Happy Reading guys!
'Bertemu dengan mu merupakan hal yang aku inginkan sejak dahulu.'
_______________ 🥀🥀🥀 _______________
Reya menghela nafas lega melihat Stella sudah terbangun dari tidurnya. Ia memeluk teman yang sudah ia anggap sahabat nya dengan erat.
"Tante Valerie nya mana?" tanya Reya yang sudah tak melihat Valerie diruangan ini.
"Disini," sahut seseorang yang berada dibelakang Reya. Refleks saja Reya menengok kebelakang, ia melihat ponselnya yang berada di genggaman Valerie.
"Ini punya kamu kan?" tanya Valerie mengangkat ponsel itu. Reya mengangguk, "Iya Tante itu ponsel aku."
Valerie membalikkan benda pipih itu menjadi terbalik, memperlihatkan sebuah foto yang sengaja Reya taruh agar tidak hilang.
"Ini keluarga kamu?"
Stella mengerutkan keningnya melihat foto asing itu, "Oh, itu foto yang mau lo tunjukkin ke gue waktu di sungai?" Stella berjalan menghampiri Valerie, walaupun sedikit oleng, tapi Stella kan anak yang kuat.
"Iya itu fotonya. Itu keluarga yang pengen aku cari."
"Tunggu." Saat melihat foto tersebut, Stella merasa ada yang mengganjal. Untuk sesaat dia berpikir, tapi otak nya melemah akhir-akhir ini.
Valerie mengambil foto tersebut dari tangan Stella dan menunjuk orang yang ada difoto tersebut. "Lelaki ini bernama Bastian Carlos."
Mata Reya membulat sempurna, "Tante mengenal mereka?!!!!"
"Dan perempuan ini bernama Valerie Anastasia." Saat mengatakan hal itu mata bulat Valerie tertutup sekejap.
Oh tidak, ini bukan urusan Stella, ini urusan mereka berdua. Diam-diam Stella kembali ke sofa panjang tersebut dan menyelimuti dirinya.
Reya mengerjapkan matanya, apa ia tak salah dengar? Valerie dan Bastian? Itu nama orang tuanya?
"J-jadi...." Sungguh, rasanya Reya sulit untuk mengeluarkan suara untuk memastikan perkiraannya benar.
Valerie menghembuskan nafas berat, "Sepertinya ini takdir kita berdua. Aku ibu mu."
Deg!!
Suara 3 jantung yang berdetak bersamaan memompa dengan cepat. Keadaan masih hening, semuanya masih tersentak dengan ucapan Valerie.
Seharusnya Reya merasa bahagia karena misinya berjalan lancar walau tak sesuai dugaan. Tapi entah kenapa Reya merasa bimbang, gelisah, dan tak tau harus berbuat apa.
'Menerima atau Menolak?'
~~~
Reya menatap perkarangan rumahnya dengan tatapan kosong. Ucapan Valerie terus terngiang-ngiang di kepalanya. Banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan jika benar Valerie adalah ibunya.Kenapa ia membuang aku?
Kenapa aku ditemukan di tempat yang tak layak?
Dimana ayahku?
Bagaimana rupanya?
Kenapa mereka tak bersama?
Apa yang sebenarnya terjadi?!!
Begitu banyak spekulasi yang bahkan tak bisa ia temukan jawabannya. Reya menutup matanya untuk menghentikan pikiran gilanya. Inilah Reya, ia melampiaskan perasaanya bukan dengan menghancurkan sesuatu atau mengacau, ia hanya harus berpikir jernih dan percaya kalau semua ada solusinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain (Selesai)
Teen Fiction"Mengandai-andaikan sebuah kebahagiaan adalah kegiatan yang aku sukai." *** Bolehkah aku mengeluh pada takdir-Mu? Takdir yang menyedihkan, takdir yang kejam, takdir yang menyakiti. Apa aku tak pantas untuk memiliki sepercik kebahagiaan? Apakah set...