Happy Reading guys!
'Luka lama yang sudah tertutup rapat, ternyata kembali terbuka oleh sebuah mimpi yang takdir rencanakan.'
_______________ 🥀🥀🥀 _______________
Stella duduk termenung sembari menyantap makanan yang dipesannya dikantin. Frans, Aksa, dan Reya dibuat bingung dengan tatapan kosong yang terlihat dimata Stella.
"Are you okay?" tanya Frans lembut pada gadis tersebut. Namun pertanyaannya sama sekali tidak digubris.
Sadar akan sesuatu, Reya membatin, 'Apa dia kumat?' refleks Reya menggeleng,'Nggak mungkin.'
Aksa tersenyum mendengar hal itu.
"Lo lagi, kenapa geleng-geleng? Kek udah jadi orang gila aja." Emang ya dasar Aksa, kalau ngomong gak pernah disaring dulu, main ceplas-ceplos aja.Frans yang mendengarnya mempertajam tatapannya pada Aksa. Sedangkan sang pelaku yang ditatap seperti itu hanya menyengir.
Reya membisikkan sesuatu di telinga Stella, hal itu membuat Stella tersadar.
"Jangan di pikirkan, nanti kumat lagi, kamu belum pulih sepenuhnya," bisik Reya lagi.
"Oke maaf. Gak sengaja flashback," Stella tertawa kecil melihat Reya yang sangat takut jika kejiwaannya kembali tak terkendali.
"Gue udah bisa ngontrol emosi kok. Tenang aja."
Aksa mengernyit bingung, bibir Reya dan Stella bergerak, namun tak terdengar suara yang jelas dari keduanya. Frans pun berpikir seperti itu. "Ngobrolin apa sih, sampe bisik-bisik?"
Kedua gadis tersebut saling berpandangan, "Rahasia cewek."
"Ilih, Rahasia cewek. Apaan coba, segala sesuatu emang harus rahasia cewek?" Aksa menye-menye mengulang kembali kata 'Rahasia cewek' dengan mulut yang mengejek.
"Cih, gak usah ikut campur. Cowok mana ngerti!" desis Stella membalas kata-kata Aksa.
"Ya gak bakal ngerti kalo gak dijelasin baby!" sewot Aksa tak terima dengan pernyataan Stella.
Ampun deh, kalo langit dan bumi menyatu ya gini, gak akan pernah damai ini hidup. Daripada terus bertengkar, Reya menggebrak meja sehingga yang terkejut bukan hanya Stella dan Aksa, penghuni kantin juga ikut terkejut. Reya merutuki dirinya yang ceroboh, ingin menghentikan, malah mengundang perhatian.
"Stt! Jangan berantem, ini tempat umum!" gemas Reya tersenyum canggung kepada para murid yang mempehatikan meja mereka.
"Abisnya tuh, si supri ngajak baku hantam!" sinis Stella menatap tajam Aksa.
"Sumpah, lo tuh kaya matahari, panas bat gue deket-deket sama lo!" balas Aksa tak kalah sinis.
Reya menghela nafas panjang, ia memijit pelipisnya yang tengah berputar tersebut. Reya paling tidak suka keributan.
Drt... drt... drt...
"Halo? Iya bang kenapa?" Orang yang berada diseberang sana adalah Gerry.
'Hari ini setelah sekolah langsung pulang, jangan kemana-mana dulu, ada yang harus lo tau tentang diri lo.'
Stella mengerutkan keningnya, "Maksud lo?"
'Udah pulang aja. Inget, jangan kemana-mana!'
Tut.
'Apa maksud Abang?'
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain (Selesai)
Teen Fiction"Mengandai-andaikan sebuah kebahagiaan adalah kegiatan yang aku sukai." *** Bolehkah aku mengeluh pada takdir-Mu? Takdir yang menyedihkan, takdir yang kejam, takdir yang menyakiti. Apa aku tak pantas untuk memiliki sepercik kebahagiaan? Apakah set...