Happy Reading guys!
'Pada awalnya merasa seperti terbang, tetapi ternyata aku kembali terjatuh.'
_______________ 🥀🥀🥀 _______________
Michael dan Stella sudah berada dibukit tempat mereka sedang berlibur. Butuh waktu satu jam setengah untuk sampai. Yah, sekarang jam 15:04 PM.
"Chel santai dong, gue capek njir," ucap Stella terengah-engah. Michael yang melihatnya menjadi kasihan, terik matahari juga seolah mengurangi energi keduanya.
Michael berinisiatif untuk menggendong Stella dari belakang. Sebut saja gendong anak kecil.
Mendengar suara langkah sepatu yang mendekati mereka, semuanya menoleh kearah itu. Terlihat Stella yang berada digendongan Michael. Sedikit terjadi adu tatap antara Stella, Raden dan Michael.
Namun saat melihat mereka semua, Stella turun dari gendongannya dengan hati-hati. Ada yang aneh, mereka tidak lengkap, satu orang tidak berada disana. Claritta, dimana dia?
"Maaf, gue terlambat," kata Michael dingin. Gadis yang berada di sampingnya menoleh kearah nya, menatapnya seakan baru sadar sesuatu.
'Kembali menjadi Michael yang cuek.'
"Gue pikir kalian habis kencan," sahut Raden datar.
"Hanya sekedar pendekatan."
"Suruh siapa ngajak dia?" tanya Kyra ketus. Ia tampak tak menyukai kehadiran nya disini.
"Gue," jawab Michael tanpa menatap yang bertanya. Ia menyuruh Stella untuk duduk disampingnya. Sedangkan kini gadis itu hanya diam tidak menyahut. Matanya terus menatap Raden pilu. Sejak kapan ia menjadi lemah begini? ah, dari dulu juga begitu.
"Gak ada yang mengharapkan dia disini," sahut Raden sinis. Belum apa-apa, Stella merasa matanya memanas.
"Chel, udah gue bilang kan gitu," bisik Stella kepada Michael.
"Kita kesini untuk bersenang-senang. Bukan membahas hal itu. Jadi jangan cari keributan," gertak Michael menatap mereka semua tajam.
"Keributan? Bukannya itu lo? Lo tau dia udah dorong Adelle sampe masuk rumah sakit, terus bikin dia dipanggil ke ruang bk!"
"Terus apa hubungannya sama lo? Lo siapa nya Adelle?" tanya Michael tersenyum. Raden membisu, tidak tau harus menjawab apa.
Pada akhirnya Kyra lah yang menjawab, "Mereka berdua teman SMP, lebih kenal dari dulu daripada dia! Wajar dong kalo Raden lebih milih Adelle, lagian yang salah memang dia!" tunjuk Kyra kepada Stella.
Jujur saja ia makin tertekan.
"Bukan karena cinta pertama?"
Deg!
Semuanya tersentak kaget, sebagian mungkin tau. Tetapi hanya Gerry, dan Stella yang tidak tau.
Raden, Kyra dan Adelle kini semakin terdesak.
"Maksud lo apa?!" sahut Gerry tidak terima.
Michael tersenyum menyebalkan menurut mereka, "Ezra, Harry, itu bener kan?"
Harry dan Ezra sempat melirik ke Raden, "Em... i-iya."
"Tapi bukan berarti gue masih suka Adelle!" tukas Raden kesal.
"Santai den. Gue cuman ingin memastikan, salah?"
Stella mengakui jika Michael pandai membuat seseorang kesal. Pertanyaannya tidak salah, namun terkesan menyudutkan. Bikin gemas saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain (Selesai)
Teen Fiction"Mengandai-andaikan sebuah kebahagiaan adalah kegiatan yang aku sukai." *** Bolehkah aku mengeluh pada takdir-Mu? Takdir yang menyedihkan, takdir yang kejam, takdir yang menyakiti. Apa aku tak pantas untuk memiliki sepercik kebahagiaan? Apakah set...