¶3.Car Free Day¶

154 22 6
                                    

Aksara Bhayang||Lee Jeno✨

"Jadi siapa yang namanya Sandika?"

Manusia memang hanya bisa berencana, dan takdirlah yang akan menjawabnya, saat Sandika mengacungkan tangannya untuk pertanyaan Harjun, seharusnya dia tidak melakukan hal itu, atau lebih tepatnya dari awal dia tidak mengikuti Haidar untuk menemui teman-temannya jika tahu akan begini jadinya.

Di hadapan Semua orang, Sandika tak berkutik, wajahnya memerah seperti tomat, niat awal hanya iseng mencari pacar anak geng Crayon Shinchan agar bisa kembali dekat dengan Haidar, Justru sekarang ia harus menghadapi sebuah tantangan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, Menghadapi ketampanan Harjun.

Meski Sandika sering kali melihat anak geng Crayon Shinchan berkeliaran di kampus, tapi dia belum pernah melihat sampai sedekat ini, kecuali Kahiyang yang notaben-nya memang pacar Giselle, jadi dia sudah terbiasa dengannya. tadi pun saat pertama kali bertemu dengan Sean, dia juga merasa biasa saja, semua itu juga berlaku saat melihat Jaevin, Jaka, dan Levin dari dekat untuk pertama kalinya. tapi Harjun, laki-laki itu dengan tidak sopannya sudah membuat hati dan pikiran Sandika carut-marut.

"Hei kok bengong?!" Tangan Harjun melambai tepat di depan wajah Sandika yang menatapnya dengan tatapan kosong, buru-buru Sandika sadar dari lamunannya.

"Oh hai gue Sandika." Sapanya dengan senyum sumringah ke arah Harjun dan tak lupa empat orang yang datang bersamanya tadi. Winda tersenyum manis untuk kedua kalinya, Jaka dan Levin juga membalas sapaan Sandika dengan baik, seolah-olah mereka berdua senang ada anggota baru yang datang, sementara Jaevin--bocah itu malah menampakkan senyum bak serigala pemburu, sisi playboy ulungnya pun keluar.

"Nama yang cantik." Ucap Harjun lirih sembari mendudukkan tubuhnya di kursi sebelah Jaka, sengaja mencari tempat strategis untuk berhadapan dengan Sandika.

"Terima kasih." Balas sang pemilik nama sembari menundukkan kepalanya, dia merasa amat tersanjung. Sementara di sebelahnya, sang mantan pacar tidak menggubris sebuah keuwuan yang baru saja terjadi, ia tengah sibuk membalas chat dari Ryuna.

"Sebenarnya kita kumpul kayak gini tuh mau ngapain?" Pertanyaan Levin barusan di angguki oleh semua orang kecuali dua orang yang bersangkutan, yaitu Haidar dan Sandika.

Haidar mengedarkan pandangannya dan mendapati semua orang sedang menatap ke arahnya, laki-laki yang tengah senyum-senyum sendiri dengan ponselnya itu pun akhirnya menarik nafas dalam-dalam untuk kemudian bersiap menjelaskan segala hal yang ingin di ketahui oleh teman-temannya—dilihat dari tatapan mereka yang seolah-olah menuntut penjelasan panjang lebar.

"Kenalin ini Sandika mantan pacar gue." Ujar Haidar sembari merangkul pundak Sandika, semua orang yang berada di sana pun terbelalak tak percaya dengan pengakuan mengejutkan dari Haidar barusan.

Levin memutar bola matanya malas, "Ya terus hubungannya sama kita kumpul?"

"Pamer aja." Jawab Haidar santai.

Sandika menurunkan tangan Haidar dari pundaknya, ia tak ingin mereka semua berpikir yang macam-macam mengingat sekarang Haidar sudah ada yang punya. Terlepas dari rangkulan Haidar, Sandika tersenyum kikuk pada orang-orang yang sekarang sedang menatapnya seperti orang dongo, mungkin mereka masih tak habis pikir dengan apa yang baru saja mereka dengar, walaupun bagi mereka hubungan yang Sandika dan Haidar jalin saat ini terbilang hubungan yang cukup meresahkan, mereka tidak bisa memungkiri bahwa hubungan macam itu memang benar adanya.

Meja panjang di sudut kantin fakultas teknik itu pun mendadak hening sesaat, Levin yang sadar jika atmosfer di sekitarnya mendadak berubah buru-buru menggebrak meja, ia yang kebetulan duduk di kursi paling ujung pun berdiri lantas menawari semua orang untuk memesan menu makan siang apa yang mereka inginkan, kalau sudah begini anak itu pasti yang akan membayarnya nanti, kali ini Jaevin sangat ber-husnudzon.

Aksara Bhayang | Lee Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang