Kini hanya tersisa Yuri, Yoona, dan Taeyeon karena para suami mereka harus pergi bekerja. Ketiganya menikmati kopi diiringin obrolan ringan dan Yoona sangat membantu sebagai pencair suasana disana sampai akhirnya Taeyeon harus kembali ke tempatnya karena ada beberapa pelanggan yang datang ke cafenya.
"Yuri-ya..", panggil Yoona pada Yuri yang sedang menyeruput tehnya.
"Hm? Ada apa?"
"Ingat perkataanku ya. Aku selalu terbuka kapanpun kau membutuhkanku berbagi keluh kesahmu.", Ucap Yoona yang dibalas dengan anggukan kepala singkat oleh Yuri.
"Eoh, terima kasih.", balas Yuri dengan senyuman tipisnya.
"Sayang sekali, padahal aku sangat menyukai kalian, tapi jangan salah paham, bukannya sekarang aku tidak menyukai kalian lagi tapi dulu kalian seperti pasangan muda umumnya tapi sekarang kalian sudah seperti pasangan yang hidup bersama selama puluhan tahun dan tidak ada sedikit pun gairah, sangat kering.", Celoteh Yoona sambil mengaduk tehnya dengan sendok tehnya membuat pusaran kecil di dalam gelasnya.
"Huh, seharusnya kau tidak mengatakan kata-kata menyakitkan itu padanya malam itu.", tambah Yoona membuat Yuri terdiam lalu menatap Yoona tidak mengerti.
"Malam itu? Kata-kata menyakitkan? Kapan? Memangnya apa yang kukatakan?", Tanya Yuri yang sama sekali tidak ingat waktu yang dimaksudkan oleh Yoona.
"Setahun yang lalu, ketika kita merayakan ulang tahunmu juga Seokjin bersama. Kau tidak ingat?", Yuri menganggukan kepalanya dan menunggu perkataan Yoona selanjutnya.
"Apa yang kukatakan padanya?", tanya Yuri lagi tidak sabaran.
"Itu.."
"Beritahu aku cepat.", sela Yuri cepat dan ia bisa melihat Yoona menghela nafasnya, lalu wanita itu pun mulai menceritakannya.
1 year ago..
Di hari perayaan kecil-kecilan untuk Yuri dan Seokjin yang berulang tahun hanya berselang sehari itu, ketiga sahabat itu berkumpul di sebuah restoran barbeque yang dulu sering mereka datangi saat masa kuliah.
Awalnya acara makan-makan itu berjalan dengan lancar disertai candaan dan obrolan sampai ponsel Yuri berbunyi. Jika Yoona tidak salah lihat, orang yang menghubungi Yuri adalah ibu mertuanya.
Yuri pun pergi sebentar mencari tempat sepi untuk mengangkat panggilan itu. Lima menit berlalu dan saat Yuri kembali, raut wajahnya yang awalnya terlihat biasa saja berubah menjadi lebih mendung namun baik Yoona ataupun Seokjin tidak ada yang berani menanyakan apa yang terjadi karena wanita itu tidak pernah mau menjawab jika itu menyangkut ibu mertuanya itu.
"Cha, ini sudah matang sempurna.", Seokjin meletakkan beberapa potong daging yang sudah matang di atas piring serta membungkusnya dengan selada lalu memberikannya pada Yuri.
"Terima kasih.", Ucap Yuri lalu menerima suapan Seokjin dan menghabiskan nasinya dalam suapan besar.
"Yakk, kau bisa terkena gangguan pencernaan jika makan seperti itu.", tegur Yoona karena Yuri terus saja mengambil suapan besar dan menghabiskan makanannya hanya dalam beberapa suapan.
"Yuri.", panggil Seokjin ketika Yuri menghiraukan peringatan Yoona dan malah meminum soju.
"Yuri.", kali ini Yoona yang memperingati karena Yuri sudah menghabiskan setengah botol soju itu sendiri.
~
Beberapa menit setelahnya Yuri akhirnya kehilangan kesadarannya. Ia benar-benar mabuk dan Yoona juga Seokjin hanya menatap sahabat mereka yang kini tertidur lelap.
"Aku penasaran apa yang dikatakan penyihir jahat itu sampai moodnya benar-benar hancur seperti ini.", ucap Seokjin yang juga disetujui oleh Yoona.
"Yang pasti bukanlah hal yang baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Glass Bridge (Completed)
FanfictionKehidupan berumah tangga bagaikan sebuah jembatan dengan kedua sisi yang berbeda tapi selalu terhubung satu sama lain. Jika tidak cukup kokoh untuk menahan beban, jembatan itu akan hancur dan semua yang ada di atasnya ikut terjatuh. Lalu bagaimana j...