlihat seksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL (soojun/binjun)
Teen FictionSoobin yang membakar dua kelas sekaligus dengan sangat terpaksa harus di keluarkan dari sekolah. Ayah namjoon pusing, sehingga soobin di paksa bersekolah di kota sebelah dan mengancam dengan mengunakan nama ibunya agar soobin bisa bersekolah dengan...