Jiyong yang baru saja pulang dari tempat kerjanya dan bersiap untuk membersihkan dirinya, terpaksa harus menunda dulu kegiatannya ketika suara bel pintu rumahnya berbunyi.
Pria itu berjalan ke arah pintu dan melihat dulu siapa yang bertamu di rumahnya.
"Yuri?", gumamnya pelan ketika melihat adiknya berada di depan pintu dengan kepalanya yang tertunduk, Jiyong pun langsung membukakan pintu untuk adiknya itu.
"Ada apa..", Jiyong ingin bertanya pada wanita itu soal kedatangannya malam-malam begini namun saat pintunya terbuka Yuri langsung masuk dan berlari ke dalam pelukannya.
"Yakk, kenapa kau begini? Ini menakutkan.", tanya Jiyong karena Yuri juga tidak mengatakan apapun dan hanya terdiam sambil memeluk kakaknya itu.
"Biarkan seperti ini sebentar. Lima menit tidak, dua menit cukup.", ucap Yuri lirih.
Walau sempat ragu, Jiyong mengangkat tangannya untuk mengusap punggung adiknya itu pelan dengan niatan ingin menenangkan wanita itu.
"Kau baik-baik saja?", tanya Jiyong dengan nada bicaranya yang lebih lembut dari biasanya jika mereka saling berkomunikasi walau masih terselip rasa gengsi di dalamnya.
"Hm. Aku baik-baik saja.", jawab Yuri setelah melepaskan pelukannya saat dirasa waktu yang dimintanya tadi sudah habis.
"Aku pergi dulu oppa. Maaf mengganggu waktumu.", ucap Yuri dan berbalik untuk segera pergi dari sana.
"Kau bisa tinggal lebih lama kalau kau mau.", cegah Jiyong saat Yuri baru saja akan membuka knop pintu apartementnya itu.
~
Sehun berusaha menghubungi Yuri beberapa kali namun wanita itu sama sekali tidak menjawab panggilannya. Justru hanya nada sambung yang di dengarnya alih-alih suara Yuri.
"Yuri, aku mohon.", gumam Sehun dengan resah. Ia sudah mencari keberadaan wanita itu ke rumah orang tuanya namun ia tidak ada disana, ia juga mencoba menanyakan teman dekatnya namun tidak ada yang bersama dengan Yuri saat ini.
Ia akhirnya sampai di apartement Jiyomg dan beberapa kali menekan bel. Tak berselang lama setelahnya, Jiyong membukakan pintu untuk pria itu.
"Hyung, mungkinkah kau tahu dimana Yuri?", tanya Sehun.
"Kau suaminya, kenapa kau menanyakannya padaku?", balas Jiyong dengan nada bicaranya yang ketus membuat Sehun terdiam tidak tahu harus menjawab pertanyaan Jiyong itu.
Jiyong menghela nafasnya pelan supaya Sehun tidak melihatnya lalu kembali menatap ke arah Sehun dengan tatapan sinisnya.
"Jangan khawatir dia ada di dalam.", Sehun mengangkat kepalanya dan akhirnya bisa bernafas lega karena berhasil menemukan Yuri namun ia lupa kalau Jiyong salah satu benteng yang akan sulit untuk ditembusnya saat ini jika pria itu sudah terlibat.
"Ada sedikit kesalahpahaman, aku harus menjelaskan sesuatu padanya.."
"Aku tidak tahu permasalahan diantara kalian dan sebenarnya aku juga tidak mau tahu, tapi kalau aku boleh memberikanmu sebuah nasehat, biarkan Yuri untuk sementara. Ia butuh waktu untuk menenangkan diri.", ucapnya membuat Sehun semakin bersalah pada Yuri saat ini.
"Pulanglah.", titahnya lalu kembali masuk ke dalam apartementnya tanpa menunggu jawaban Sehun.
Saat ia masuk, dilihatnya Yuri berdiri di ruang tengah sambil menatap layar yang memperlihatkan Sehun yang masih ada di depan dan terlihat beberapa kali menghela nafasnya.
"Kau juga sebaiknya pulang. Menampung orang lain sangat merepotkan.", ucap Jiyong yang menyadarkan Yuri dari lamunannya.
"Biarkan aku menginap untuk malam ini.", pinta Yuri dengan ekspresi wajahnya yang memohon pada sosok sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glass Bridge (Completed)
FanfictionKehidupan berumah tangga bagaikan sebuah jembatan dengan kedua sisi yang berbeda tapi selalu terhubung satu sama lain. Jika tidak cukup kokoh untuk menahan beban, jembatan itu akan hancur dan semua yang ada di atasnya ikut terjatuh. Lalu bagaimana j...