Part 16~ Cindy Meninggal

4 2 0
                                    

Keesokan harinya, setelah Amalia dan Zulfa pergi ke perpustakaan gaib itu. Amalia kesekolah nya pagi-pagi sekali. Amalia sekarang sedang mengerjakan PR Sosiologi yang malam tadi tidak sempat dia kerjakan. Semalam Amalia hanya memikirkan tentang ucapan Bapak Adiguna dan juga Zulfa yang memintanya untuk berhenti mengambil raga seorang droga.

Tinggal soal terakhir yang harus dijawab Amalia. Amalia membaca soal itu dengan seksama.

Sosiologi mempunyai empat ciri ilmu antara lain empiris, teoritis, kumulatif dan non etis. Apakah yang dimaksud dari ciri ilmu sosiologi yang bersifat non etis?

Amalia mengingat-ingat jawaban dari pertanyaan tersebut. Walaupun matanya mengalami kebutaan monokrom, tetapi itu tidak mempengaruhi pelajaran yang Amalia dapat.

Setelah lama mengingat jawaban tentang pengertian ilmu sosiologi bersifat non etis. Akhirnya Amalia menulis jawabannya di buku tugasnya.

Ilmu sosiologi bersifat non etis yaitu pembahasan suatu permasalahan dalam ilmu sosiologi yang tidak mempersoalkan baik atau buruknya masalah tersebut, tetapi lebih pada tujuannya dalam membahas permasalahan yang digaji secara lebih mendalam.

"Selesai!" gerutu Amalia.

Amalia kemudian menutup bukunya, lalu Amalia menelungkupkan kepalanya di atas meja dan menjadikan bukunya tadi sebagai atas untuk kepalanya.

Amalia memejamkan matanya, Amalia berniat untuk tidur sebentar. Amalia mengantuk, wajar saja semalaman Amalia tidak tidur.

Berapa saat kemudian kelas Amalia mulai ramai, teman-temanya mulai berdatangan. Amalia merasakan ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Tetapi Amalia tidak berniat sekalipun untuk melihat siapakah orang yang duduk di sebelahnya itu.

"Mal, lo udah ngerjain PR sosiologi belum?" bisik seseorang yang duduk di bangku sebelah Amalia.

Mendengar suaranya saja Amalia sudah tahu siapa pemilik suara itu. Itu pasti temannya Cindy.

Tangan Amalia mengambil buku yang menjadi alas kepalanya tidur di meja. Amalia menyerahkan buku PR-nya pada Cindy dengan wajah yang masih menelungkup di atas meja.

"Makasih," ucap Cindy sambil mengambil buku yang diserahkan Amalia.

"Hmm," Amalia hanya menjawab Cindy dengan gumaman saja.

Beberapa saat kemudian Amalia merasakan Cindy yang memanggil namanya sambil menepuk-nepuk tangan Cindy dengan pelan.

"Mal, ini bacaannya apa?"

Amalia mengangkat kelapanya dan melihat ke arah tulisan yang ditanyakan Cindy padanya.

"Oleh sebab itu," jawab Amalia.

Amalia menghela napas lelah. Amalia melihat jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul 07.25 Wib, berarti sekitar 5 menit lagi jam pelajaran pertama akan dimulai.

"Mal,nih. Makasih ya," Cindy mengembalikan buku pada Amalia.

Amalia melihat kearah bukunya ditangan Cindy, lalu mengambilnya.

"Sama-sama."

Amalia kemudian menatap mata Cindy. Amalia diam karena terkejut.

'Cindy droga?'  tanya Amalia tak percaya dalam hati.

Mata Cindy mengeluarkan cahaya kuning saat bertatapan dengan mata Amalia. Beberapa saat kemudian,

Brakk,

Cindy jatuh tersungkur dilantai dengan kondisi yang mengenaskan. Darah mengalir keluar dari matanya.

"Cindy!" teriak Amalia histeris.

Semua orang di kelas, langsung menatap ke arah Amalia yang berteriak histeris.

Amalia mendekati tubuh Cindy yang tergeletak dilantai. Amalia menaruh kepala Cindy di atas pahanya. Teman-temannya menggerumbungi Amalia dan juga Cindy.

"Cindy, bangun!" ucap Amalia sambil menepuk-nepuk pelan pipi Cindy.

Amalia menangis histeris karena Cindy yang tidak kunjung membuka matanya.

"Hiks... Cindy, jangan tinggalin gue."

Tiba-tiba datang Yuli dan ilma yang melakukan Siaran Live di channel YouTube mereka.

"Hallo guys, bertemu lagi dengan Yuli yang Canss cetar membahana. Kali ini Yuli mau memberikan info dari kelas 12A IPS. Ada seorang siswa bernama Cindy yang meninggal guys. Kalian bisa lihat kondisi jasat nya."

Kamera Ilma menyorot ke arah Cindy dan Amalia di lantai. Wajah Amalia menatap tajam pada Yuli dan Ilma.

Amalia berdiri dan langsung merampas kamera yang ada di tangan Ilma. Amalia lalu menghempaskan kamera itu ke lantai.

"Ihh, lo kok banting kamera gue sih. Nggak lucu tahu nggak!" ucap Ilma kesal, kemudian memungut kameranya di lantai.

"Iya, nggak lucu tahu nggak! Yuli sama Ilma kan beli kameramnya pakai duit," sambung Yuli.

"Lo pikir, ngeliput orang mati buat konten itu lucu?" tanya Amalia sarkas.

Yuli dan Ilma seketika langsung bungkam.

"Kenapa lo berdua diam, hah?" teriak Amalia.

Sesaat kemudian datang beberapa dewan guru mengangkat mayat Cindy keluar dari kelas. Di ikuti oleh Amalia di belakang.

****

Segini aja ya guys




Gray Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang