"(y/n).. bangun nak udah ditungguin Oikawa tuh di luar," beberapa hari yang lalu setelah kekalahan pertandingan, mereka bersekolah seperti biasa. Beberapa dari mereka masih ada yang belum move on atau menerima kekalahan di The Interhigh pastinya, apalagi Oikawa.
"Jam brapa mak sekarang?" tanya (y/n) yang masih setengah sadar.
"Jam 6.49."
"HAH!?"
(y/n) langsung bangun dari tidurnya dan langsung memakai seragam sekolahnya.
"Ga mandi?"
"Anggep aja udah mandi, tuh masi wangi kan," jawab (y/n) terburu-buru.
"Iya, wangi ketek," ejek sang ibu.
Tak peduli dengan perkataan ibunya, (y/n) langsung berpamitan dan menyusul Oikawa yang sudah menunggu lumayan lama.
"Maap ya buaya, gue kemaren begadang makanya jadi telat," kata (y/n) kepada Oikawa.
"Ampe sekarang lo mau manggil gue buaya?? Gila lo ye," ucap Oikawa tak terima.
"Hey dengerin ya, buaya tetaplah buaya. Kalo lo udah punya cewek juga gue tetep bakal manggil lo buaya, like enak aja gitu manggil lo."
"Idih gue juga bisa kali ga jadi "buaya" yang lo maksud," balas Oikawa.
"Hayo gimana?"
"Lo liat jam berapa sekarang?"
(y/n) melihat jam tangannya.
"Mampus kita."
(y/n) dan Oikawa langsung berlari dengan cepat menuju ke sekolahnya. (y/n) berlari dengan sangat cepat sehingga Oikawa tidak bisa menyusulnya.
"Lo cheetah ato gimana si larinya cepet bangetttt!?" tanya Oikawa sambil berlari.
"Karena kecepatan lari manusia lebih tinggi daripada kecepatan lari buaya. Buaya cuma 17 km/jam sedangkan manusia 45 km/jam!!!" jawab (y/n) yang juga sambil berlari dan berteriak.
"Tumben pinter lo hehe!"
"Ok gue turut senang karena lo udah nerima kalo lo itu buaya!"
"Ok, fine!!🙄"
Akhirnya mereka sampai di depan sekolah dengan gerbang yang hampir saja tertutup. Sesampainya mereka di sekolah, mereka menemukan Iwaizumi dan kawan-kawannya sudah memakai baju olahraganya.
"Emang kita ada pelajaran olahraga?" tanya Oikawa sambil menghela napasnya berkali-kali.
"Oiya gue baru inget lagi," jawab (y/n).
Iwaizumi menyadari keberadaan mereka berdua lalu datang menghampiri mereka.
"Kalian ngapa capek2 lari begini?" tanya Iwaizumi.
"Kita udah mo telat, Iwa-chan. Kalo ga lari, nanti kita bakal telat pake nanya lagi," jawab Oikawa.
"Gue cuma mau ngasih tau, hari ini jogging ngiterin sekolah 3 puteran. Good luck," Iwaizumi meninggalkan mereka yang terdiam.
"HAH!???"
"HAH!???"🧚♀️🧚♀️🧚♀️
Di dalam gymnasium, mereka berlatih voli seperti biasanya.
(y/n) yang sedang duduk sambil bersandar di dinding tiba-tiba Oikawa datang dan duduk di sebelahnya.
"Minum?" tawar (y/n).
"Alhamdulillah peka," tangan Oikawa langsung mengambil botol minum yang diberikan oleh (y/n) dan meminumnya.
"Lo gila? Itu nempel!"
"Hm? Bodo amat," Oikawa meminum air tersebut sampai setengah habis.
Tiba-tiba, Oikawa menyenderkan kepalanya di bahu (y/n).
"Capek?"
"Ya begitulah gue juga butuh senderan," jawab Oikawa dengan pelan. (y/n) hanya mengangguk pelan.
"(y/n)-chan..." panggil Oikawa.
"Ya?"
"Lo tau ga, sebenernya gue belom sepenuhnya kalah," kata Oikawa yang membuat (y/n) bingung.
"Maksud lo?"
"Iya, masih ada yang harus gue menangin selain pertandingan voli."
"Apa itu?"
"Entah gue juga gatau gimana jelasinnya. Karena disitu gue juga hampir kalah, agak susah sih buat perjuangin itu."
"Dan saingan gue juga lumayan—ya susah menurut gue," lanjut Oikawa.
"Terus? Target lo apa?"
Oikawa mengangkat kepala nya lalu menghadap ke (y/n).
"Target gue ada di depan gue sekarang."
"Target gue adalah lo."
Oikawa menunjuk (y/n) dengan tatapan yang serius.
"You."
Tak lama kemudian, Oikawa memasuki lapangan lagi dan mengumpulkan para anggota timnya.
"Tunggu.."
(y/n) hanya terdiam sambil memandang Oikawa yang sepertinya ingin berbicara sesuatu dengan anggota tim Seijoh.
"Maaf gue gabisa bawa kemenangan buat pertandingan kemaren," kata Oikawa sambil menunduk.
"Kusokawa.."
"Tapi gue belum sepenuhnya kalah. Masih ada sesuatu yang harus gue menangin selain voli. Gue emang cinta voli, tapi ga ada yang bisa ngalahin sama orang yang sekarang lagi berdiri ngeliat kita," Oikawa melirik ke arah (y/n), begitu juga dengan yang lainnya.
"(l/n)-san??" tanya Hanamaki.
"O-oikawa—"
"Tooru." (y/n) terkejut. Oikawa menghampiri (y/n).
"Panggil aja Tooru, (y/n)," (y/n) hanya terdiam dengan pipinya yang memerah dari tadi.
"You're mine now—"
(y/n) langsung memeluk Oikawa dengan erat. Oikaw a membalas pelukannya lalu mengelus rambutnya dan mencium kening (y/n).
"Tooru bego, bego banget. Kenapa harus di lapangan begini sih!?" tanya (y/n), maaf tsundere hihi.
"Anjg (l/n)-san lucu banget," ucap Iwaizumi membalikkan kepalanya ke belakang sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
"Udah gue bilang move on goblok." ucap Matsukawa.
"Gue gamau mereka ga tau kalo lo sekarang pacar gue," jelas Oikawa.
Mereka berdua melepaskan pelukannya lalu saling tersenyum.
"Malem mo makan2? Gue ada banyak duit," tawar Oikawa kepada semua anggota tim.
"GASSSSS!!"
——————————————————————————
haiii makasi yang udah mau baca sampe akhir!!gua bukannya kehabisan bahan tapi gua emang dari awal sebelum bikin ni cerita gua bakal tamatin kyk gini, kalo kalian kecewa sini lapak hujat author terbuka bgt disini🥰🥰
ga lah anjir jgn hujat gua, ini ff pertama jadi maap kalo jelek 😔😔
oke sekian aura kasih see you in next fanfic!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ineffable [oikawa tooru]
Teen Fiction"Ineffable". Kata pertama yang terlintas di otak (y/n) saat melihat Oikawa melakukan service saat latihan berlangsung. Oikawa memang hebat dalam bermain voli. Bukan hebat, tapi terlalu hebat. Tapi itu tidak membuat (y/n) menyukai si sampah itu kare...