Librarian |MINSUNG

09

Saya tunggu
-Minho

Jisung kembali terdiam membaca nama yang terpampang disana.

"M-minho?" Jisung ngeblank untuk beberapa menit.

Apa ini Minho yang ia temui semalam? Apa dirinya sedang bermimpi? Atau ini Minho yang lain?

Beberapa pertanyaan menyerang pikirannya, tetapi jika dilihat kembali dari tulisannya, ini sangat mirip dengan Minho yang setiap hari ia temui itu.
Tsundere!

Jisung terkekeh kecil jika mengingat perlakuan Minhonya itu, sangat tsundere. mungkin jika Minho tidak memiliki sifat cuek, dirinya akan sangat populer.
dan tidak akan pernah mengenal Jisung...

Ntah kenapa Jisung ingin meninggalkan secarik surat untuk lelaki yang mengambil hatinya beberapa hari yang lalu itu, ia mengambil kertas kosong yang selalu disediakan oleh perpustakaan dan tidak lupa meminjam bolpoin yang sepertinya milik Jihyo di meja pustakawan.

Jisung sibuk menggoreskan tiap tinta di kertas putih polos yang dipegangnya.
Sibuk merangkai kata kata indah untuk calon pacarnya itu.

Senyuman senyuman kecil mengembang disetiap kata yang ia tuliskan.

Kepalanya tidak bisa berhenti memikirkan wajah lelaki berhidung bangir yang dengan seenak jidat mengambil hatinya itu.

Sekitar 30 menitan Jisung berkutat dengan surat yang dibuatnya.
Selama itu juga tidak ada Minho maupun Jihyo yang terlihat menjaga perpustakaan, hanya ada beberapa murid yang membaca buku disini.

Padahal ia ingin melihat Minhonya sekarang, dan berlari kecil lalu memeluknya dengan erat.

Tetapi ia harus bersabar sampai esok hari datang.

Jisung sudah menyelesaikan suratnya, ia menyelipkan lipatan kertas itu di dalam buku sastra belandanya, lalu memasukkan kembali ke kolong meja seperti biasanya.

Jisung tersenyum kembali melihat perpustakaan itu, ia kira dirinya tidak akan dapat merasakan bahagia meskipun sedikit, ia kira dirinya akan selalu merasakan kesepian, ternyata rencana tuhan sangat indah untuknya.

Jisung sangat senang, setidaknya ia sudah merasakan apa itu 'bahagia'.