Chapter 1

601 28 0
                                    

Matahari pagi bersinar dengan cerahnya dipagi ini membuat Fana yang tengah tertidur dengan malas membuka matanya yang merasa silau karena terkena pancaran dari sang mentari,dengan mata yang masih sedikit tertutup Fana melihat jam weker diatas nakas samping tempat tidurnya.

"Huft kenapa matahari rajin banget bangun jam segini coba" gerutunya setelah melihat jam wekernya yang masih menunjukkan pukul 06:30 dimana ia masih enak-enak tidur jam segini.

Dengan malasnya Fana berjalan memasukin kamar mandinya dan langsung membersihkan dirinya beberapa menit dikamar mandi,setelah selesai dengan ritual mandi dan berganti pakaian menggunakan seragam sekolahnya Fana langsung keluar kamarnya dan menuju dapur untuk membuat sarapannya pagi hari ini.

karena dia hanya tinggal berdua bersama Bi Inem pembantu rumahnya namun kalau masalah sarapan Fana selalu menyiapkannya sendiri karna ia tau kalau Bi Inem pasti banyak pekerjaan lain yang harus diselesaikan dan juga karna ia dengan leluasa makan sesuai nafsu makannya yang bisa dibilang terlalu susah buat makan.

Hanya menu sarapan sederhana yang Fana siapkan kali ini karena ia sedang malas untuk memasak dan akhirnya hanya mie instan dengan telor setengah mateng yang menjadi menu sarapannya pagi ini.

Setelah selesai sarapan Fana langsung bergegas menuju kesekolahnya karna dia hampir saja terlambat,setibanya disekolah Fana langsung berlari kekelasnya dan langsung masuk kedalam kelas yang ditatap bingung oleh teman-temannya yang sudah berada didalam kelas.

"Eh anjir lo dikejar setan sampe lari-lari gitu?" tanya Nayla yang melihat Fana sudah duduk dikursinya

"Kebiasaan lo bangun kesiangan fan? untung guru belum masuk." timpal Caca

"habis mimpi ngelonin sih anu tuh pasti" ucap Acha sembari ketawa

"sembarang" balas fana singkat

"Fan degem lo tuh makin cantik" ucap caca menyenggol lengan sahabatnya yang langsung membuat fana melihat sang pujaan hatinya

"makin cantik" gumam fana yang langsung mendapat tatapan tajam dari sahabatnya

"Sana samperin."

"Gk deh ntar pada tau kalau gua suka sama dia."

"dan bakalan pada ngejudge lo juga kalau ternyata lo itu gk demen sama cowok." Timpal caca

Fana cuma mengangguk karna memang benar dia tidak pernah tertarik sama cowok sama sekali karna setiap kali ada cowok yang mendekatinya pasti bakalan langsung ditolak mentah-mentah atau bakalan dia abaikan dengan muka datarnya yang selalu terlihat dingin kalau didekatin cowok.

"ntah lah karna apa gua jadi lebih nyaman kalau sama cewek dari pada sama cowok,mungkin karna gua gk normal kayak lo pada."

"emang lo gk normal kali fan."

Fana terus melihat Tasya yang sudah duduk dibangkunya yang berada dua meja dari tempat duduknya saat ini,senyuman tipis jelas terlihat disudut bibir Fana setiap melihat gerak-gerik Tasya yang sedang ngobrol sama temen sebangkunya itu.

"Sya tuh diliatin mulu sama Fana." Ucap Salsa yang sadar dengan arah pandangan Fana

"udah biarin aja,toh bukan cuma sekali dua kali kan."

"lagian juga dia gk pernah ngapa-ngapain gua."

"tatapannya aneh kalau lagi liat lo,emangnya lo gk ngerasa?"

"aneh?" alis Tasya langsung menaik dengar ucapan salsa "aneh gimana?"

"ntahlah yang jelas beda tatapannya."

"Hm biarin aja lah,ntar gua coba tanya sama dia."

Tasya melirik kearah Fana yang masih melihatnya tanpa disadarin senyuman terukir dari bibirnya saat melihat lambaikan tangan Fana yang berada diatas meja.

Bel tanda istirahatpun berbunyi semua berhamburan keluar dari kelas masing-masing untuk mengisi perut mereka dikantin sekolah.

Hanya Fana yang tinggal dikelas karna memang ia terkenal sangat susah untuk urusan makan kalau gk ada yang mau suapin dia makan bisa seharian dia gk makan,makanya sahabatnya bergantian untuk menyuapin makan kalau diperlukan.

"Kenapa gk kekantin?"

"Gk laper."

"Tadi kenapa liatin gua mulu?" Tanya Tasya yang sudah duduk disamping Fana

Fana menatap Tasya disampingnya,matanya menjadi tujuan utama dari pandangan Fana karna mata itu adalah favorit nya apalagi kalau Tasya senyum pasti mata itu akan menyipit.

"Karna lo cantik."

"Aneh,biasanya para cowok yang bilang gitu sama gua."

"Gua emang aneh."

Tasya cuma ngangguk sebagai jawaban dan suasana akward pun terjadi seketika karna gk ada yang mau buka pembicaraan lagi terutama siFana yang memang notabennya cuek dan pendiam walaupun saat ini disamping pujaan hatinya.

"Kenapa gk kekantin?" Ucapnya sambil mengeluarkan hp nya dari tas dan membuka game favorit nya

"bosen sama makanan dikantin itu-itu aja."

"gua gk tau dikantin ada yang jual apa aja." pandangannya tak beralih dari ponsel yang ada ditangannya dengan kedua jari jempol yang aktif dikedua sisi hp nya

"lo kan emang jarang kesana hampir gk pernah kalau gua lihat."

"Hm...."

Fana terlalu fokus dengan layar ponselnya yang membuat Tasya merasa diabaikan olehnya,keheningan kembali terjadi sampai akhirnya Caca dan Acha datang dari kantin dengan membawa kantong kresek yang berisi makanan buat Fana.

Langsung saja mereka menghampiri Fana dan Tasya yang masih betah diam satu sama lain,Caca langsung mengambil posisi duduk didepan Fana sambil membuka plastik yang ia bawa,ada cilok,roti,air mineral dan susu kotak rasa coklat yang tidak lain adalah makanan kesukaan Fana.

Caca dengan telaten menyuapin Fana yang masih sibuk main game dihp nya melihat itu Tasya cuma bisa tertawa dengan hal itu.

"Emang harus banget disuapin ya?" Tanyanya

Caca dan Acha kompak menganggukan kepala merek sementara yang disuapin tetep gk peduli dan tetap fokus digamenya

"Kalau gk disuapin bisa gk makan seharian ini bocah." Kata Acha

"Kenapa gitu?"

"Males nguyah katanya."

Dan benar saja cilok yang disuapin Caca tadi masih belum habis bahkan masih bisa dibilang tidak bergerak dimulut Fana

"Fan dikunyah bukan diemut ini cilok bukan roti yang bisa ancur kalau diemut." Ingat Acha geram

"kalau gini bisa sampai pulang sekolah itu cilok gk habis." Gerutuk Caca yang mulai kesal

Dengan amat terpaksa iya menguyah kasar ciloknya beberapa kali dan langsung ditelannya secara paksa,Fana membuka mulutnya lagi sebagai tanda ciloknya udah berhasil ia telan dan dengan sigap Caca langsung menyuapinnya lagi dengan ekstra sabar demi si Fana mau makan.

"Sya lo makan aja rotinya."

"Ya tuh dari tadi lo juga belum makan kan."

"Makasih,tapi gua lagi diet." Tolaknya halus karna memang dia tengah diet hari ini

"Udah." Ucap Fana sambil mematikan hp nya dan membuka tutup air mineral yang diatas meja dan meminumnya

"BARU DUA SUAP ANJIR!"

"MINTA DI GEPREK LO YA FAN!" ucap Caca sambil memukul kepala Fana pelan

"Kenyang."

"Ya Allah demi apapun sabar banget gua."

Melihat Caca yang kesal karna ulah Fana membuat Acha dan Tasya tertawa pasalnya muka Caca yang terlihat seperti mau memakan orang itu membuatnya seperti tengah mengurusi anak bayi.

Tbc

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang