05

4.9K 893 46
                                    

Jam berada di angka 3, bertepatan dengan bel istirahat berbunyi.
Murid murid yang lain sibuk berhamburan ke kantin untuk mengisi perut, berbeda dengan Jisung yang berjalan menuju perpustakaan.

Waktu sudah sampai disana, Jisung rasanya ingin mengubur dirinya hidup hidup, ia lupa jika sekarang waktunya Minho untuk berjaga, tetapi nasi sudah menjadi bubur, ia sudah terlanjur masuk kedalam.

"Hai" Minho menyapanya, tetapi lelaki itu tidak memandangnya, wajahnya sibuk membaca deretan kalimat yang ada pada buku di genggamnya.
Dasar tidak sopan! Batin Jisung.

Jisung menghiraukan sapaannya, ia terduduk di bangku biasanya, dengan Minho di hadapannya.
Jisung merogoh kolong mejanya untuk meraih buku yang ia letakkan disini beberapa jam yang lalu.

Ia membuka halaman dimana notes terakhir tertempel tadi.
Jisung terdiam, si pembuat notes ini beneran kurang kerjaan.
Di bawah notes itu terdapat angka 67, Jisung dengan cekatan membuka halaman 67.

Sudah makan siang? Jangan sampai sakit.
-87

Jisung kembali membolak balik halaman untuk mencari nomor 87

Seringlah tersenyum, saya suka lihatnya, manis.
-101

Pipinya bersemu perlahan, ucapan manis di notes notes itu membuat jantungnya bekerja lebih cepat.

Lagi dan lagi Jisung membolak balikkan bukunya untuk mencari halaman yang tertulis di dalam notes warna warni itu.

Ah saya sudah capek nulisnya, besok lagi ya~
-E

E? Siapa E? Apa kali ini yang menulis notesnya merupakan orang yang berbeda dengan sebelumnya?
Ah jisung sedikit kecewa, ia harus menunggu besok untuk membaca kalimat kalimat manis itu lagi.

Jisung pun mengembalikan bukunya ke dalam kolong meja.
Saat mendongak, Minho masih setia membaca buku yang digenggamnya tadi.

"Kenapa liat liat?" Jisung yang tertangkap basah memandangi lelaki didepannya itu panik, bagaimana Minho bisa tau? Padahal ia terlihat sedang fokus membaca.

"Em anu gak kok, aku mau ke kelas" Jisung dengan cepat beranjak dari bangkunya dan berjalan keluar perpustakaan.

Tanpa disadari seseorang telah memandanginya sedari tadi sejak ia membaca buku sastra belanda itu.

Librarian |MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang