"(y/n) ga pantes buat temenan sama anak bangsat kayak lo semua."
Sementara itu (y/n) yang sedang pergi ke minimarket yang berhadapan dengan vending machine tersebut, melihat dan mendengar percakapan antara gadis itu dan Oikawa.
(y/n) memaksakan diri ke minimarket untuk membeli bahan makanan atau snack untuk dirinya, padahal ibunya sudah melarangnya untuk pergi ke minimarket dalam kondisi belum terlalu sehat.
Mendengar percakapan gadis aneh Asiap dan Oikawa itu membuat (y/n) hanya mematung memperhatikan mereka sampai-sampai kasir minimarket beberapa kali memanggil namanya untuk membayar terlebih dahulu. Namun (y/n) tidak menggubris perkataan kasir tersebut dan tetap mematung ke arah mereka.
"A-apa lo bilang? Lo punya mantan sebrengsek dia? K-kok lo ga cerita-cerita sama gue? Padahal kita udah lama deket, tapi lo masi nyembunyiin sesuatu dari gue?"
"Oi! Buruan gue mau ke bandara jadi telat gara-gara lo!" teriak seseorang yang berada di belakang (y/n). "Eh maap maap gue ga nyadar!" balas (y/n).
Buru-buru (y/n) membayar barangnya yang ia beli lalu bergegas keluar dari minimarket dan pulang.
BRAKK
"Huu nabrak dikit aja langsung jatoh, LEMAH!" tiba-tiba ada anak kecil yang menyebalkan dan menabrak (y/n) dengan kencang lalu berlari bersama teman-temannya.
"Sialan lo bocil gaada sopan santunnya! Minta maap kek!" (y/n) langsung meringis kesakitan karena lukanya belum sepenuhnya sembuh.
"(y/n)-chan?" Oikawa menyadari ada suara (y/n) berteriak ke anak kecil tersebut. Ia tak menyangka kalau ia akan bertemu dengan (y/n) disitu.
Gadis aneh itu menatap aneh kepada Oikawa yang barusan menyebut (y/n) dan terheran-heran lalu mereka ditatap balik oleh Oikawa dengan tajam yang membuat mereka bergidik ketakutan.
"Permisi."
Oikawa langsung menuju ke tempat dimana (y/n) berada.
"(y/n)-chan kok disini—"
"Ni bocil jenis apa lagi si!?—"
(y/n) hanya menatap kebingungan kepada Oikawa. (y/n) tak menyangka kalau Oikawa akan menghampirinya.
"Lah lo ngapain disini—AW!"
"Harusnya gue yang nanya lah kenapa lo disini, (y/n)-chan?" tanya Oikawa balik.
"Ya lo punya mata kan? Liat noh gue ngapain!"
"Yaelah lo sakit ga sakit begini juga sifat lo."
"Aduh bocil sialan gue masuk rumah sakit kek lo mau tanggung jawab aja sih!? Tulisan gue masih lebih bagus daripada akhlak lo cill cill—"
Oikawa tiba-tiba jongkok dan tangannya mengarahkan kalau ia ingin menggendong (y/n).
"Buruan naik. Gue yang bawa belanjaan lo," titah Oikawa.
"Lo gendong gue tar lo bawa belanjaan gue gimana dong? Ngotak dikit kek—"
"Lo berdua ngapain disini?"
Tiba-tiba, Iwaizumi datang dan beralasan ingin membeli sesuatu di minimarket, eh tapi malah ketemu pemandangan yang tidak mengenakan, menurut dia.
"Nah gue kan berotak jadi gue minta tolong ama lo aja deh. Iwa-chan bantuin bawa ya hehe," kata Oikawa menyuruh Iwaizumi.
"Berotak berotak gue mau beli kok malah disuru bawa ginian?"
"Belanjaan ini punya (y/n)-chan loh~"
"Ha?"
🧚♀️🧚♀️🧚♀️
"Maap ye kalo belanjaannya banyak," kata (y/n) yang sedang digendong oleh Oikawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ineffable [oikawa tooru]
Teen Fiction"Ineffable". Kata pertama yang terlintas di otak (y/n) saat melihat Oikawa melakukan service saat latihan berlangsung. Oikawa memang hebat dalam bermain voli. Bukan hebat, tapi terlalu hebat. Tapi itu tidak membuat (y/n) menyukai si sampah itu kare...