¶18.Best Part With You¶

61 6 7
                                    

*Busett ini part terpanjang yang pernah gw tulis. Proud for me👏

✨ Aksara Bhayang | Lee Jeno✨

"Kita adalah awal yang bersama untuk akhir, kita adalah rasa yang sama untuk terus tumbuh, kita adalah dua tokoh utama yang sudah menemukan jalan cerita."

__________________

Sandika Pov.

Sudah dua tahun terlewati sejak saya resmi menjadi mahasiswa baru di universitas negeri ternama di kota seribu kenangan ini alias Jogjakarta. Bahkan kenangan-kenangan itu masih melekat kuat dalam ingatan saya, sebuah perjalanan menuju pendewasaan yang saya mulai sejak dini, saya dituntut untuk menjadi dewasa oleh lingkungan hidup baru, utamanya jauh dari orang tua. Saya masih ingat ketika baru tiba di sini sendirian, Mbah kung setiap malam akan menemani saya menangis karena merindukan Ayah-Bunda sampai tertidur. Saat saya tidak terlalu pintar bergaul, ada Giselle serta Fitri yang tiba-tiba mengulurkan tangannya untuk menjadi teman pertama saya, sampai suatu ketika saya akhirnya bertemu lagi dengan cinta pertama saya yang gagal saya pertahankan sampai akhir. Bertemu dengan Haidar Kembali membuat saya banyak dihantui rasa bersalah namun juga rasa lega karena pada titik itu--ketika kita bertemu kembali akhirnya dia menemukan bahagianya. Bertemu dengan Haidar memberikan saya sebuah ruang untuk menjadi lebih dewasa lewat perasaan-perasaan dan situasi baru yang harus saya jalani dan temukan penyelesaiannya, seperti ketika saya dihadapkan pada kehilangan Harjun dan pengakuan Aksara setelahnya. Haidar selalu mempertemukan saya dengan pelajaran-pelajaran hidup baru, Tuhan memberikan saya kesempatan untuk menentukan jalan cerita mana yang seharusnya saya pilih. Seperti sekarang ini, menjadi teman dekat dari masa lalu saya dan menjadi orang paling beruntung karena dipertemukan dengan dua temannya yang akhirnya ikut andil dalam cerita saya ini. Jika Haidar adalah awal yang harus selesai, maka Harjun adalah singgah yang tidak pernah saya sesali, dan Aksara adalah sekarang yang harus selalu saya jaga dan syukuri, karena belum tentu ada yang mencintai saya seperti dirinya.

Menjadi mahasiswa semester pertengahan agaknya sedikit membuat saya lelah, kadang saya berpikir ingin berhenti saja tapi kemudian Akasara akan menyemangati saya, menghibur saya dan bahkan tak jarang dia akan membantu mengerjakan tugas-tugas matkul saya yang bahkan tidak ada di KRS miliknya, atau seperti beberapa hari lalu dia yang tiba-tiba saja menawarkan untuk menikah dengannya saja jika saya sudah tidak sanggup untuk meneruskan kuliah, entah itu hanyalah bercandaan atau bukan--dengan cepat saya pun langsung menolaknya, ya karena menikah itu bukan solusi, justru kehidupan setelah menikah itu akan lebih sulit dari kesengsaraan singkat yang sedang saya alami sekarang.

Tempat nongkrong saya di dalam kampus bersama dengan Fitri dan Giselle masih sama seperti awal kami memutuskan untuk menjadi sahabat, Yaitu kantin fakultas teknik. Memesan satu gelas lemon tea atau kadang pop ice dengan rasa yang sesuai selera masing-masing untuk menemani obrolan kami bertiga yang dari dulu tidak pernah kehabisan topik.

"Lo berdua udah lihat belum?"

Kalimat pembuka dari obrolan siang hari itu akhirnya di ucapkan oleh Giselle, ia menanyakan sebuah pertanyaan yang membuat saya dan Fitri yang tengah asik menonton serial drama cina akhirnya menoleh bersamaan.

"Lihat apaan?" Tanya saya pada Giselle yang membuatnya langsung buru-buru mencari sesuatu di dalam ponselnya.

Saya dan Fitri otomatis beradu tatap setelah melihat Giselle yang mendadak gusar dengan ponselnya tersebut.

Aksara Bhayang | Lee Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang