30 : : 宝石不见了 (gems are gone)

860 95 4
                                    

Melihat Yaxuan menangis dengan keadaan basah kuyup semakin membuat Yaowen tak berdaya untuk lebih menyedihkan dari Yaxuan. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada Yaxuan. "Ini bukan salahmu, Xuan. Justru akulah yang bersalah. Semua ini karena aku. Jangan menyalahkan dirimu sendiri."

Tangan Yaowen mengelus perut Yaxuan di balik baju, ia mengusapnya dengan lembut. "Jangan khawatir, Yaowen kecil sedang tidur itu sebabnya kau tak merasakan pergerakannya. Jangan menyimpulkan hal yang begitu menakutkan, kau harus tenang agar Yaowen kecil tidak terguncang."

"Tapi aku takut. Aku sudah tak merasakan pergerakannya sedari Yaoven membawaku ke sini, aku takut kau akan membenciku. Itu sebabnya aku... Aku memutuskan untuk melepaskan peganganmu." Sambil terisak Yaxuan meremat baju Yaowen.

"Tidak. Aku tidak akan pernah membencimu." Yaowen kembali memeluk Yaxuan. "Aku sangat mencintaimu, bagaimana mungkin aku bisa membencimu?"

"Tapi kau bahkan setuju ketika aku meminta untuk diceraikan," cicit Yaxuan di dalam pelukan Yaowen.

"Apapun yang kau minta aku akan melakukanya, jika kau lebih bahagia tanpaku maka aku akan dengan rela menjauh darimu tapi jika kau tak ingin aku pergi maka aku akan selalu berada di sisimu. Demi kebahagiaanmu aku akan melakukan apapun yang kau katakan, Xuan."

Tangis Yaxuan kembali lebih histeris. "Kau bodoh!" Yaxuan memukul Yaowen di dalam pelukannya, ia kembali lagi berkata, "Jika aku memintamu untuk pergi dari kehidupanku, kau harus menolaknya. Jangan meninggalkanku, buat aku untuk mengerti, buat aku terus berada di sisimu!"

"Baiklah..." Yaowen lalu mengusap wajah Yaxuan dengan lembut, ia semakin sedih jika Yaxuan menangis maka dari itu ia mulai mencoba menghentikan tangisan Yaxuan. "Jangan menangis, kau bilang kau lelaki yang kuat. Jika menangis terus, apa masih layak disebut lelaki yang kuat?"

"Lelaki juga bisa menangis." Sanggah Yaxuan dengan kesal.

"Iya aku tahu, tapi aku tak tega terus melihatmu menangis karena sedih. Aku melarangmu untuk menangis kecuali itu tangis kebahagiaan."

"Kalau kau peduli padaku, kenapa ketika wartawan menanyakan soal pernikahan kau berbohong? Kenapa tidak mengakui ku?" tanya Yaxuan yang pertanyaannya sudah terpendam jauh dalam lubuk hatinya akhir-akhir ini.

"Aku ingin kau masih bisa bersenang-senang dengan teman-temanmu di sekolah. Masih bisa merasakan masa-masa remajamu, sebelum akhirnya untuk menjadi istri dan orang tua yang baik ke depannya. Ketika waktunya tiba, baru aku akan membuat pernyataan pada dunia bahwa kau adalah milikku, tak ada yang boleh menyentuhmu kecuali diriku."

Lagi-lagi Yaxuan menyesal. "Maaf... Aku sudah salah sangka."

"Tidak apa-apa, ini juga kesalahanku. Seharusnya aku lebih jujur padamu sebelum aku memutuskan sesuatu, dan lagi aku minta maaf ketika kau kesulitan aku tak berada di sisimu untuk melindungimu."

Yaxuan menggeleng lemah. "Tak apa, lagipula Junlin sudah menjagaku selama kau berada di Jepang."

"Kalau begitu jika nanti aku bertemu dengan sahabatmu, aku akan mengucapkan banyak terima kasih padanya."

"Aku juga ingin berterima kasih pada Jiaxin, dia baik-baik saja 'kan? Lukanya tidak serius 'kan?"

"Dia baik-baik saja, sudah ditangani oleh dokter."

Mendengar Jiaxin baik-baik saja, akhirnya Yaxuan merasa lega. Ia juga merasa bersalah pada Jiaxin, lelaki itu sudah berusaha menolongnya tapi ia justru tetap tertangkap oleh Yaoven bahkan Jiaxin terluka.

Matahari semakin menuruni puncak, dan Yaowen semakin memeluk Yaxuan dengan erat. "Sebentar lagi orang-orang suruhanku pasti datang untuk menyelamatkan kita," kata Yaowen berusaha menghibur Yaxuan.

"Semoga saja, karena jika malam tiba. Gelombang pasang pasti akan menenggelamkan batu ini."

"Tak akan, kita akan selamat. Mereka pasti datang, jika mereka tak datang maka aku akan meneror mereka semua," ucap Yaowen dengan nada ancaman.

"Tapi kalaupun mereka terlambat datang setidaknya aku masih berada dalam pelukanmu lebih lama. Yaowen, jantungmu terus berdetak cepat. Apa sangat gugup memelukku begitu erat?"

"Diam! Aku sedang menahan diri."

Yaxuan tersenyum geli ketika melihat wajah Yaowen yang memerah.

Semakin lama udara semakin dingin, dengan pakaiannya keduanya yang juga basah semakin erat pula pelukan Yaxuan pada Yaowen, tubuhnya benar-benar terasa membeku.

Tak lama suara berderu berasal dari atas mereka, sebuah helikopter telah siap mengeluarkan tali darurat untuk menarik keduanya. Yaxuan naik terlebih dahulu dilanjutkan Yaowen yang tetap berjaga-jaga melindungi Yaxuan di bawah.

Setelah masuk, barulah helikopter itu kembali terbang. Salah satu orang memberikan selimut hangat pada Yaxuan.

"Hubungi dokter Lim, cepat suruh dia untuk cepat ke rumahku lebih cepat!" perintah Yaowen.

꒰꒰ 🍢 ˊˎ -

Karena kelelahan Yaxuan tidur dalam keadaan baju yang basah serta selimut tebal yang menyelimutinya. Yaowen sengaja tak membangunkan Yaxuan, ia dengan telaten mengganti pakaian Yaxuan ketika telah sampai di kamar.

Gerakannya terhenti ketika melihat perut Yaxuan. Perasaannya campur aduk, tak tahu apa yang akan terjadi pada darah dagingnya berkat ulahnya.

"Kamu pasti sedang tidur 'kan?" tanya Yaowen sambil mengelus pelan.

Setelah selesai mengganti pakaian Yaxuan, Yaowen mempersilahkan dokter Lim untuk masuk. Lelaki berjas putih itu kemudian dengan segera memeriksa, sesekali ia menggeleng dengan raut yang sulit diartikan.

"Bagaimana keadaannya?"

"Dia kelelahan, karena tubuhnya memang sudah lemah sedari awal membuatnya mudah drop. Butuh waktu untuk ia beristirahat dan lagi..."

Belum sempat dokter menyelesaikan ucapannya Yaowen sudah kembali memotong. "Lalu bagaimana dengan janin dalam kandungannya?"

"Nah itu yang akan saya jelaskan." Dokter Lim menundukkan kepalanya. "Sayangnya ia tak bisa bertahan, janinnya sangat lemah dan lagi kondisi Liu Yaxuan sendiri memang sudah lemah. Penyebab utamanya karena stres berlebihan, maka dari itu secepatnya kita harus melakukan operasi pengangkatan janin. Mungkin memang tak terlihat jika Liu Yaxuan telah mengalami pendarahan, tapi saya duga jika sudah terjadi pembekuan dalam janin. Jika dibiarkan akan sangat fatal bahkan bisa menyebabkan tumor."

Yaowen menggeleng cepat, tanpa sadar ia melangkah mundur karena terkejut. Lalu menoleh pada Yaxuan yang masih terlelap, berharap jika Yaxuan tidak terbangun dan mendengar penjelasan dokter.

Air mata berlomba-lomba menuruni pipi Yaowen. Ia sulit menerima semua kenyataan ini tapi ia sadar semuanya karena salahnya sendiri. Karena dirinya anak pertamanya pergi dan tak akan kembali.

"Saya tahu ini memang sulit untuk diterima. Saya hanya bisa berharap semoga ke depannya akan ada kembali kesempatan untuk anda, ingatlah kesempatan akan datang kembali jika ada keajaiban."

"Lalu kapan? Padahal rasanya baru kemarin aku mendengar Yaxuan sedang mengandung. Bahkan ketika di masa kehamilannya justru aku tak ada di sisinya sama sekali. Jika tahu begini, aku... Aku... Seharusnya..." Tapi kata-kata itu tak kembali ia lanjutkan karena setelahnya hanya tangisan penyesalan yang menyelimuti keadaan Yaowen saat ini.

Ia tak tahu akan berkata seperti apa pada Yaxuan. Ia bahkan tak siap untuk mengatakannya.

Young Mariage | WenXuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang