10

6.7K 945 480
                                    

Keesokan harinya Minho berjaga di pagi hari menggantikan Jihyo, ini semua atas kemauannya sendiri, ia sudah memantapkan hati untuk menyatakan cinta ke pujaan hatinya itu.

Tetapi di 5 menit terakhir jam istirahat, Jisung belum terlihat di perpustakaan itu sedikitpun.

Apa Jisung menolaknya? Apa Jisung sebenci itu dengan dirinya sampai tidak ingin datang lagi?

Minho menunggunya sampai pukul 2 siang, beberapa menit lagi bel istirahat kedua akan berbunyi.

Di jam istirahat terakhir ini lah Minho berharap Jisungnya akan menemuinya, setidaknya ia mengucapkan sesuatu meskipun itu sebuah penolakan.

Kringg
Bel istirahat sudah berbunyi untuk kedua kalinya, Minho mencoba menenangkan hatinya untuk tidak berpikir macam macam.

Dirinya yakin Jisung akan menemuinya beberapa menit lagi.

10 menit

15 menit

20 menit

Jam istirahat akan berakhir 10 menit lagi, Jisung belum juga menemui dirinya.

Dengan sedikit gelisah Minho beranjak dari duduknya dan menuju ke arah kelas Jisung, untung saja dirinya sempat menanyakan dimana letak kelasnya Jisung ke kakaknya kemarin sore.

Di sepanjang koridor beberapa siswa terlihat sedang bergosip, ntah apa yang mereka bicarakan, Minho tidak peduli.
Yang terpenting sekarang adalah ia harus menemui Jisung dan meminta penjelasan.

Langkah kakinya dengan cepat menyusuri koridor sekolah, beberapa siswa menatap Minho dengan tatapan genit, yang tentu saja Minho abaikan.

"Eh udah mati ya hahaha?"

Suara cewek di ujung lorong memasuki indra pendengaran Minho, membuatnya dengan refleks melambatkan langkahnya.

"Siapa sih?" tanya cewek di sampingnya menanggapi orang yang Minho dengar tadi.

"Itu, si ansos dari kelas sebelah"

"Spill cepet"

"Siapa sih namanya, lupa gua. Han bukan sih? Han ji- ji siapa?"

"Han jisung?" tanya seorang lelaki yang masih berada di gerombolan dua cewek itu.

"Nah iya Han Jisung, kasian deh~" lanjutnya dengan nada yang seolah mengejek, dan dibalas teman temannya dengan tertawa miring.

"Katanya habis digebukin kakak kelas ya wkwk, kasian deh sekarat sampe meninggal"

"Yah sayang banget, padahal gua pengen ngelihat dia mati bunuh diri aja"

Minho mendengar semuanya, kakinya semakin cepat melangkah ke ruang kelas Jisungnya, memastikan si manis sedang terduduk dengan manis di bangkunya.

Minho membuka pintu kelas dengan paksa, tetapi nihil. Disana kosong, tidak ada satu siswa pun yang berada di dalam.

Netranya menatap sekitar, lalu berakhir di papan tulis putih yang sudah digores tinta spidol.

"Berduka atas meninggalnya siswa bernama Han Jisung"

Hatinya seperti terpecah belah, menolak menerima kalimat yang dibacanya, menolak mendengar omongan siswa di koridor.

Minho masih berharap ada dua Han Jisung di sekolah ini, sehingga bukan si manis pujaan hatinya yang direnggut nyawanya.

Jisung terlalu manis untuk Merasakan pahitnya dunia, Minho belum memberi tau apa arti kebahagiaan sepenuhnya kepadanya, tetapi alur hidup berkata lain.

Minho berjalan dengan cepat ke arah perpustakaan, berharap Jisung sudah menunggunya disana dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Minho menutup telinganya saat melewati koridor tadi, tidak ingin mendengar kembali kalimat kalimat yang menghancurkan hatinya dan sekian detik.

Minho membuka pintu perpustakaan dengan perlahan, tidak siap menerima apa yang ia lihat nantinya.

Kosong, disana hanya ada dirinya. Bahkan siswa yang biasanya berkunjung pun tidak datang hari ini.

Minho terduduk di bangkunya, tatapannya kosong, masih mencerna kejadian yang ia lihat.

Minho melirik ke arah bangku yang biasa Jisung duduki, kosong dan hampa, lelaki yang harusnya ada disini menemaninya hari ini tidak datang.
Minho berpindah untuk duduk di bangku Jisung, merogoh kolong meja seperti yang biasa si manis lakukan tiap datang ke perpustakaan.

Tangannya meraih buku yang sangat familiar baginya itu, berniat membuka kembali bukunya untuk melihat kembali notes notes yang ia buat.

Saat tangannya membuka halaman pertama buku itu, sebuah lipatan surat terjatuh dari sana.

Minho mengambil kertas itu dari lantai, nafasnya sedikit tercekat saat membaca tulisan di depannya.

Untuk Minho hyungiee!
Dari Han Jisungiee!

Tangannya membuka lipatan demi lipatan kertas itu, matanya sibuk membaca deretan kalimat yang tersusun rapi disana.

Untuk Minho Hyungieee
Dari Jisung!

Aah tunggu bentar, aku malu banget hehehe.
A-aku mau panggil hyungie mulai sekarang!

Eum aku juga suka hyungie >•<
Hyungie baik banget, Jisung suka!
Kak Jihyo juga!
Kak Jihyo sama Minho sayang Jisung ><
Nggak kaya orang disekitar Jisung yang selalu bikin aku sakit hati huft.

Hyung mau tauu? Hyung sama kak Jihyo orang pertama yang sayang Jisung loh!
Hyung ayo bangga! Hyung orang pertama~

Eum aku gak tau kenapa tiba tiba kepikiran buat bikin surat ini, tapi kayaknya bakal bikin hyungie seneng gituu, minho hyung suka ngga? Kkk~

Hyungie orang berharga buat jisung! Minho mau ngasih sedikit makanan buat Jisung, ngusak ngusakin rambut jisung, teruss suka nemenin Jisung! Jisung baru ngerasain itu semua pas ketemu Minho ><

Ahh minho sama kak Jihyo harus bahagia terus yaaa, kalian bisa bikin Jisung bahagia, masa gak bisa bikin diri sendiri bahagia ? !

Ah buat notesnya, aku juga suka sama Minho! Ayo pacaran~ mulai detik ini kita pacaran ya!

Aku mau peluk Minho buat waktu yang lama bangeeeet, aku belum pernah dipeluk sebelumnya, mau coba hehehe.

Terima kasih sudah ngenalin Jisung sama kata bahagia (∩_∩)
Kalo misal Jisung pergi jauh, Minho bakal nyari nggak ya? Kkk~
Nyari dongg, kan Minho Hyungie bucin, ayo ngakuuuu.

Ah udah ah, panjang banget hiks

Jisung sayang Kak Minho sama Kak jihyo !

Ayo ketemu di lain waktu! Jisung tungguuu!

-Han Jisungie

Minho memejamkan matanya untuk menetralkan pikirannya yang sedang kacau, matanya memerah menahan tangis.

Jika dirinya menangis, Jisung disana akan ikutan bersedih.
Ia tidak ingin Jisungnya juga merasa sedih melihat dirinya yang kacau sekarang.

Matahari sudah sedikit menenggelamkan dirinya, langit semakin gelap seolah mengerti perasaan Minho sekarang.

Minho menarik nafasnya berat, mencoba mencerna dan menerima semua kejadian yang terjadi.

"Ayo bertemu di lain waktu Jisung, dimana kita bisa bertemu" ucapnya sambil mengembangkan senyum yang terlihat sangat dipaksakan.




"Ditemukan seorang pria tewas gantung diri di lapangan sekolah xx-"
Siaran Berita menggemparkan seisi kota dengan aksi bunuh diri yang terjadi.

Librarian |MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang