Yaxuan saat ini sedang melipat pakaian, merapikan dan memasukkannya pada koper, wajahnya sedikit kusut karena kesal dengan Yaowen yang memutuskan secara sepihak. Bisa-bisanya memutuskan tempat untuk honeymoon tanpa bertanya dahulu kepadanya.
Dari dulu 'kan Yaxuan ini pergi ke LA, tapi Yaowen justru memilih Belanda dikarenakan ia harus pergi ke sana untuk melakukan pekerjaan bisnis. Jika dipikir mereka pergi bukan untuk honeymoon melainkan untuk bisnis.
"Kau masih marah?" tanya Yaowen menghampiri Yaxuan yang masih sibuk membereskan beberapa barang bawaan.
Tak menjawab sama sekali, bahkan Yaxuan lebih memilih memalingkan wajahnya tak menatap Yaowen, bibirnya semakin mengerucut. Sumpah serapah iya layangkan dalam hatinya.
"Baiklah kalau begitu setelah selesai urusan di Belanda, kita langsung terbang ke LA. Bagaimana? Xuan, jangan marah lagi." Yaowen mendekati Yaxuan, membujuk agar istrinya tak lagi marah terhadapnya.
"Janji ya?" Yaxuan berbalik, wajahnya sudah tidak terlalu kusut lagi.
Yaowen menghela napas. "Iya, aku janji. Bahkan jika ada yang kau inginkan lagi, kau bisa langsung katakan padaku," kata Yaowen sambil mengelus punggung tangan kanan Yaxuan.
Setelah menyelesaikan semua barang bawaan. Yaowen dan Yaxuan sudah bersiap untuk berangkat, Yaowen sudah memesan tiket pesawat kelas bisnis dari minggu lalu. Karena alasan itu juga Yaowen sekalian membawa Yaxuan untuk honeymoon, ia tak ingin kejadian lama terulang kembali ketika ia meninggalkan Yaxuan untuk urusan bisnisnya ke Jepang. Jadi kali ini ia pasti akan membawa Yaxuan.
Tak tahu saja jika akhirnya justru malah membuat Yaxuan marah, karena lelaki itu ingin honeymoon di LA. Maka lagi-lagi Yaowen berusaha keras membujuk, meski sebenarnya agak sulit untuk hal ini ia menepatinya. Pasalnya bisnisnya yang berada di Belanda sedang dalam masalah dan tak tahu sampai kapan harus mengurusnya, bisa di pastikan akan agak lama tinggal di Belanda.
Selama di pesawat, Yaxuan tertidur pulas. Ia juga mendapat obat setelah mengeluh pusing. Sementara itu Yaowen lebih memilih membaca beberapa dokumen perusahaannya. Saat sedang fokus membaca tiba-tiba tangan Yaxuan memegang erat lengannya, Yaowen menoleh masih mendapati Yaxuan yang tertidur pulas, sangat manis. Tak terasa sudah hampir 3 tahun usia pernikahan mereka, Yaowen tersenyum kecil sambil mengelus pelan wajah Yaxuan yang mulus, semakin hari memang Yaxuan semakin menggoda dalam pandangannya.
Karena merasa lelah ia pun juga ikut tertidur setelah menyesuaikan kursi.
꒰꒰ 🍢 ˊˎ -
Ketika sampai di hotel, Yaxuan mengeluh pusing, pegal dan mual. Dengan panik Yaxuan menarik-narik tangan Yaowen, "Wen, apa aku hamil lagi?"
Jari telunjuk Yaowen menekan ke dahi Yaxuan. "Ke mana otakmu pergi, heh?! Kau sedang mengalami jet lag lebih baik tidur dan istirahat saja dulu, aku akan membeli obat untukmu."
Yaxuan mengerutkan bibirnya karena kesal dengan perkataan Yaowen, padahal ia hanya bercanda dan ingin tahu reaksi Yaowen jika tahu ia hamil lagi tapi justru ia malah mendapat penghinaan dari suaminya sendiri.
Ketika Yaowen sudah pergi untuk membeli obat, Yaxuan berbaring di ranjangnya, berguling-guling dan kembali bosan, kemudian duduk lagi di pinggir ranjang, lalu membuka beberapa barang bawaan di koper, membereskannya dengan rapi ke dalam lemari.
Setelah selesai membereskan beberapa barang, Yaowen juga sudah kembali dengan beberapa obat, ia dengan cemas mendekati Yaxuan. "Kau baik-baik saja?"
"Aku sudah baikan, sudah tak pusing lagi."
"Baguslah kalau begitu, jika merasa pusing ambil saja obat di laci dan jangan lupa beritahu aku," katanya sambil menyimpan obat yang baru saja dibelinya pada laci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mariage | WenXuan ✓
FanfictionYaxuan masihlah seorang remaja namun ia terpaksa harus menikah dengan Liu Yaowen seorang penerus keluarga konglomerat. 𝐂𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭 𝐁𝐞𝐥𝐨𝐧𝐠 : © Teens In Times | TF © Young Mariage | Beomheart © Cover | Pinterest { 𝐑𝐞𝐦𝐚𝐤𝐞 𝐨𝐟 𝐘𝐨𝐮𝐧𝐠 �...