Aku Merindukanmu

148 8 1
                                    

Merasa sudah puas dengan tangisnya Tasya kembali melihat wajah yang sangat ia rindukan selama ini,wajah yang selama ini selalu terlihat dingin,cuek tapi bisa tertawa lepas saat bersama itu kini terlihat damai nampak sangat nyenyak tidurnya.

"Fan… kamu mimpi nya indah banget ya sampai gk mau bangun?" Tanyanya dengan suara parau nya

"Aku disini temui kamu,katanya kamu kangen sama aku tapi kenapa kamu masih betah sama mimpi kamu?"

Sekuat mungkin ia menahan tangisnya tumpah kembali karna ia sudah lelah menangis setiap melihat kondisi Fana.

"Apa aku juga ada dimimpi kamu?"

"Kalo aku ada dimimpi kamu,semoga aku yang dimimpi kamu bilang kalau aku yang didunia nyata lagi nunggu kamu sekarang."

Jemarinya terus mengelus lembut tangan Fana yang lemah berharap ada pergerakan disana tapi sudah seminggu ini hasilnya nihil.

"Apa segitu indahnya Fan." lirihnya pelan

"Atau aku yang dimimpi kamu gk izinin kamu buat ketemu aku disini?"

"Kamu tau gk Fan,sebenarnya selama ini takut sama kamu karna muka kamu yang udah kayak kulkas berjalan apalagi kamu yang gk pernah senyum."

"Hehe tapi kadang kamu juga nyebelin sampai aku gk habis pikir kenapa Caca sama Acha betah banget temanan kamu."

Ia tau semua ocehannya tidak akan mendapat jawaban dari lawan bicaranya saat ini tapi entah kenapa Tasya terus saja bercerita tentang apa saja yang ia lakukan selama seminggu belakangan ini.

"Fan,kamu inget Fasya gk? Iya kucing yang kita selamatin waktu ditaman,sekarang udah makin gembul terus makin jahil pula."

"Kamu lihat nih tangan aku sampai dicakar sama dia." Ucapnya sambil memperlihat luka bekas cakaran di tangannya sambil tertawa

"Mana susah lagi kalo mau mandi,kadang nih ya habis mandi langsung main dilumpur dia nya kan sayang biaya gromingnya Fan,karna kudu mandi lagi." Tasya bercerita sangat antusias sekali.

Ia terus saja bercerita seolah yang ia ajak bicara bisa mendengar apa yang ia bicarakan.

Hiksss

"Fan,kamu inget gk pertama kali kamu sakit waktu dirumah? hikss … Jujur waktu itu aku takut banget kehilangan kamu dan kamu tau sekarang ngerasain ketakutan yang sama."

"Apalagi kata Acha kamu itu bandel orangnya,udah makannya susah,bandel lagi kalo disuruh minum obat cari mati emang."

Ia menarik dalam napasnya yang terasa sangat berat dan mengshembuskannya secara kasar berharap semua bebannya lepas saat itu.

"Aku belum mau kamu mati Fan hikss…." Lirihnya yang ikutin tangisnya yang kembali tumpah

"Aku kangen kamu Fan hikss… aku kangen semua hal tentang kamu…"

"Aku mohon kamu bangun,aku gk sanggup lihat kamu gini,aku gk bisa Fan semuanya sangat sakit,hati aku sangat sakit lihat kamu kayak gini.". Tangis Tasya semakin pecah sampai badannya kembali bergetar sekarang

Tangan Fana yang sedari tadi ia genggam dipelukannya dengan erat seolah menyalurkan rasa sakit yang ia rasakan sekarang.

"Aku mohon buka mata kamu hikss… Aku mohon Fan ayo bangun kita main bareng kali,aku bakal suapin kamu lagi hiksss… aku gk akan marah lagi sama kamu hikss…"

"Asal kamu bangun Fana,Fana ayo bangun temenin aku." Suara Tasya sudah hampir habis sekarang bahkan tenggorokannya sudah sangat sakit

Entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan,sudah berapa lama dia menangis dan sudah semerah apa hidung dan matanya tak pernah berhenti menangis.

Bukan Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang