Sepulangnya dari rumah orang tua Yuri, Sehun membawa Seowoo yang tertidur lelap dalam gendongannya dan menidurkannya di tempat tidur gadis kecil itu.
"Selamat malam Seowoo-ya, bermimpi indahlah, sayang.", bisik Sehun lalu memberikan kecupan di dahi Seowoo sebelum keluar dari kamar bernuasa negeri dongeng yang di desain Yuri untuk Seowoo.
Lain halnya dengan Sehun, Yuri langsung menuju ke kamarnya dan menyiapkan beberapa keperluan mandi untuk suaminya yang sudah menjadi kebiasaannya.
"Mandilah lebih dulu. Aku sudah menyiapkan piyama untukmu. Kau ingin teh hangat setelah ini?", Tanya Yuri ketika Sehun masuk ke dalam kamar mereka.
"Tidak, sebaiknya kau langsung tidur, kau pasti sangat lelah hari ini.", Jawab Sehun yang berjalan mendekati Yuri dan mengusap bahu Yuri pelan dengan sebelah tangannya.
"Tapi aku sama sekali tidak lelah.."
"Sst! Jangan membantahku.", sela Sehun yang akhirnya membuat Yuri menganggukan kepalanya lalu ia pun teringat hadiah natal pemberian Jiyong padanya yang belum sempat dilihatnya.
Yuri berjalan ke arah tempat tidurnya dimana ia meletakkan tiga kotak hadiah itu lalu membuka miliknya yang ternyata berisikan sebuah piyama nyaman berwarna merah yang sesuai dengan nuansa saat ini.
"Kau mau lihat hadiahmu?", Tanya Yuri.
Sehun pun berjalan menghampiri Yuri dan duduk di sebelah wanita itu lalu membuka hadiahnya yang berisikan piyama dengan warna yang sama dengan milik Yuri.
"Aish, dia kikir sekali.", celetuk Yuri membuat Sehun terkekeh melihat reaksi yang diberikan wanita itu.
"Aku akan mengenakannya untuk malam ini.", Ucap Sehun lalu berjalan ke kamar mandi dengan membawa piyama itu.
Lengkungan senyum terlihat di wajah Yuri lalu ia kembali melihat ke baju tidurnya.
~
Yuri dan Sehun duduk berdampingan di depan jendela yang memperlihatkan pemandangan kota Seoul yang tertutupi salju dan terlihat seperti sebuah kota putih dari atas situ.
Beberapa camilan juga sebotol Wine ada di meja yang ada di depan mereka yang menambah kesan luxury dalam setiap kegiatan mereka.
"Ahh hampir saja lupa. Ayo kita ambil foto dan mengirimkannya pada Jiyong oppa.", ajak Yuri yang saat ini sudah mengambil ponselnya dan menyiapkan kamera yang akan mengambil gambar mereka.
"Bersiap yaa. Satu..dua..tiga.."
Keduanya tersenyum dengan Sehun yang merangkul bahu Yuri supaya wanita itu mendekat ke arahnya.
"Yakk, jangan membuat pergerakan mendadak seperti itu.", omel Yuri karena tarikkan Sehun tadi membuat gambarnya blur. Sedangkan pria yang dimarahi itu hanya melemparkan tatapan polosnya seakan ia sama sekali tidak bersalah.
"Sekali lagi.", ucap Yuri dan kali ini ia yang mendekatkan dirinya sendiri ke arah Sehun lali akhirnya mengambil gambar yang bagus untuk dikirimkan pada Jiyong.
Yuri terlihat mengetikkan beberapa kalimat yang menjadi pelengkap gambar yang dikirimnya, yaitu, "Thank You atas hadiah darimu Mr. Kwon, hadiah untukmu akan menyusul nanti."
Di sisi lain, Jiyong yang baru saja akan memejamkan matanya harus menunda kegiatannya itu dulu untuk membuka ponselnya.
"Aigoo, lihatlah dia. Masih saja kekanak-kanakan di usianya ini.", ucap Jiyong sambil menggelengkan kepalanya pelan lalu mematikan ponselnya setelah menjawab pesan adiknya dengan kalimat singkat, "Ya."
~
Keesokan harinya, Hoshi menjemput Seowoo yang katanya akan mengajak gadis kecil itu bermain ke taman bermain bersama dengan nenek juga kakeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glass Bridge (Completed)
FanfictionKehidupan berumah tangga bagaikan sebuah jembatan dengan kedua sisi yang berbeda tapi selalu terhubung satu sama lain. Jika tidak cukup kokoh untuk menahan beban, jembatan itu akan hancur dan semua yang ada di atasnya ikut terjatuh. Lalu bagaimana j...