Pencarian

1.1K 126 33
                                    



Selasa, 12 Januari 2021, (12.15).

••-[Happiness]-••

Kedua mata indah itu akhirnya terbuka, secara perlahan ia mengerjapkan mata karena pandangannya buram. Merasa asing dengan tempat, ia kemudian mengedarkan pandangan. Benar, ia tidak tahu tempat apa ini.

Tempatnya berbaring tadi adalah sofa panjang. Untung saja tangannya tidak diikat, tapi tetap saja ia tidak bisa kabur karena ruangan ini tertutup rapat nyaris tidak mendapat cahaya matahari dari luar.

Felix bahkan ragu apakah ini siang atau malam.

"Kamu udah kirim foto itu ke manager mereka?"

"..."

"Kerja bagus, dengan cara itu kemungkinan kamu aman. Bersikap aja seolah kamu saksinya, kasih keterangan yang salah biar mereka gak nemuin Felix dengan mudah."

Sayup-sayup ia dengar seseorang sedang bicara ditelfon.

Ya ampun, apa tidak cukup dengan penculikan Minho dan Jisung? Kenapa sekarang giliran Felix?

"..."

"Kamu gak perlu keluar, kamu harus pantau perkembangan disana. Posisi kamu sebagai staff udah membantu rencana kita."

Oke. Ternyata benar staff yang menemui Felix adalah orang suruhan. Felix sudah curiga sejak awal, tapi sayangnya dia terlambat menghindar.

Felix memegang kepalanya yang terasa sakit. Sudah berapa lama ia tidur? Sepertinya dia dibius.

"..."

"Kamu tenang aja, Felix mungkin inget wajah kamu, tapi saya pastiin dia tutup mulut."

"..."

"Caranya? Gampang, tinggal bunuh aja, beres kan? Dia gak bakal bilang kalo kamu cuma pura-pura jadi saksi, kalo dia bungkam buat selamanya kita aman."

Felix melebarkan mata ketika ia mendengar ucapan orang itu, seketika ia panik. Merogoh saku celana untuk mengambil ponsel, tapi Felix baru ingat baterai ponselnya habis.

"Hyung, jebal... tolongin aku." batin Felix pasrah.

Siapapun, Felix butuh pertolongan! Ia tidak bisa membayangkan dirinya berakhir di tempat asing ini.

"Setelah dia mati, kita langsung berangkat ke Australia."

Felix masih bisa mendengar orang itu berbicara, pikirannya terbagi dua. Antara berfikir siapa yang tega melakukan ini, juga berfikir cara agar bisa keluar menyelamatkan diri.

Sepertinya orang itu berbincang di balik tembok, Felix punya kesempatan untuk mencari jalan keluar. Matanya menyapu sekitar, mendapati sebuah pintu yang terkunci rapat.

Namun sepertinya akan sulit. Mungkin saja pintu itu terkunci? Tidak mungkin Felix bertindak nekat.

"Hi, Felix!"

Felix terperanjat kaget, ia nyaris berteriak. Seorang pria yang ia yakini adalah orang yang tadi berbincang ditelfon muncul di depannya.

Felix mengernyitkan kening. Wajah pria itu tidak tampak seperti wajah orang korea. Jelas sekali dari garis mukanya, pria itu bukan berkewarganegaraan Korea.

"Who are you?!"

Yang ditanya terkekeh, "Kayaknya gak penting deh kalo harus kenalan dulu, bentar lagi kamu berakhir, buat apa kita saling kenal?"

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 - 𝐒𝐭𝐫𝐚𝐲 𝐊𝐢𝐝𝐬 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang