01

10.1K 1K 66
                                    

Jisung berjalan menyusuri koridor sekolahnya, sudah terhitung seminggu si manis menuntut ilmu di sekolah barunya.

Sudut bibirnya selalu melengkung ke bawah. Tidak ada kata bahagia dalam hidup Jisung, dunia tidak pernah berpihak padanya.

Orang tuanya telah meninggalkannya beberapa hari yang lalu, kesepian, tidak memiliki siapa pun, semua telah Jisung rasakan.

Mungkin nasib orang lain lebih beruntung darinya, bisa merasakan memiliki teman, memiliki seseorang untuk dijadikan teman berbagi cerita, namun lain halnya dengan dirinya.

Jisung bergegas menuju kelasnya, ia tidak nyaman dengan tatapan orang di koridor yang sedikit aneh baginya, ntah apa yang mereka benci dari dirinya.

Jisung memasuki pintu berwarna coklat tua yang sudah terbuka itu, berjalan menuju bangku belakang.
Terdapat satu meja yang sedikit berdebu, mungkin karena bagian bangku Jisung tidak pernah dibersihkan oleh siswa yang sedang piket kelas.

Jisung berjalan menuju pojok kelas, mengambil sapu dan lap untuk membersihkan mejanya, menghiraukan tatapan teman sekelasnya yang seperti menelanjanginya.
Jisung tidak akrab dengan mereka, bahkan mungkin ia tidak tau sebagian besar nama teman sekelasnya itu.

Jisung bukan anti sosial seperti gosip yang beredar itu, ia hanya tidak pandai dalam mengobrol, lebih sering membungkam mulutnya dan terduduk sendiri di bangku belakangnya.
Lagipula sejak dia pertama kali memasuki kelasnya itu, tidak ada seseorang pun yang mengajaknya berkenalan.

Bel pertanda dimulainya jam pelajaran berbunyi, bertepatan dengan Jisung yang sudah membersihkan mejanya.
Ia segera mengembalikan sapu dan lap nya ke tempat semula dan kembali terduduk di bangkunya.

Selama jam pelajaran Jisung memperhatikan gurunya dengan seksama, Pak Jaebum sedang menjelaskan tentang algoritma di depan sana, Meskipun beberapa murid lainnya terlihat kebingungan dan memilih untuk bermain handphone, berbeda dengan Jisung yang sibuk mencatat di bukunya, Jisung merupakan termasuk siswa yang pintar dalam pelajaran.

"Anak anak hari ini saya berikan kalian tugas berkelompok, kerjakan tugas yang sudah saya tuliskan di papan tulis" ucapan Pak Jaebum memecahkan keheningan kelas. Sontak semua murid yang sibuk sendiri dengan kegiatannya masing masing seketika memperhatikan kedepan.

"Kelompoknya pilih sendiri pak?" seorang anak dengan surai blonde mengangkat tangannya dan melontarkan pertanyaan yang ntah kenapa membuat Jisung sedikit gelisah.

"Ya, silahkan pilih sendiri, 4 orang setiap kelompok"

Teman temannya sibuk berlarian kesana kemari untuk mengajak yang lain berkelompok, berbeda dengan Jisung yang masih terduduk di bangkunya.

Siswa dikelasnya berjumlah 37 orang, jika setiap kelompok memiliki 4 orang anggota, sudah dipastikan Jisung akan terbuang lagi, karena nantinya akan ada satu anak yang tidak memiliki kelompok, yang sudah dipastikan itu dirinya.

Jisung seketika mengangkat tangannya, Pak Jaebum yang melihatnya kemudian melontarkan pertanyaan
"Kenapa Jisung?" Tanya pak Jaebum kepada si manis.

"Pak saya tidak dapat kelompok" balasnya dengan menunduk, ia takut untuk sekedar menatap ke depan.

"Gabung dengan salah satu kelompok temanmu, tolong ada satu kelompok yang berisi 5 orang agar Jisung bisa masuk" Ucap Pak Jaebum kembali sambil menatap anak anak muridnya.

Jisung menatap sekitar, seperti biasa teman temannya tidak memperdulikannya.
Ada yang pura pura tidak melihat, pura pura tidak mendengar perintah dari gurunya itu, bahkan ada yang menatapnya seakan seperti mengancam.

Jisung mengangkat tangannya kembali, membuat seisi kelas tampak panik, seolah takut Jisung memilih masuk ke kelompok mereka.

"Pak saya ingin mengerjakan sendiri saja, sepertinya teman teman yang lain sudah membagi tugas, akan merepotkan jika saya masuk"
Jawaban Jisung membuat seisi kelas menghembuskan nafas lega, mereka benar benar seperti membenci Jisung dari segi manapun.
Pak Jaebum yang memilih tidak ambil pusing meng-iyakan permintaan Jisung.

Yah mungkin ini pilihan yang baik baginya, setidaknya ia tidak akan ditatap dengan benci walaupun harus mengerjakan tugas yang lumayan banyak itu seorang diri.

Librarian |MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang