03.

763 52 28
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA. GAK HARUS EMANG, TAPI BAGUSNYA DILAKUKAN (menyenangkan hati aku)

★☆ HAPPY READING ★☆

Mahen mengepulkan asap rokoknya usai meneguk cola kalengan yang ada. Fox eyes yang ia milik menatap lekat pada benda pipih diatas meja yang sampai sekarang belum menyala memberikan notifikasi. Harusnya kemarin Mahen bertemu Athena, tapi sesampainya laki-laki itu di rumah kekasihnya salah satu pembantu disana berkata jika Athena pergi bersama kedua temannya. Mahen pikir Athena baik-baik saja jika dengan Kaylin dan Ivana, jadi laki-laki itu memutuskan untuk pergi dan kembali pada urusannya.

Sayangnya sampai sekarang, perempuan itu sama sekali belum memberinya kabar. Pun dihubungi tidak mendapatkan jawaban. Mahen mengacak rambutnya kesal. Membuang puntung rokok sisa lalu menginjaknya.

"Kenapa?" Nathan datang diikuti yang lain.

Gudang sekolah menjadi ruangan khusus untuk mereka bolos, seperti saat ini. Sebungkus penuh cemilan Jefano letakkan diatas meja.

"Athena."

Jefano dan Nathan saling pandang. Senyum mengejek nampak begitu jelas diwajah keduanya. "Udah mulai khawatir?" keduanya kontan tertawa kecil.

Heksa membuka salah satu cemilan favoritnya, keripik kentang. Meletakkan kedua kakinya diatas meja sambil melahap satu persatu keripik kentangnya. "Mahen mah gitu, depan orangnya pura-pura cuek, ntar giliran gak dikasih kabar mencak-mencak kayak orang stress."

Rajendra menyeletuk. "Cuma tiga bulan Mahen, lo harus inget itu." seketika semua terdiam, lalu mengangguk membenarkan.

"Lo juga harus inget kalo Athena itu cum-"

"Woi! Yang didalam, keluar dong!" teriakan itu mengalihkan perhatian mereka, terpusat pada pintu yang diketuk kuat dari luar oleh seseorang.

Heksa mendelik. "Siapa tuh, berani banget gedor-gedor." tetap sibuk pada keripik kentangnya, mengunyah nikmat.

"Gue yang buka."

Nathan pergi membuka pintu gudang. Menetralkan keterkejutannya ketika mendapati kedua orang perempuan disana. Berdehem kuat untuk menyadari salah satunya yang menganga dengan ekspresi kagum, ternyata tidak mempan. Kaylin yang mengguncang tubuh Ivana juga tidak membuahkan hasil. Nathan sedikit merunduk, menjentikkan jarinya tepat dihadapan Ivana. "Mingkem darling."

Ivana menggeleng tersadar. Kaylin mati-matian menahan tawa karena situasi yang tidak tepat.

"Ngapain kemari?"

Kaylin berusaha melihat kedalam, namun dengan cepat Nathan menutup pintunya. "Nyari Mahen, ada gak?"

Satu alis Nathan terangkat naik, seolah paham tanpa bertanya lagi laki-laki itu masuk kedalam kemudian saat keluar digantikan dengan Mahen, serta merta yang lain ikut keluar.

Ya Allah mamak! Ganteng kali calon mantumu ini.

Histeris sudah Ivana dalam benak. Perempuan itu tidak bersuara selain menggigit bibirnya menahan gugup. Sampai sebuah suara menghentikannya. "Jangan gigit bibir, nanti luka." perhatian sedikit dari Nathan rasanya dianggap lebih oleh Ivana.

Sementara itu, Kaylin menatap Mahen dengan raut wajah kesal. "Athena mana?"

Mahen menggeleng tidak tahu. "Dia gak ngabarin gue hari ini."

Terkekeh. Kaylin tidak menyangka kepekaan seorang Mahen sangat minim. Perempuan itu menunjukkan isi chatnya dengan Athena serta sebuah poto seseorang terbaring lemah dengan banyak perban dikulitnya.

Bad Romance (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang