09.

360 27 9
                                    

IDON'TWANNABEYOUANYMORE<3!
SELAMAT MEMBACA MATHENA💖😘

IDON'TWANNABEYOUANYMORE<3!SELAMAT MEMBACA MATHENA💖😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu pagi.

Menepati janji dimalam hari, Mahen mendatangi apartement Athena paginya, menyuruh dan menunggu perempuan itu mempersiapkan diri untuk lari pagi bersama. Tepat 15 menit menanti, Athena datang dengan setelan hangat, karena pagi ini cuaca sangat dingin akibat pengaruh hujan dini hari.

Senyum cerah Mahen merekah, menyapa Athena yang mendekatinya dengan senyum manis juga. Laki-laki itu menjulurkan tangannya yang kemudian digapai lembut oleh Athena.

“Dingin banget ya? Masih mau lari pagi?” tanya Mahen mesra, telapak tangannya bergerak mengusap-usap tangan Athena, seolah berusaha memberikan sedikit kehangatan sebab tangan kekasihnya begitu dingin sedingin es.

Athena menggeleng cepat, “Gak apa-apa malah enak nanti pas lari jadi gak gerah.”

Tidak mau waktu terbuang sia-sia, Mahen mengiyakan. Meninggalkan mobil diarea parkir apartement. Keduanya mulai berjalan pelan menyusuri jalanan, tujuan utama mereka adalah taman yang didekatnya ada sebuah danau. Sering dikunjungi beberapa pasangan muda-mudi.

“Pelan-pelan aja larinya, nanti jatuh.” peringat Mahen.

Athena mulai melepaskan genggaman tangan Mahen, berlari kecil dengan napas teratur. Rambutnya yang diikat bergerak mengikuti derap langkahnya, berayun-ayun ke kanan dan kiri. Mahen menjaga dibelakang, menatap punggung Athena dengan senyum tipis. Terlihat Athena yang membungkukkan badan dan menyapa pelari lain saat berpapasan. Lagi dan lagi Mahen dibuat tersenyum. Athena begitu sempurna dimatanya, hampir tidak ada celah buruk dari perempuan tersebut.

Berlari sekitar setengah jam. Athena berhenti. Mengatur napasnya dan detak jantung agar kembali teratur. Athena berbalik, menatap Mahen seolah memintanya mendekat.

Mahen mengerti, mendekati Athena yang berjongkok untuk menuntunnya berdiri. “Capek uhm?” pertanyaan Mahen dijawab anggukan oleh Athena.

Laki-laki itu segera berpindah posisi, berdiri menjulang didepan Athena. Menurunkan tubuhnya sampai berjongkok, menatap Athena sekilas kemudian menepuk pundaknya—mengisyaratkan untuk dinaiki. Athena mengulas senyum, menjatuhkan tubuhnya pada punggung lebar dan tegas Mahen, mengalungkan kedua lengannya.

“Udah?” Mahen mengangkat Athena dengan mudah usai perempuan itu menjawab ‘iya’.

“Emang aku gak berat?”

“Gak berasa malah.”

“Oo, gitu. Berarti aku gak usah turun ya, kan gak berasa. Lagian kamu juga pasti kuat kan.”

Bad Romance (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang