Chapter 11: Memories

121 16 2
                                    


"Semua tentangmu masih teringat jelas di benakku. Saat jarimu menggenggam erat jemari tanganku, saat bibirmu menyentuh lembut bibirku, saat semua tawamu hanya milikku. Bagaimana mungkin kau semudah itu melupakannya? Dan kini aku akan memanggil kenangan itu."

..Which one your choose?..

.
.
.

Jiyeon dengan langkah gontai memasuki apartemen pribadinya, pikirannya berkecamuk setelah mendengar penjelasan dari pria yang beberapa menit lalu ditemuinya.
Bahkan air mata masih saja jatuh membasahi kedua pipinya,

"mianhae oppa, mianhae.." semenjak pertemuannya dengan Suho membuat Jiyeon tak berhenti memikirkannya pengakuan namja itu yang ingin memintanya untuk kembali, Jiyeon juga menyesalkan mengapa dirinya tak mengetahui penderitaan yang dialami pria itu selama ini. Bagaimanapun juga Suho telah banyak menderita dan alasannya selama ini untuk menjaga perasaan Jiyeon agar tidak mengkhawatirkan keadaannya, tapi kenyataannya Suho justru membuatnya beribu kali sakit menunggu dan terus berharap pria itu akan kembali kalau saja namja itu datang lebih awal Jiyeon pasti akan memaafkan dan melupakan semua masa lalunya tapi faktanya kini ia telah dimiliki pria lain yang tak lain adalah adiknya sendiri, Sehun atau Suho gadis itu bahkan tak dapat memilih.

Next in corp.

Sehun dengan senyum sumringah menyambut kedatangan gadis yang berstatus sebagai kekasihnya itu, langkahnya kian dipercepat begitu netranya menemukan Jiyeon yang sudah sedari tadi menunggu di ruangan kerjanya.

"Ji, maaf menunggu lama." Jiyeon berbalik menatap Sehun bimbang,

"Sehun, ada yang ingin aku bicarakan." Jiyeon menggigit bibir bawahnya gusar apakah ia harus memberi tahu mengenai hubungannya dengan Suho di masa lalu? Sebelumnya setelah tiga hari Jiyeon bertemu dengan Suho gadis itu bertekad memberi tahu Sehun perihal masa lalu dirinya, bagaimanapun Sehun harus tahu Jiyeon tidak ingin menutup mata lagi.

"Bicaralah," Sehun menunggu kalimat Jiyeon selanjutnya.

"Aku.." Jiyeon menatap lekat kedua iris hitam itu, Ya dia harus yakin akan keputusannya untuk memberi tahu Sehun apapun konsekuensinya akan ia terima setidaknya Jiyeon akan lebih lega, "Sehun aku.."

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi keduanya, menatap seorang pria diambang pintu yang juga tengah menatap mereka.

"Apa kehadiranku menganggu waktu kalian?" Suho tersenyum miring menatap Jiyeon yang tampak terkejut akan kehadirannya.

"Tidak Hyung, apa ada berkas penting yang harus ku periksa?"

"Ini beberapa laporan keuangan yang harus kau periksa." Suho melangkahkan kakinya mendekati kedua orang itu sebelumnya ia menatap Jiyeon sekilas sebelum benar-benar memberikan berkas itu pada Sehun.

"Kalau begitu aku permisi, sampai jumpa Sehun dan juga adik ipar." Suho menekankan kata 'adik ipar' membuat Jiyeon tak nyaman karenanya Bukan, bukan hanya karena kata itu yang membuat Jiyeon tak nyaman tapi juga beberapa detik lalu saat pria itu melewatinya Suho membisikkan kalimat yang membuat Jiyeon tercekat.

"Akan aku pastikan kau akan kembali padaku."

.
.
.

Irene menghampiri krystal yang baru saja menyelesaikan sesi pemotretannya, "krystal-ssi!" Panggilnya seraya melambaikan tangan.

Merasa terpanggil krystal menoleh pada sang pemilik suara,"ah Sunbae, ada apa?"

Krystal menautkan alisnya merasa bingung tak biasanya senior model di sesama agensinya itu datang menghampirinya seperti sekarang ini.

"Ingin minum teh bersama?"


Jiyeon tampak berpikir setelah Sehun menjelaskan perihal Suho yang menjadi staf di perusahaannya. Apa maksud dan tujuan kakak dari kekasihnya itu bekerja di satu perusahaan milik Sehun? Apa mungkin ia sengaja agar dapat bertemu Jiyeon dengan mudah? Atau mungkin ini merupakan salah satu dari rencananya? Entahlah Jiyeon semakin pusing memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

"Jadi apa yang ingin kau katakan tadi?" Sehun menyesap coffenya, mereka kini sedang menikmati makan siang bersama di cafetaria dekat kantor Sehun.

"Ah, itu.. aku baru saja membeli anak anjing aku ingin memperkenalkannya pada Vivi." Jiyeon tersenyum kikuk akan ucapannya barusan, sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk memberi tahu Sehun terlebih Suho yang membuatnya enggan untuk mengatakan yang sebenarnya pada pria dihadapannya kini.

Sehun menatap Jiyeon curiga, siapa yang  percaya akan pernyataan konyol Jiyeon barusan? Terlebih saat diruangannya tadi sepertinya gadis itu akan membicarakan hal yang serius padanya tapi begitu menyadari Jiyeon tak  mengatakannya sekarang membuat Sehun enggan untuk bertanya lebih.

"Semoga bukan hal yang buruk.."

To be continued..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Which one your choose?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang