05.

601 36 12
                                    

POKOKNYA JANGAN KAGET KALO PART-NYA BERANTAKAN, KARENA BEBERAPA SEDANG DALAM PROSES PENGETIKAN ULANG.

★☆ HAPPY READING ★☆

Greb

Athena hampir terpekik sebelum sebuah telapak tangan besar membekap mulutnya. Dengan dua bola mata yang spontan melebar, Athena memandang seseorang yang kini menghimpit tubuhnya pada dinding toilet.

“Pulang sekolah bareng gue!”

Bukan ajakan melainkan sebuah perintah yang harus diiyakan, Mahen menatap penuh desakan pada dua bola mata dihadapannya. Kini kedua tangan laki-laki itu berada dikedua sisi tubuh Athena yang terlihat mengulum senyum malu. Jantungnya berdebar dua kali lipat lebih cepat. Athena gugup dan takut dalam posisi begini di dalam toilet.

“Iya, Mahen.” sahut Athena santai.

“Pulang sama aku.” tegas Mahen menuntut.

Athena mendengus geli, “Ya, kalo bukan sama kamu terus aku pulang sama siapa emangnya? Nathan?”

“Jangan macem-macem deh,” ucap Mahen.

Mahen memainkan lidahnya dalam rongga mulut, menatap Athena dengan wajah serius dan datar. Dia harus tahu dari Athena sendiri, sebelum mulut seseorang mengambil kesempatan untuk merusak hubungannya dengan sebuah kesalahpahaman.

“Gue punya satu pertanyaan, dan lo harus jawab jujur sekarang.” suara berat Mahen lebih serius dari biasanya.

Athena mengangguk siap, “Tumben kamu serius banget, ada apa?”

“Lo suka sama Nathan?”

Athena memelototkan matanya seraya menggeleng ribut, “Kenapa kamu bisa nuduh aku begitu? Aku gak suka Nathan.”

Mahen menggertakkan giginya, mengacak rambutnya geram. “Tapi Nathan suka sama lo! Dan, mungkin aja lo suka juga sama dia, ya, kan?”

Otomatis lagi kepala Athena menggeleng cepat. “Kamu tuh kenapa sih? Kok kekeuh banget nuduh aku begitu, aku harus jawab apa biar kamu percaya.”

Mahen mengusap wajahnya kasar, merogoh saku celananya, mengeluarkan, dan memberikan sebuah amplop cokelat pada telapak tangan Athena. Perempuan itu dilanda kebingungan, Mahen berbeda dari biasanya. Mungkin saat ini emosi sedang menguasai laki-laki itu.

“Kalo lo gak punya hubungan gak mungkin itu lo sama Nathan kan!?”

“Mahen!  Harus sampai berapa kali aku bilang kalo aku gak—”

“Lo liat isinya.” tunjuk Mahen pada amplop cokelat tersebut.

Ragu-ragu Athena membukanya, wajah terkejutnya tidak bisa dihindarkan saat melihat beberapa potonya saat bersama Nathan. Athena menutup mulutnya spontan, beralih menatap Mahen yang keliatan tersenyum bengis.

“Bisa jelasin?” pinta Mahen.

Athena membasahi bibirnya yang terasa kering. “Kamu tau kan, aku sama Nathan itu temanan. Dan kamu juga tau kan, kalo waktu itu kamu gak bisa jemput aku? Kebetulan Nathan lewat situ, dia liat aku dan nawarin pulang, jadi aku sama di—”

Bad Romance (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang