Happy Reading guys!
'Apa yang hari ini ku ucap, belum tentu bisa ku ingat.'
_______________ 🥀🥀🥀 _______________
Malam ini tidak ada bintang yang bertebaran dimalam yang gelap, hanya ada bulan yang tegap menyinari dunia dari kegelapan, dia sendirian, sepi hanya ada langit berwarna biru tua yang menemaninya.
Sama seperti Stella yang duduk tegap melihat keindahan malam yang sepi, merenung mencoba berfikir bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Ceklek
"Ra?" panggil Harry.
Stella menoleh, "Eh bang, ngapain lo kesini?"
"Lah lo ngapain disitu? Udah kek pawang langit aja."
"Ye ngada-ngada kalo ngomong,"
Harry duduk disamping Stella memandang wajah cantik adiknya. 'Kalo bukan adek gue, udah gue pacarin lo dari lama!'
"Lo lagi ada masalah ya?
Stella tersenyum tipis, "Ga ada kok bang."
"Gue pengen nanya deh. Soalnya ini pertanyaan kek udah terlalu lama gue simpen dan dari hari ke hari tuh gue makin penasaran sama jawabannya."
"Apaan?"
"Lo tertarik kan sama bestie gue?" Seketika mimik wajah Stella berubah, ia sedikit mematung atas pertanyaan yang diberikan kepadanya.
Stella tertawa canggung, "Sok tau lu. Yang punya hati kan gue."
"Emang gue lagi ngomongin bestie yang mana?" saat mengatakan hal itu Harry sedikit menyunggingkan senyumnya.
"Rad-"
"FIX! FIX!-" Sebelum teriakan abang bobroknya ini menghebohkan tetangga dan keluarga, gadis itu buru-buru menutup mulut Harry dengan tangannya.
"Bang lu mau kita jadi bahan gosip rumah sebelah?!" potong Stella dengan kesal.
Harry menatap Stella gemas, "Ya abisnya dan akhirnya semua beban penasaran yang ada di otak gue tuh terangkat. Oh my gosh."
"Sumpah bang lu ngeselin banget, lagian kan gue jawab Raden karena semua orang tuh mempertanyakan hubungan gue sama Raden, jadi spontan gue jawab dia,"
Ya memang tak salah sih, semua orang mempertanyakan tentang dirinya dan Raden. Sehingga Stella pun merasa Harry termasuk salah satu orang yang penasaran.
"Nggak bisa," Harry masih tetap pada spekulasinya, "Fix banget lo tertarik sama Raden, dan Raden juga tertarik- anjir.. bisa jadi kalian udah jadian?!!!!"
"Please talk to me about you and her!" desak Harry
Stella menghela nafas kasar, "Lo gak bisa dipercaya."
"Untuk kali ini nggak, janji!" Harry mengangkat jari kelingkingnya.
"Bener ya? Awas kalo lo bocor. Gue ngambek." Harry mengangguk mantap.
"Sebenarnya gue bingung ini beneran terjalin atau nggak, karena keputusan ini diambil secara sepihak, jir gue bingung jelasinnya."
Harry mengangguk-angguk, "Jadi Raden nembak lo tapi lebih ke nge-klaim lo sebagai pacarnya tanpa adanya persetujuan lo?"
"Nah iya! Makanya gue bingung, gue sama Raden tuh pacaran atau nggak sebenarnya sih, Bang?"
"Tapi lo menikmati kebersamaan kalian berdua kan?" tebak Harry sambil tersenyum menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain (Selesai)
أدب المراهقين"Mengandai-andaikan sebuah kebahagiaan adalah kegiatan yang aku sukai." *** Bolehkah aku mengeluh pada takdir-Mu? Takdir yang menyedihkan, takdir yang kejam, takdir yang menyakiti. Apa aku tak pantas untuk memiliki sepercik kebahagiaan? Apakah set...