Bab 1 Pengumuman Perkemahan

37 17 30
                                    

Amalia berjalan dengan santai saat memasuki area sekolah. Sesekali beberapa teman-temannya yang melintas menegur sapa dirinya. Tak heran Amalia termasuk siswi populer di sekolahnya. Hal itu karena disebabkan oleh kecerdasannya.

Amalia memasuki kelasnya yang bertuliskan kelas 12 A. Amalia tersenyum saat melihat Cindy teman sebangkunya melambaikan tangan kepadanya. Amalia langsung berjalan ke arah Cindy dan ikut duduk di sebelahnya.

"Mal, udah ngerjain PR Geografi belum?" tanya Cindy sambil cengengesan.

Amalia menghela napas, baru saja dia duduk Cindy sudah menanyakan tentang PR-nya.

Amalia melepaskan tas yang ada di pundaknya. Lalu membuka tas itu dan mengambil buku catatan geografinya, kemudian menyerahkan kepada Cindy.

"Makasih, woy Amalia udah ngerjain PR Geografi. Mau lihat nggak kalian?"

Amalia menepuk jidatnya saat mendengar Cindy berteriak membagikan jawabannya pada teman sekelasnya. Tentu saja, seluruh temannya yang ada di kelas langsung menggerumbungi meja Amalia dan Cindy untuk meminta jawaban.

Setelah beberapa menit, jam pertama pun dimulai. Semua teman-teman Cindy dengan cepat kembali ke tempat duduknya saat melihat Ibu Sulis masuk ke dalam kelas mereka.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi Bu," ucap seluruh kelas.

"Oke langsung saja, sebelum memulai pelajaran. Kumpulkan PR minggu kemaren sambil Ibu absen satu persatu."

Amalia menengok ke arah sebelahnya saat merasakan ada seorang yang menoel-noel dirinya.

"Mal, gimana dong. Gue belum selesai nih," bisik Cindy pelan.

"Makanya cepetan ngerjainnya."

Cindy mengacak rambutnya frustasi. Sedangkan Amalia hanya terkekeh melihatnya.

" Alda Saputri."

"Amalia Faranisa."

Amalia tersenyum menatap Cindy dengan tangan mengisyaratkan meminta bukunya. Cindy pun hanya bisa menatap Amalia dengan wajah kesal sambil mengembalikan buku Amalia.

Amalia langsung berjalan ke arah meja guru untuk mengumpulkan tugasnya.

Dan berakhirlah Cindy dengan mengumpul PR-nya yang tidak selesai.

Saat ini suasana kelas nampak hening, mendengarkan materi yang diberikan oleh Ibu Sulis. Sesekali Amalia mencatat hal-hal penting yang disampaikan Ibu Sulis pada buku catatannya.

"Dalam menggambar peta dalam bidang datar, kita harus menentukan skala. Semakin besar suatu peta dalam bidang datar, maka semakin kecil skala peta tersebut. Sedangkan semakin kecil suatu peta dalam bidang datar, maka semakin besar pula skala peta tersebut."

Saat Ibu Sulis sedang menyampaikan materi. Tiba-tiba datang seorang guru laki-laki bernama Bapak Saprudin ke kelas 12 A.

"Maaf bu, mengganggu waktunya sebentar. Ada yang ingin saya sampaikan pada anak-anak," ucap Bapak Saprudin meminta izin.

"Iya Pak, silahkan."

Bapak Saprudin pun mulai menjelaskan kepada para siswa-siswi.

"Jadi minggu depan sekolah akan mengadakan acara berkemah. Diharapkan seluruh siswa-siswi kelas 12 dapat mengikuti acara ini."

Seketika suasana kelas langsung gaduh. Pengumuman dari Bapak Saprudin disambut dengan teriakan riuh dari teman-teman Amalia.

"Asik kita liburan," ucap Tono sambil berjoget.

"Anak-anak semua diam," ucap Ibu Sulis, seketika suasana kelas langsung hening kembali.

"Baiklah Bapak akan membagikan surat persetujuan dari orang tua kalian yang harus ditanda tangani. Surat akan dikumpul bertepatan dengan hari H kita melaksanakan acara perkemahan. Bapak minta tolong untuk ketua kelas membagikannya"

Ando langsung berdiri mengambil surat-surat yang ada di tangan Bapak Saprudin, lalu membagikannya ke teman-teman di kelas.

"Sekian itu saja pengumuman dari Bapak. Terima Kasih."

Setelah Bapak Saprudin keluar meninggalkan kelas. Pembelajaran yang sempat terhenti pun kembali dilanjutkan.

"Mal, lo bakalan ikut, nggak?" tanya Cindy.

"Gimana ya, nanti gue tanya nyokap sama bokap gue dulu deh. Soalnya gue juga rada malas ikut acara gituan," jawab Amalia bingung.

"Ish, pokoknya lo harus ikut. Kapan lagi kan sekolah ngadain acara kaya gini. Kalo bokap sama nyokap lo nggak ngizinin, nanti gue pasti bantu bujuk," balas Cindy memaksa.

Amalia mengaruk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Gue pengennya tuh rebahan dirumah. Soalnya gue anaknya tuh kalo udah PW, nggak mau ngapa-ngapain," ucap Amalia dengan cengengesan.

"Apaan tuh PW?" tanya Cindy bingung.

"Posisi Wenak."

"Dasar generasi rebahan," sindir Cindy dengan wajah kesal.

"Cindy, Amalia kalian berdua lagi ngomongin apa?" Cindy dan Amalia langsung seketika diam mendengar suara Ibu Sulis.

"Nggak ngomongin apa-apa bu," jawab Cindy sambil tersenyum masih kepada Ibu Sulis.

"Awas kalau kalian Ibu lihat lagi ngobrol," ancam Ibu Sulis.

Amalia dan Cindy pun saling lirik dengan menahan senyum mereka.

.........

Hai semua lama banget aku nggak pernah nulis cerita lagi di Wattpad. Semoga kali ini aku bakal bisa nulis setiap harinya.

Ini merupakan salah satu Project Writing For World bagi setiap member untuk menulis cerita selama 30 hari. Semoga berhasil ya.

Jangan lupa kasih vote dan comment biar aku tambah semangat bikin ceritanya.

















Gray Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang