15.

4.1K 247 25
                                    

Suasana canggung menguar pada salah satu kamar yang berisi satu pria dan satu wanita, mereka berdua berdiri bertatapan, pertemuan pertama kali dalam keadaan mereka sebagai sepasang kekasih.

Walaupun keduanya adalah orang yang biasanya paling bisa mengendalikan suasana tetapi sekarang hanya bisa berdiri bertatapan bisu.

Saat berkirim pesan bertukar kabar isinya ingin bertemu, tetapi saat bertemu hanya bisa termagu layaknya orang asing baru bertemu.

"Jis." panggil Seokjin membuka suara.

"Ah-eh-iya-ah silahkan duduk oppa." gagap Jisoo sambil menunjuk tempat tidur mempersilahkan kekasih yang belum pernah ditemuinya itu.

Seokjin pun duduk dipinggiran tempat tidur menatap Jisoo yang masih berdiri canggung. Jisoo yang ditatap sebegitunya oleh sang kekasih pun bersemu malu menambah kegugupan.

Hening kembali, tak ada yang bersuara hanya bertatapan sekilas lalu memalingkan wajah melihat sekeliling dengan tidak jelas, Seokjin tidak tahan seperti ini yang ia harapkan adalan saling memeluk mesra menyampaikan rindu tetapi nyalinya menciut malu.

Setelah berperang dengan diri sendiri, Seokjin yang tidak tahan langsung menarik Jisoo mendekat padanya dan diikuti dirinya yang membaringkan diri diatas tempat tidur dengan Jisoo diatasnya, sebelah lengan Seokjin terlipat untuk bantalan dirinya dan sebelah lagi memeluk erat pinggang ramping kekasihnya.

Jisoo yang terkena serangan tiba-tiba pun tersentak, matanya terbelalak kaget tangganya kini berada pada dada sang kekasih begitu juga kepalanya yang bersandar nyaman mendengar detak jantung Seokjin.

"Rileks Sayang." bisik Seokjin diatas kepala Jisoo yang melihat kekasihnya begitu kaku diatasnya, lengannya pun makin mengeratkan pelukan.

Jisoo mendengar bisikan Seokjin menjadi tersipu karea begitu dekat, ia pun menguasai dirinya menyadarkan dan sudah menyamankan diri dengan kepala menyusup pada leher Seokjin dan kedua lengannya melingkar pada pinggang kekasihnya.

"Akhirnya pelukan, Jisoo rindu oppa." bisik Jisoo yang menggelitik leher Seokjin, si pria pun tersenyum mendengar bisikan kekasihnya.

"Oppa juga rindu kamu, Sayang." balas Seokjin meengelus pinggang Jisoo. Jisoo sekarag kembali menaruh kepalanya pada dada bidang kekasihnya dengan nyaman.

"Oppa sayang Jisoo tidak?" tanya Jisoo sebelah tangannya membentuk pola abstrak pada dada Seokjin yang terhalang baju.

"Sangat, kenapa bertanya seperti itu, hm?" tanya Seokjin sembari mengecup puncak kepala Jisoo membuat sang pemilik terkikik senang.

"Karena Jisoo sayang oppa." balas Jisoo mendongakkan kepalanya menatap sang kekasih senang, wajah Seokjin mendekat dan disambut Jisoo dengan kedua hidung mereka bersentuan berbagi nafas.

"Jangan pernah meragukan perasaan oppa padamu, hm." ucap Seokjin sebelum bibirnya meraih bibir Jisoo mendecap, membelai dengan lembut sarat cinta dan rindu.

Berbeda ruangan berbeda juga suasana yang ada seperti didalam kamar Wendy yang sudah berisi dirinya dengan sang kekasih.

Seketika saat masuk kamar seketika juga bibir Wendy sudah dikuasai bibir mesum Yoongi, Wendy yang tak bersiap apa-apa pun hanya tersentak melotot tetapi tak dihiraukan sang kekasih, malah Yoongi semakin memperdalam decapannya dengan tangan menjalar meremas bongkahan bokong bulat Wendy.

"Akh!" sentak Wendy didalam mulut Yoongi tubuhnya pun ikut maju menabrak dada kekasihnya, miliknya bertemu erat dengan kejantanan Yoongi.

"Akh oppa--stop." ucap wendy sambil berusaha menarik wajahnya dan tangan mendorong dada kekasihnya.

Secret (Blackvelvet) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang