✨ Aksara Bhayang || Lee Jeno ✨
Sekitar pukul setengah lima sore, ketiga pemuda yang sudah berencana untuk menyelesaikan segala permasalahan mereka itu pun akhirnya tiba di tempat tujuan. Sore itu langit cerah berwarna jingga seolah ingin menjadi saksi biksu atas apa yang akan terjadi nantinya, hujan yang diperkirakan akan turun sejak dua jam lalu nyatanya hanya sekedar ramalan, atau memang semesta sudah merencanakan semuanya sedemikian rupa menjadi panggung megah untuk ketiga pemuda itu berkelahi.
Di sebuah Rooftop pusat perbelanjaan terbesar di kota jogjakarta, Ketiga pemuda berstatus mahasiswa itu pun sudah saling melempar tatapan sinis, Haidar menatap kesal ke arah Harjun, sementara Harjun menatap kesal ke arah Haidar dan Aksara bergantian. Lalu di sisi lain Aksara hanya menatap lurus ke arah Harjun sembari melepaskan jaket denim yang di kenakannya.
"Tonjok-tonjokan nggak nih?"
Haidar memelotot sebentar lalu melirik sekilas ke arah Aksara, sembari menghunuskan tatapan mata yang jika ditafsirkan berupa,
"Gimana nih nder?"
"Kita bakal kasih satu tonjokan ke orang yang kita keluhin gimana?" Tanya Aksara dengan nada santainya, sementara itu Harjun dan Haidar hanya mengangguk, menyetujui sebuah ide yang dicetuskan oleh temannya itu.
Bugh..
Selang beberapa detik Aksara langsung menonjok wajah tampan Harjun, meninggalkan jejak merah yang begitu kentara di salah satu rahang bocah itu.
"Anjing lo Jun! Gue selama ini udah sabar banget ngadepin tingkah lo! Tapi lo malah makin kurang ajar sama orang yang gue sayangi. Lo kalo dendamnya ke gue bunuh aja gue sekalian jangan nyakitin seseorang yang paling gue sayangi."
Bugh...
Disaat Harjun sedang menatap ke arah Aksara dengan matanya yang nyalang, tanpa ada aba-aba Haidar langsung menonjok wajah Aksara, dan di satu sisi Harjun hanya bisa memberikan tatapan kebingungan seperti halnya yang dilakukan Aksara setelah kena bogeman super maut dari Haidar untuk pertama kalinya selama mereka berteman.
"Asu lo Sa, dipikir gue nggak tau apa kalo dulu orang yang bikin Ryuna galau abis itu elo bangsat." Setelah bermaklumat seperti demikian, Haidar langsung berganti menonjok wajah Harjun, bahkan bogeman-nya kali ini terlihat lebih parah dari yang sebelumnya ia lakukan kepada Aksara.
"Dan elo ini emang biadab ya Jun, bisa-bisanya gunain mantan gue buat bikin Aksara sakit hati."
Akasara dan Harjun saling beradu tatap, ekspresi wajah mereka sudah seperti orang yang ketahuan maling jemuran.
"Sa, semenjak Sandika nimbrung di tongkrongan kita, diem-diem gue perhatiin gerak-gerik elu, dan semua itu menandakan kalo lo ada rasa sama dia. Dan waktu itu pas lo tiba-tiba pindah haluan ke Herin, gue mikirnya ini pasti ada yang nggak beres. Akhirnya gue mulai cari tahu, dan ternyata gue cari tahu-nya malah kejauhan."
"Bro-" Haidar memegang pundak kedua temannya yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri itu bersamaan sebelum melanjutkan ucapannya yang sengaja ia jeda.
"Gue udah tahu perkara cinta segitiga kalian berdua sama pacar gue. Kenapa gue lebih pilih diam, karena gue nggak mau membuka luka lama, gue pikir saat Harjun jadian sama Sandika, dia bisa mengendalikan tingkah lakunya itu, gue pikir yang awalnya pura-pura bisa kebablasan dan jadi cinta beneran, tapi makin kesini lo makin ngawur banget Jun!!"
"Ya maap."
"BIJI MATA LO YA MAAP!"
"Bentar, gue belum nonjok siapapun ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Bhayang | Lee Jeno✓
FanfictionCOMPLETED Jika aku adalah garis finish dari pelarianmu, Maka aku akan jadi garis finish yang mendekatimu lebih dulu. Dan setelahnya kita berputar pada ruangan sempit bernama Jatuh Cinta, menikmati alur cerita yang isinya hanya kita berdua, merajut a...