maaf

27 15 28
                                    

Aku berusaha mengejar Seokjin tapi bibi menghentikanku, katanya biarkan dia menyendiri dulu. Jadi aku pergi melihat keadaan Jungkook di kamarnya

Pintunya di kunci dari dalam, tidak biasanya Jungkook marah pada hyungnya sampai seperti ini. Aku mengetuk pintu kamarnya tapi dia tidak membuka ataupun menjawabku

"Jungkook... kau mendengarku?" Aku memanggilanya beberapa kali tapi dia tak menjawab atau membukakan pintu kamarnya

"Aku tau kau di dalam, jadi dengarkan aku... Seokjin bukannya sengaja membiarkan aku jatuh tadi, tapi dia tidak tau aku jatuh karena dia agak jauh di belakangku. Untung saja dia bisa menemukanku jika tidak aku mungkin bisa hilang di hutan itu....

... aku mengatakan yang sebenarnya jadi jangan salah paham pada Seokjin, aku gak ingin kalian bertengkar" sahutku panjang lebar tapi tetap tidak ada jawaban

Dia tetap tidak merespon jadi aku pergi ke dapur membantu menyiapkan makan malam dengan perasaan yang tidak enak, karena mereka berkelahi gara gara aku.

Apa jungkook marah pada Sohyun? Apa benar Jungkook ada di kamarnya? Ayo kita liat.

Tiba tiba ada suara ketukan diikuti suara perempuan yang memanggil manggil nama Jungkook dari luar pintu. Hal itu membuat Jimin dan Taehyung yang ada di dalam kamar itu terkejut dan berhenti sejenak bermain game online karena takut di marahi sudah menyelinap ke dalam kamar orang lain untuk mencari sinyal WIFI.

"Bagaimana ini?" Kata taehyung berbisik pada Jimin

"Tenang, yang harus kita lakukan berpura pura bahwa kamar ini kosong"

"Bagaimana jika Sohyun noona membuka pintu ini? Apa kita kunci saja pintunya?"

"Ide yang bagus, ayo..." mereka berjalan pelan ke arah pintu untuk mengunci pintu itu agar Sohyun tidak menerobos masuk

Mereka berdua berhasil mengunci pintu kamar itu, tetapi saat akan kembali ke posisi awal mereka mendengar Sohyun seperti berbicara hal penting jadi mereka mendengarkanya.

"Daebak" kata taehyung menatap jimin penuh arti

"Sssttttt" jimin mengisyaratkannya untuk tetap diam

Mereka mendengarkannya dengan seksama hingga Sohyun selesai bicara. Setelah kiranya tidak terdengar lagi mereka langsung keluar kamar dan mencari jungkook yang sedang ada di balkon untuk menceritakan apa yang Sohyun katakan.

_____♡♡♡♡♡♡♡_____

"Makanan siap" ucap bibi dengan suara yang lantang

Jungkook dan yang lainnya bergabung dengan kami untuk makan malam tapi aku tak melihat Seokjin, apa dia belum kembali?

"Dimana Seokjin?" tanya Jungkook mendahului ku

Bukankah mereka berkelahi tadi? Kenapa sekarang saling mencari? Biarpun Jungkook anak yang jahil tapi dia sangat perhatian pada hyungnya.

Semua yang ada di sana kompak menggelengkan kepala. Karena khawatir jadi aku menelphonenya tapi tak ada jawaban

"Tadi Seokjin menghubungiku dia bilang ada di dekat danau. Kalian jangan khawatir nanti setelah makan kalian boleh mencarinya dan bawakan dia makanan" jawab bibi menenangkan kita berdua

Mereka berdua kompak manganggukkan kepala dan makan dengan sedikit lebih cepat agar bisa bertemu dengan Seokjin secepatnya

Ughuk ughuk

Sohyun tersedak saat makan terburu buru karena khawatir dengan Seokjin yang belum makan apapun sejak tadi.

"Kau baik baik saja? cepat minum air" kata bibi khawatir

"Ini airnya noona" ujar jungkook yang dengan sigap memberi air ke Sohyun

Sohyun langsung meminum air pemberian Jungkook. Semua orang menatapku khawatir jadi aku memberi tahu bahwa aku baik baik saja.

"Oh terimakasih... aku baik baik saja" kataku menyakinkan mereka

"Pelan-pelan saja makannya sekarang ya" kata bibi

Aku mengangguk pelan dan melanjutkan makan kali ini secara perlahan lahan agar tak tersedak lagi

Setelah selesai makan, mereka semua membantu merapikan sisa sisa makan dan merapikan seperti semula

Begitu selesai membantu bersih bersih, Jungkook dan Sohyun bergegas menuju danau untuk melihat keadaan Seokjin. Sesampainya di sana mereka melihat Seokjin yang sedang duduk sendirian sambil melamun ke arah danau

"Seokjin?"

"Hyung?"

Mereka berdua kompak memanggilnya bersamaan dengan suara yang cukup keras, membuat Seokjin yang sedang melamun menoleh kearah sumber suara. Seokjin melambaikan tangan mengisyaratkan dia membalas panggilan mereka

Melihat panggilan mereka di balas itu menandakan Seokjin sudah tak marah ataupun kesal lagi, jadi mereka berlari ke arah Seokjin dengan perasaan lega.

Tanpa aba-aba mereka langsung memeluknya bersamaan. Seokjin yang sedang berdiri itupun terjatuh ke arah belakang karena menahan beban mereka berdua

Mereka jatuh bersamaan di atas rumput diikuti suara tawa yang renyah seakan akan ada sesuatu yang lucu.

"Hyung maafkan aku tadi aku sempat marah padamu" jungkook memulai pembicaraan

"Aku juga minta maaf padamu karena tadi langsung pergi begitu saja" kata seokjin

"Aku juga minta maaf kepada kalian berdua karenaku kalian jadi berkelahi seperti ini" lanjut Sohyun

"Aku juga mau minta maaf padamu... harusnya aku datang lebih cepat jadi kau tidak perlu terluka" lanjut Seokjin sambil menatap mata Sohyun

Akhh jantungku bisa copot kalau dia terus menatapku seperti ini... bagaimana ini? bisa bisa wajahku memerah seperti tomat...

"Ayo kita berjanji untuk saling menjaga agar kata maaf tidak terucap lagi di masa depan" kataku sambil mengeluarkan jari kelingking mengisyaratkan tanda janji

"Janji" mereka bertiga kompak sambil saling menautkan jari kelingking

Kami berbaring diatas rumput sambil menikmati malam cerah yang dihiasi bintang-bintang. Karena kami bertiga jadi ada banyak celotehan celotehan dari jungkook dan aku sedangkan Seokjin lebih banyak mendengarkan. Hingga sampailah kita pada pembicaraan yang agak canggung menurutku

"Bagaimana jika salah satu dari kita saling menyukai? Apa kita bisa terus seperti ini?" Kata jungkook tiba tiba

Mendengar kata jungkook yang tiba tiba sukses membuat suasana menjadi canggung. Ada apa dengan bocah ini? Apa dia kesambet tuyul yang ada di sini?

"Apa maksudmu hahahaha" jawabku tertawa garing

"Aku hanya tiba tiba memikirkannya"

"Kalau menurutku tak apa saling menyukai, bukankah itu hak semua orang asal tak saling menyakiti" timpal Seokjin

"Apa kau sedang menyatakan cinta padaku?" Kataku bercanda

"Iya" sahut mereka bersamaan

Mendengar hal itu sontak membuat suara tawa renyah mereka kembali mengisi sunyinya sekitar danau.

Apa benar yang dia katakan? Tak apa menyukainya karena itu hakku dan juga "iya" katanya.... wah aku akan senang jika itu serius

Aku tertawa bukan karena lelucon ini lucu tapi karena aku tak ingin terlihat sangat berharap walau sebenarnya begitu.

Haloo jangan lupa vote dan komennya cepet!!! Jangan bosen ya main ke cerita ini dan tungguin terus updatenya ^-^

You're My SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang