12 : : 无法控制的 (uncontrollable)

1.1K 131 7
                                    

"Aku tak salah dengar 'kan?" tanya Sixu pada dirinya sendiri.

Baru saja ia tak sengaja mendengar percakapan antara Yaxuan entah dengan siapa yang mengatakan bahwa Yaxuan adalah istrinya.

Pikirannya dipenuhi dengan banyak dugaan. Namun, sangat tidak mungkin jika Yaxuan sudah menikah.

Sixu sangat mengenal Yaxuan, tak ada satupun info yang terlewatkan dari Yaxuan. Ia selalu mencari tahu apapun info yang berhubungan dengan Yaxuan.

"Kau kenapa?" tanya Chengxin ketika melihat temannya terlihat memiliki masalah.

"Cheng, apa menurutmu Yaxuan sudah menikah?"

Chengxin menyergit bingung, bagaimana tidak pertanyaan Sixu sungguh di luar dugaan. "Yaxuan sudah menikah?" Chengxin menggeleng. "Tidak mungkin, jikalau pun Yaxuan sudah menikah pasti ia dikeluarkan dari sekolah," tambahnya lagi.

Sixu menunduk, wajahnya pun kembali murung. "Aku hanya takut dugaanku benar."

"Aku 'kan sudah beberapa kali menyuruhmu untuk mengatakan perasaanmu yang sebenarnya, Xu dan yang paling penting tunjukkan bahwa kau menyukai Yaxuan selama ini."

Sixu menggelengkan kepalanya. "Itu tidak mudah, Cheng."

Chengxin menghela napas, ia sangat tahu betapa Sixu menyukai Yaxuan. Teman sekaligus sahabatnya sudah lama menyukai Yaxuan, awalnya ia juga sempat tak percaya ketika Sixu mengatakan hal itu kepadanya namun, lelaki itu memang menyukai Yaxuan dalam diam.

꒰꒰ 🍢 ˊˎ -

Selama perjalanan pulang tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut keduanya, mereka seakan bisu. Bahkan Yaowen tak berani hanya untuk berucap satu kata pun saat ini.

Tangan Yaowen kemudian menekan tombol untuk menghidupkan radio, meski sebenarnya ia selalu tak suka mendengarkan radio ketika sedang menyetir karena itu dapat menganggu konsentrasinya namun, saat ini ia tak ingin terlalu membuat suasana semakin canggung.

Entah kemanakah perginya keberanian barusan ketika masih di sekolah di mana dirinya dengan sangat yakin mengatakan hal-hal manis terhadap Yaxuan.

Hingga ketika mereka telah sampai di depan rumah, Yaxuan dengan cepat keluar dari mobil lalu masuk rumah dengan tergesa sedang Yaowen sendiri masih terdiam di dalam mobil.

"Apa dia marah?" batin Yaowen ketika melihat Yaxuan yang tergesa tadi.

Yaxuan dengan cepat segera ke toilet. Saat ini ia sangat pusing, kepalanya berkunang-kunang dan perutnya terasa sangat tidak enak sehingga menimbulkan efek mual.

"Padahal aku sama sekali tak makan sesuatu yang aneh," ucap Yaxuan sambil berkaca pada cermin di toilet bahkan wajahnya saat ini jadi terlihat pucat padahal tadi ia baik-baik saja.

Ketika sudah merasa baikan Yaxuan keluar dari toilet. Baru saja kakinya akan melangkah pergi ke kamar Yaowen sudah menahan lengannya.

Wajah lelaki itu tampak khawatir dan cemas.

"Xuan, kau sakit?" tanya Yaowen yang lalu meraba dahi Yaxuan dan miliknya mencoba mengecek suhu tubuh.

Yaxuan melepaskan tangan Yaowen dari dahinya dengan pelan. "Aku hanya kelelahan saja, aku baik-baik saja. Saat ini aku hanya butuh istirahat yang banyak."

Yaowen mengangguk. "Kalau begitu cepatlah kau mandi lalu makan setelahnya barulah tidur."

"Iya iya aku tahu," kata Yaxuan lalu segera masuk ke kamar untuk mandi di toilet yang ada di kamar.

Ting Tong

Suara bel pintu terdengar, Yaowen beranjak untuk segera membuka pintu.

Ketika Yaowen membuka pintu, seorang tengah membawa sebuah paket barang lengkap berpakaian layaknya kurir pengantar barang.

"Mohon tanda tangan di sini tuan."

Yaowen terkejut.

Kurir itu juga sama terkejutnya.

Tak menyangka jika mereka bertemu kembali dengan keadaan berbeda.

"Jiaxin? Kenapa kau?" tanya Yaowen yang tentu sangat terkejut Jiaxin menjadi kurir pengantar barang padahal terakhir kali mereka bertemu sekitar beberapa minggu yang lalu ia bertemu dengan Jiaxin di sebuah apartemen yang terbilang cukup mewah.

"Ku mohon tanda tangan di sini, aku harus segera mengantar paket lainnya," ucap Jiaxin dengan nada memohon.

Yaowen menggeleng, ia butuh penjelasan saat ini. Meskipun Jiaxin adalah masa lalu nya namun Yaowen tetap masih peduli pada lelaki manis ini.

"Kak Yaowen ku mohon."

"Aku akan melepaskan asal kau memberitahuku apa yang terjadi, apa ini berhubungan dengan apa yang kau lakukan terhadapku dulu?"

Jiaxin menggeleng cepat, lalu dengan sekuat tenaga mencoba melepaskan diri dari genggaman Yaowen namun ia tetap gagal karena tenaga Yaowen lebih kuat.

"LEPASKAN DIA!" Yaxuan keluar lalu menatap sinis Yaowen tak habis pikir atas apa yang dilakukan Yaowen terhadap orang lain di depannya.

Tetapi Yaowen tetap tak melepaskan pengangan pada lengan Jiaxin. Ia tak bisa membiarkan Jiaxin pergi lagi dengan banyaknya pertanyaan yang ada di kepalanya.

"Kumohon lepaskan aku," mohon Jiaxin.

"YAOWEN KU BILANG LEPASKAN DIA!" perintah Yaxuan kembali.

"KAU TIDAK TAHU APA-APA XUAN. LEBIH BAIK KAU DIAM SAJA!"

Deg

Yaxuan tersentak karena saking terkejutnya, ia belum pernah melihat Yaowen semarah ini. Seketika nyali Yaxuan menciut namun ia tetap berusaha tak terlihat takut sama sekali. Ia kemudian maju mendekat lalu mencoba membantu lelaki yang memohon itu untuk lepas dari Yaowen.

"XUAN!"

"Apa? Kau kenapa? Dia siapa?" tanya Yaxuan mencoba mengatur emosinya.

Jiaxun menunduk takut, ia yakin lelaki yang membantunya pasti adalah orang yang menggantikan posisinya dalam hidup Yaowen.

Yaowen menghela napas kasar, ia tak habis pikir Yaxuan mau berurusan dengan masalahnya.

"Kau bisa pergi," perintah Yaxuan hingga Jiaxin segera pergi.

"Xuan, kau tidak tahu apa-apa. Kenapa kau mencampuri urusanku, ingat perjanjian kita," ucap Yaowen dengan penekanan kata ketika mengatakan perjanjian.

Yaxuan mengangguk. "Baik, aku tidak akan mencampuri urusanmu. Begitupun dengan kau. Jadi mulai sekarang jangan pernah menjemputku, jangan pernah khawatirkan aku dan jangan pernah memperdulikanku!"

Yaxuan benar-benar marah saat ini, ia kemudian dengan cepat segera masuk. Ia lupa niatnya tadi akan mandi.

Yaowrn mengusak rambutnya kasar, merasa frustasi dengan tingkah Yaxuan saat ini. Kenapa lelaki itu jadi emosian.

Pikirannya melayang, apa tadi ia salah dalam berbicara sehingga Yaxuan sangat marah padanya?

Ini sangat aneh. Yang ia tahu Yaxuan bukan orang yang mau berurusan dengan hal seperti tadi.

Yaxuan segera masuk kamar, tiba-tiba air matanya mengalir begitu saja menuruni pipinya. "Kenapa aku menangis?"

Wajah lelaki manis tadi masih membekas di dalam pikiran Yaxuan. Ia yakin lelaki itu bukan orang biasa bagi Yaowen, mengingat Yaowen adalah seorang player tidak mungkin Yaowen bersikeras mempertahankan bahkan seperti berharap pada lelaki itu. Dan ketika memikirkan itu rasanya ada pukulan besar pada dada Yaxuan.

Ia juga tak tahu dan merasa bingung dengan dirinya saat ini. Emosinya tidak teratur dan tidak terkendali, kenapa ia sangat mudah marah bahkan mudah menangis. Itu bukan dirinya.

"Kenapa denganku?" ucap Yaxuan di iringi tangisan.

Yaxuan terduduk di dekat pintu, ia memeluk lututnya dengan erat. Seketika ia takut, ia takut kehilangan Yaowen, ia takut Yaowen meninggalkannya. Ia harap lelaki manis tadi bukan apa yang di pikirkannya saat ini.

Young Mariage | WenXuan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang