ONE FINE DAY

574 78 53
                                    

Hermione duduk di sofa usang ruang tamunya masih dengan gaun putih yang mengapit tubuhnya. Tangannya tidak berhenti memutar-mutar tongkat sihir miliknya karena perasaan gugup. Dia sendiri bingung kenapa dia harus gugup? Dia hanya akan duduk dan mungkin membincangkan beberapa hal dengan pria yang kini masih sibuk dengan perkakas dapurnya.

Wanita melirik dengan ekor matanya. Memperhatikan pria bersurai pirang yang kini hanya bisa terlihat memunggunginya karena masih membuat teh di dapur.

Sebenarnya dalam hati dia bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika saja beberapa menit lalu Draco tidak memberitahu kebenaran kalau pria itu mencintainya.

BEFORE...

"Malfoy."

"Gra... Granger."

Rahang Draco terkunci seutuhnya. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Yang jelas sekarang dia masih berlutut di hadapan Hermione dan memandang wanita itu dengan tatapan yang sulit di jelaskan. Entah itu rasa kagum, bingung, kaget, atau perasaan lainnya.

"Malfoy... Kau..." Hermione bingung harus mulai berbicara dari mana. Dia jelas sangat terkejut melihat Draco yang kini berada di hadapannya.

Pria itu berdiri dengan ragu menghadap lurus dengan Hermione. Draco yang masih dia dengan enggan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Terasa canggung baginya setelah apa yang baru saja terjadi barusan. Semuanya begitu cepat hingga dia tidak mampu berpikir apapun.

"Em.... Bisakah... Kita, bicara di dalam?" Tanya Hermione memecah keheningan.

"Eh, ya. Sure."

Wanita yang kini memakai gaun putih itu berbalik dan berusaha mengangkat sedikit bagian bawahnya agar tidak terlalu kotor. Draco tadinya berniat membantunya, tapi kemudian dia mengurungkan niat itu karena sensasi aneh tiba-tiba muncul di dalam dirinya.

DEG!

Pria itu mengerang dalam diam sambil memegangi kepalanya. Oh, Merlin pasti sedang mengutukku saat ini!. Gerutunya dalam hati.

Draco kemudian berjalan perlahan mengikuti Hermione dalam diam.

PRESENT TIME...

"Ini tehmu." Draco menyodorkan cangkir berisi teh panas yang masih dihiasi asap tipis.

"Terima kasih."

Draco mengambil posisi untuk duduk di sebelah Hermione. Entah kenapa wanita itu diam saja tanpa perlawanan sama sekali. Hermione pun meneguk minuman yang ada di tangannya.

Hening.

Hanya ada suara sayup-sayup angin yang menerobos lewat jendela. Karena merasa semakin tidak nyaman, Hermione akhirnya menaruh gelas melamin bening berukuran sedang itu di meja dan menatap Draco dengan seksama.

"Ok baiklah. Aku yakin jika aku tidak bicara sekarang kita akan terus diam hingga besok pagi,"

"Ya kurasa kau benar." Jawab Draco singkat sambil meminum lagi teh panasnya dengan perlahan.

"Jadi, kau mau menjelaskan perkataanmu beberapa menit yang lalu, Malfoy?"

Mata Draco melebar dan dia tersedak oleh teh panas yang sedang diminumnya. Pria itu terbatuk beberapa kali sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Ekhem... Eh... Itu..."

"Itu pasti panas." Ujar Hermione dengan polos.

Tidak kusangka kepintarannya berkurang karena menjadi monster bertahun-tahun. Draco mencibir dalam hati sambil melirik Hermione dengan tatapan agak kesal.

A Monster And The Cursed RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang