Keesokan harinya, seperti biasanya Jisung mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku atau sekedar mengobrol bersama Jihyo.
Tapi sekarang alasannya bertambah, ia ingin membaca buku bernotes itu lagi dan lagi.Jisung sudah duduk dibangku biasanya, tetapi disana tidak ada Jihyo, mungkin sedang ke kamar mandi pikir Jisung.
Jisung merogoh kolong mejanya, tetapi tangannya tidak meraih apa pun.
Jisung menunduk untuk melihat ke dalamnya dan benar saja bukunya tidak ada disana.Jisung panik, bagaimana jika bukunya telah dikembalikan ke rak, tertimbun diantara beribu ribu buku, bagaimana nanti cara untuk mencarinya?
Tangannya sibuk mengobrak ngabrik kolong meja, tetapi hasilnya nihil.
Beberapa detik kemudian Jihyo datang dari pintu masuk, Jihyo mengurungkan niatnya untuk menyapa Jisung, si manis terlihat kebingungan dan panik di waktu yang bersamaan.
Wanita dengan surai hitam itu kemudian berjalan keluar perpustakaan kembali, ntah kemana tujuannya.
"Ahh gimana kalau bukunya hilang?!" Jisung terlihat sangat frustasi, padahal hanya sebuah buku perpustakaan dapat membuat dirinya sekacau ini.
Jisung berniat mencari Jihyo untuk menanyakan perihal buku itu, tetapi bel pertanda mulainya jam pelajaran berbunyi terlebih dahulu, membuatnya mengurungkan niat. Lagipula sedari tadi Jihyo tidak menampakkan wujudnya di depan Jisung sama sekali, tidak seperti biasanya.
'Hei, cepat kembalikan bukunya, dia terlihat frustasi'
'Ahh nanti ajaa, aku lupa membeli beberapa notes warna warni' balasnya sambil menggigit roti lapis yang ia beli di supermarket.
.
Jam pelajaran baru saja berakhir, para siswa berhamburan keluar kelas untuk pulang kerumah masing masing atau memilih bermain bersama temannya.
Jisung berlari di koridor sekolah yang lumayan sepi, ditambah beberapa lampu yang sudah dimatikan membuat kesan sunyi semakin terasa.
Langkah kecilnya berlari menuju ruangan yang dipenuhi buku favoritenya itu."KAK JIHYOO" Jisung membuka pintu perpustakaan dengan paksa, teriakannya memenuhi ruangan yang sunyi itu.
"Ini perpustakaan, jangan teriak teriak" Minho duduk dimeja depan, dengan buku bersampul merah tua digenggamannya. Ah sepertinya Jihyo sudah pulang terlebih dahulu, Jisung terlihat kecewa.
"Yah.." Jisung mempoutkan bibirnya, membuat wajah memelas yang sayangnya tidak dilirik sedikit pun oleh Minho disana.
"Pulang aja, perpustakaannya udah tutup" Minho menutup bukunya, lalu menatap ke arah Jisung.
"Ngga mau!" Jisung menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan menolak perintah Minho yang menyuruhnya pulang.
Jisung berjalan ke arah tempat duduknya, mengecek kolong mejanya dengan teliti. Sayangnya buku itu masih belum menampakkan wujudnya.
"Eum Minho.." Jisung mendongak, menatap Minho yang ternyata juga sedang menatapnya, ntah kenapa wajah Jisung terasa panas, apa ia akan demam? Pikirnya.
"Hm?" lelaki itu menatapanya intens, manik coklat hazelnutnya menatap Jisung tepat di iris matanya.
"A-anu.."
"Ya?"
Bagaimana bisa 2 kata yang keluar dari mulutnya membuat Jisung berdebar! Apa yang salah dari dirinya.
"AHHH NGGA JADI HUWEE" Jisung menutupi wajahnya menggunakan kedua tangan mungilnya, mukanya terlihat memerah dibalik tangannya yang tidak bisa menutupi seluruh inci dari wajah imutnya itu.
Minho menggigit bibir dalamnya, menahan gemas dari tingkah laku tupai didepannya.
Jisung masih menutupi wajahnya, terlalu malu untuk menatap wajah Minho yang selalu membuatnya berdebar itu.
"Mau makan bareng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Librarian |MINSUNG
FanfictionSeringlah tersenyum, saya suka lihatnya, manis. -101 Jisung membaca halaman demi halaman dengan pipi bersemu merah. Bagaimana ia bisa mencintai seseorang yang bahkan belum pernah ia temui sama sekali. Bxb! Jisung sub Minho dom