¶14.Kita dan toko buku Malioboro¶

61 10 8
                                    

*Ehe, Chapter ini agak panjang guys, semoga Suka dan jangan lupa vote serta komen-nya, komen kalian tuh bikin aku semangat update tau yorobun .🤗

✨Aksara Bhayang | Lee Jeno✨

"Kita adalah dua sudut pandang dalam satu cerita, bedanya kamu sudah menamatkan bagianmu, dan aku masih akan memulainya dari bagian akhir ceritamu itu." -Aksara-

________

Sandika Pov.

Untuk bulan April, Maafkan saya. Maaf karena pada bagianmu itu saya tidak ingin mengulanginya kembali, pada hari-hari saat melewati bagianmu itu terlalu pedih untuk di putar dan di katakan sebagai keadaan yang baik-baik saja. April membuat saya kehilangan seseorang untuk kedua kalinya, saya maunya tidak ingin membenci April, tapi kejadian tidak mengenakkan selalu terjadi di bulan itu. Setelah April pergi, saya menyambut Mei dalam  keadaan masih merasakan kesedihan, Orang-orang silih berganti mengingatkan saya untuk mengawali bulan baru dengan menutup kisah di bulan yang lama, dengan kata lain mereka menyuruh saya untuk melupakan Harjun dan memulai kisah baru dengan orang yang baru pula. Mereka pikir tiba-tiba menghilangkan ingatan itu mudah, terlebih lagi ini dengan seseorang yang sudah memberikan saya beberapa ingatan yang menggembirakan, meskipun sempat beberapa kali ada ingatan menakutkan mengenai kemarahan Harjun.

Mei saya habiskan dengan pulang ke Surabaya mendekati libur semester 4 dan hari raya Idul Fitri, saya mencoba untuk menyembuhkan diri, Karena lagi-lagi Jogja ingkar janji, Jogja selalu memisahkan saya dengan orang yang saya sayangi, tapi jogja juga yang mempertemukan saya dengan mereka serta dengan senang hati sudah memberikan saya tempat untuk membuat cerita indah walau tidak sekalian dengan ending-nya yang juga ikutan indah.

Lalu setelah Mei berlalu, Saya menyambut Juni dengan suka cita, saya berharap Juni menjadi awal baru yang semoga saja lebih baik dari terdahulunya. Saya bersimpuh pada Juni kali ini, dalam setiap sujud—saya meminta pada Sang maha kuasa supaya sedikit mengasihani saya, mengelus ubun-ubun saya sembari berkata, "Baik hambaku, kali ini kamu harus bahagia untuk waktu yang cukup lama."  Dan setelahnya saya berucap Amin paling keras diantara semua doa-doa yang Pernah terpanjat.

"San, putus tuh rasanya gimana sih?"

Siang itu setelah keluar dari ruang praktek menjahit, Tiba-tiba Fitri bertanya demikian, membuat saya harus mengingat kembali rasa sakit yang mulai terkubur cukup dalam.

"Yang pasti lebih sakit dari di cubit." Kata saya sekenanya.

"Sekarang coba lo cubit gue!" Ketika Fitri mendadak minta untuk dicubit, tanpa berpikir panjang saya pun langsung mencubitnya dengan gemas sembari membayangkan jika lengan kecilnya itu adalah sebuah mainan Squishy.

"Awww sakit San anjir lo!!" Dia memaki sembari berusaha melepaskan cubitan saya dari lengannya secara paksa.

"Katanya suruh nyubit, ya gue cubit lah.."

Fitri menatap saya dengan komuk sebalnya yang menggemaskan, "Itu lo nyubitnya niat banget, gila sampe biru nih lengan gue." Katanya dengan nada suara yang menggebu-gebu, dan saya pun hanya tertawa lepas.

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu? Muka gue masih kelihatan galau banget ya, Fit?" Tanya saya sedikit was-was, takut kalau-kalau kegundahan itu kembali tersirat di wajah saya.

Aksara Bhayang | Lee Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang