"A-aw sakit.."
Oikawa langsung berlari ke sumber suara dan menemukan (y/n) dalam keadaan terluka dan banyak memar di tubuhnya.
"(y/n)-chan!?"
"Tolongin gue... Sakit..." kata (y/n) sambil menangis dan menahan sakitnya.
"Lo diginiin sama siapa!?" tanya Oikawa.
"N-nanti dulu, g-gue ga tahan.." jawab (y/n). Suaranya juga semakin lemah.
"Ayo gue anter ke klinik—"
"Klinik de-deket sini la-lagi libur, yang la-lain j-jauh.."
"Gue anter lo ke rumah. Tahan sebentar, ya. Gue mau gendong lo."
Oikawa langsung menggendong (y/n) ala bridal style dan menyenderkan kepala (y/n) ke dada bidangnya lalu Oikawa mulai berlari sekuat tenaga nya karena ia sudah tak tega melihat (y/n) menangis.
(y/n) adalah gadis yang kuat dan termasuk orang yang jarang menangis. Jika (y/n) menangis, maka artinya (y/n) sudah sangat bermasalah. Oikawa juga memikirkan bagaimana mentalnya (y/n) sekarang.
"A-apa salah g-gue—"
"Ssshh, tenang, (y/n)-chan. Sebentar lagi sampe." kata Oikawa yang menenangkan (y/n).
Tak sampai 3 menit, Oikawa dan (y/n) sampai di depan rumah (y/n).
Oikawa mengetuk pintu rumahnya dan untungnya ibu nya (y/n) belum tidur. Ibunya (y/n) seorang dokter dan pastinya memiliki persediaan untuk mengobati luka dari tubuh (y/n).
"Astaga, (y/n). Oikawa-san, ke kamar (y/n) sekarang," titah ibunya (y/n).
"Oke."
🧚♀️🧚♀️🧚♀️
(y/n) akhirnya selesai diobati luka dan memarnya oleh ibunya. Setelah itu, (y/n) tertidur dan Oikawa tak sempat meminta maaf kepadanya. Wajah dari Oikawa penuh dengan aura dengan penyesalan karena gagal melindungi (y/n).
Oikawa langsung membungkukan badan nya ke ibunya (y/n) untuk meminta maaf atas apa yang terjadi tadi.
"Maaf, saya gagal melindungi (y/n). Saya tidak menepati janji saya sendiri," kata Oikawa dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
ineffable [oikawa tooru]
Teen Fiction"Ineffable". Kata pertama yang terlintas di otak (y/n) saat melihat Oikawa melakukan service saat latihan berlangsung. Oikawa memang hebat dalam bermain voli. Bukan hebat, tapi terlalu hebat. Tapi itu tidak membuat (y/n) menyukai si sampah itu kare...