Chapter 33: Penolakan Halus

18 3 28
                                    

Happy Reading guys!

'Semuanya sudah ditakdirkan. Pertemuan tak sengaja pun sudah dituliskan dalam buku takdir.'

_______________ 🥀🥀🥀 _______________

Seorang gadis menatap gedung-gedung yang berserakan berada dibawahnya, menatap jalan dan seluruh aktivitas manusia, sudah dapat ditebak jika ia sedang berada diatas. Helai-helai rambut gadis itu berterbangan dibawa oleh angin. Gadis itu merasakan ketenangan berada diatas, merasakan angin yang merasuk kedalam tubuhnya tak membuatnya gentar untuk meninggalkan tempat itu.

Matahari yang sudah meredup menambahkan kesan kedinginan yang ada. Cerahnya langit kini ditutupi oleh awan hitam yang akan menurunkan hujan. Namun, tak ada yang tau kapan hujan itu akan turun.

"Woi!"

Gadis itu menoleh menemukan seroang pria yang sedang berjalan menghampirinya dan ikut berdiri disampingnya.

"Apa kota lebih indah daripada kita?" kata.pria itu-- Frans.

Gadis itu mengernyit heran, tidak mengerti apa maksud dari pria itu, "Maksud lo?" Frans menggeleng sebagai jawaban.

"Nggak pulang?" tanya Frans. Stella menggeleng, "Bentar lagi, gue masih pengen disini."

"Eh btw, selamat ya lo terpilih jadi ketua OSIS," ucap Stella tersenyum. Beberapa waktu yang lalu memang diumumkan siapa yang terpilih menjadi Ketua dan wakil ketua.

"Thanks."

"Capek yang menghadapi masalah yang selalu timbul di hidup lo?"

Stella tersenyum, "Pertanyaan yang gak harus gue jawab."

"Stell?" panggil Frans yang hanya dijawab oleh deheman.

"Hubungan lo sama Raden gimana?" tanya Frans tiba-tiba.

"Baik."

"Menurut lo wajar ga sih suka sama orang yang udah punya pacar?" tanya Frans. Stella sempat heran dengan pertanyaan Frans.

Dengan santai ia menjawab, "Wajar. Perasaan itu susah ditebak. Kita gak tau kapan ia akan datang atau pergi. Tapi yang gak wajar itu, merusak hubungan seseorang hanya karena ingin memiliki." Nahkan Stella menjadi teringat kepada gadis yang ia jauhi.

"Lo tau kan level tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan." Frans tersenyum mendengar jawaban Stella yang seolah menampar nya.

"Tapi kalau gue keras kepala dan tetap ingin berjuang gimana?"

"Kalo memang sangat ingin memiliki, bertahan saja. Perjuangan gak ada yang sia-sia. Tapi jika lelah, berhenti saja. Perjuangan bukan sesuatu hal yang mudah, butuh hati, fisik, waktu dan kesabaran yang kuat untuk menjalani semuanya."

"Kayanya lo lebih berpengalaman daripada gue," kata Frans seraya terkekeh kecil. Gadis yang berada disampingnya tidak menjawab, hanya diam menatap langit sudah menggelap.

"Gue mau nanya lagi-"

"Nanya mulu. Gue bukan pakar cinta," kesal Stella.

"Pertanyaan terakhir deh."

"Apa yang bakal lo lakuin ketika ada cowo yang menyatakan perasaannya, padahal dia tau lo punya pacar?" tanya Frans. Percayalah saat ini Frans sedang dibayang-bayangi oleh pengharapan.

"Gue...." Stella dengan sengaja menggantungkan kalimatnya membuat Frans dengan cemas menunggu jawaban itu.

"Gue kasih bogeman di kepalanya, biar sadar dikit, kalau cinta gak bisa dipaksakan."

After Rain (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang