22. END

6.3K 255 27
                                    

Rośe tengah mengantar kepergian Chanyoel dengan lambaian tangan, setelah itu ia masuk kembali dengan niatan menuju kamar.

"Jadi sainganku hyungku sendiri, Śe?" Langkah kaki Rośe terhenti tepat dibelakang Jaehyun yang duduk diatas sofa.

Dengan kening berkerut Rośe memutari sofa melangkah kehadapan Jaehyun. "Saingan apasih?"

"Jangan pura-pura ngga tahu, Śe. Sudah berapa lama dekat dengan Chanyoel hyung?" Jaehyun mendongak menatap Rośe yang sedikit-sedikit sudah mulai paham arah pembicaraan ini kemana.

"Baru beberapa minggu." Rośe mengambil tempat duduk disamping Jaehyun menyandarkan kepalanya pada lengan sang pria yang memang terlentang diatas sandaran sofa.

"Udah berapa persen dia bisa dapetin kamu?" Kepala Rośe menoleh pada orang yang sedang berbicara itu.

"Ngga tau pasti berapa persen, tapi gue nyaman." Mata Jaehyun tenggelam pada sinar menggoda mata Rośe.

"Kalo buat aku?"

Rośe memiringkan kepalanya seolah berpikir keras untuk menjawab pertanyaan sang mantan kekasih itu.

"Nol persen?" Senyum miring terpancar diwajah cantik milik Rośe, jawaban yang membuat Jaehyun makin menekan rasa tidak enak dalam hatinya.

"Lagian loe juga belum berusaha apa-apa, toh gue udah bilang kan, yang deketin gue itu banyak ganteng-ganteng lagi." Pandangan Rośe kembali terarah pada layar televisi didepannya.

"Gimana aku mau usaha kalo yang deketin kamu aja kakakku sendiri, digrupku dia itu sangat berjasa buat kami, selalu mendukung walau nyatanya kita bersaing menjadi yang terbaik didunia musik, gimana caranya tiba-tiba aku ngelawan dia buat dapetin kamu?" ucapan yang sarat akan frustasi dikeluarkan Jaehyun dan membuat Rośe sedikit tersentak.

"Ya itu mah terserah kamu milih kakakkmu apa aku." Kedikkan bahu Rośe makin membuat Jaehyun putus asa, semangat untuk membuat Rośe kembali dalam pelukan kini lenyap sudah.

"Yasudahlah, kamu benar sekarang kamu susah buat didapetin, apalagi buat orang brengsek kaya aku." Jaehyun terkekeh miris menertawai kepercayaan dirinya yang kini sudah hilang entah kemana.

"Chanyoel hyung juga orang yang baik, cocok sama kamu. Jadi ya aku nyerah Śe, bahagia sama hyungku, yah?" Tangan Jaehyun terangkat mengelus rambut pirang Rośe seolah itu adalah terakhir kalinya ia dapat menyentuh wanita disampingnya itu.

Jaehyun beranjak merapihkan pakaiannya yang sedikit kusut, lalu melangkah pergi kearah pintu. Rośe hanya bisa mematung, hati dan pikirannya bergelut tiada henti.

"Sok tau banget kamu, aku bakal bahagia sama kakakmu itu, dan juga kamu itu cemen tau ngga?! Udah berhenti padahal belum mulai apa-apa, Jung Jaehyun banci!!" Rośe berdiri meneriakan semua perkataan itu kepada Jaehyun yang kini berhenti melangkah.

Rośe melangkah mendekati si pria yang juga membalikan badannya, ia tersentak akan teriakan Rośe barusan.

"Dasar banci! Ganti pake rok aja sanah, cuma modal mulut doang, tindakannya nol besar." cerocos Rośe menunjuk-nunjuk dada kanan Jaehyun dengan telunjuknya.

"Tindakan apalagi Śe?? Katamu aja harapan buat aku nol persen, terus apalagi? Pikirmu aku senang nyerah gini aja, hah?! Engga, aku ngga suka apa yang aku mau ngga bisa aku dapetin, tapi aku bisa apa?! Aku bisa apa saat kamu lebih nyaman sama orang lain, hah?!" Suara tegas Jaehyun terdengar begitu putus asa, keinginannya, harapannya hanya bisa menjadi rencana semata.

"Berarti kamu lebih milih kakakmu dibanding ak--"

"Akh!" Erangan keras keluar dari bibi Lisa yang saat ini tengah dipermainkan tubuhnya oleh Bambam, memang sedari tadi pasangan itu berada disana menonton drama sepasang mantan kekasih itu.

Secret (Blackvelvet) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang